Adobe AIR (Adobe Integrated Runtime) pernah menjadi platform yang populer untuk mengembangkan aplikasi desktop dan web yang kaya. Meskipun Adobe telah menghentikan dukungan resmi untuk Adobe AIR pada versi terbarunya, banyak pengembang dan pengguna masih mempertimbangkan penggunaan Adobe AIR di lingkungan Linux. Artikel ini akan mengupas tuntas seputar Adobe AIR di Linux, mulai dari sejarahnya, cara instalasi, tantangan yang dihadapi, hingga solusi alternatif yang tersedia.
Adobe AIR pertama kali dirilis pada tahun 2008. Tujuannya adalah untuk memungkinkan pengembang web membuat aplikasi desktop yang dapat berjalan di berbagai sistem operasi, termasuk Windows, macOS, dan Linux. Dengan AIR, pengembang dapat menggunakan teknologi web seperti HTML, CSS, JavaScript, dan Flash untuk membangun aplikasi yang lebih interaktif dan kaya fungsionalitas dibandingkan dengan aplikasi web tradisional. Keunggulan utamanya adalah kemampuan untuk mengakses fitur-fitur sistem operasi yang lebih dalam, seperti notifikasi desktop, manajemen file, dan integrasi dengan aplikasi lokal lainnya.
Bagi sebagian pengguna Linux, terutama mereka yang beralih dari platform lain atau yang terbiasa dengan aplikasi yang dikembangkan menggunakan Adobe AIR, keberadaannya tetap menjadi pertimbangan. Beberapa aplikasi penting atau yang sangat disukai mungkin hanya tersedia dalam format Adobe AIR. Selain itu, bagi pengembang yang masih memiliki basis kode AIR yang besar, migrasi ke platform lain bisa memakan waktu dan biaya. Oleh karena itu, mencari cara untuk tetap menjalankan atau menginstal Adobe AIR di Linux menjadi relevan bagi segmen pengguna tertentu.
Salah satu tantangan terbesar dalam menggunakan Adobe AIR di Linux adalah kebijakan Adobe yang telah menghentikan pengembangan aktif dan dukungan untuk platform ini. Versi terakhir yang dirilis adalah versi 2.6 untuk Linux, dan ini sudah cukup lama tertinggal dibandingkan dengan versi yang tersedia di platform lain. Akibatnya, kompatibilitas dengan distribusi Linux modern seringkali menjadi masalah.
Beberapa kendala umum meliputi:
Meskipun berisiko, ada beberapa cara yang bisa dicoba untuk menginstal Adobe AIR di Linux, terutama untuk distribusi yang lebih tua atau dengan penyesuaian tertentu. Penting untuk dicatat bahwa metode ini mungkin tidak berhasil di semua sistem dan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati.
Langkah-langkah umum biasanya melibatkan pengunduhan paket instalasi AIR dari arsip Adobe (jika masih tersedia) dan menjalankannya melalui terminal.
# Untuk file .deb
sudo dpkg -i adobeair.deb
# Jika ada error dependensi, coba:
sudo apt --fix-broken install
# Untuk file .rpm
sudo rpm -ivh adobeair.rpm
# Atau dengan yum/dnf
sudo yum localinstall adobeair.rpm
sudo dnf localinstall adobeair.rpm
# Untuk file .bin
chmod +x adobeair.bin
sudo ./adobeair.bin
Jika Anda menemukan masalah dependensi, Anda mungkin perlu menginstal pustaka yang hilang secara manual. Cari informasi spesifik mengenai dependensi untuk versi Adobe AIR yang Anda coba instal dan distribusi Linux Anda.
Mengingat dukungan yang terbatas dan risiko keamanan, sangat disarankan untuk mencari solusi alternatif daripada memaksakan penggunaan Adobe AIR di sistem Linux modern.
Banyak aplikasi yang dulunya dikembangkan dengan Adobe AIR kini telah memiliki versi native untuk Linux atau telah bermigrasi ke teknologi web modern yang dapat diakses melalui browser. Jelajahi repositori perangkat lunak distribusi Anda atau cari alternatif open-source yang fungsionalitasnya serupa.
Jika aplikasi AIR yang Anda butuhkan adalah untuk mengakses layanan online, pertimbangkan untuk menggunakan antarmuka webnya langsung dari browser Anda. Sebagian besar layanan yang dulu memiliki aplikasi AIR kini fokus pada pengalaman web yang responsif.
Bagi pengembang yang masih berinvestasi pada ekosistem Adobe AIR, ini adalah waktu yang tepat untuk mempertimbangkan migrasi. Teknologi seperti Electron (yang digunakan oleh VS Code, Slack, dan banyak aplikasi desktop modern lainnya) menawarkan cara untuk membangun aplikasi desktop menggunakan tumpukan teknologi web (HTML, CSS, JavaScript) namun dengan dukungan dan komunitas yang aktif serta modern.
Untuk kasus yang sangat spesifik di mana migrasi tidak memungkinkan, menjalankan aplikasi AIR lama mungkin bisa dilakukan di lingkungan virtual machine yang menjalankan sistem operasi yang didukung oleh versi AIR terakhir. Namun, ini adalah solusi yang memakan sumber daya dan masih memiliki risiko keamanan.