Simbol pencapaian pencerahan di bawah Pohon Bodhi.
Agama Buddha, salah satu dari tiga agama besar dunia, berawal dari ajaran-ajaran yang disampaikan oleh seorang pangeran India bernama Siddhartha Gautama. Perjalanan spiritualnya yang unik dan pencarian kebenaran mendalam inilah yang kemudian menjadi fondasi bagi jutaan pengikut di seluruh dunia. Pertanyaan mendasar tentang asal-usul agama ini seringkali mengarah pada satu nama kunci: Sang Buddha.
Siddhartha Gautama lahir sekitar abad ke-5 SM di Kapilavastu, yang sekarang berada di perbatasan Nepal dan India. Lahir dari keluarga kerajaan, ia hidup dalam kemewahan dan terlindungi dari segala bentuk penderitaan. Namun, pengalaman pertamanya menghadapi usia tua, penyakit, kematian, dan seorang pertapa suci membuka matanya terhadap realitas kehidupan yang penuh dengan ketidakpuasan dan penderitaan. Kesadaran ini mendorongnya untuk meninggalkan kehidupan istana pada usia 29 tahun, dalam sebuah peristiwa yang dikenal sebagai "Pengunduran Diri Agung" (Mahabhinishkramana).
Selama bertahun-tahun, Siddhartha berkelana mencari pemahaman tentang hakikat penderitaan dan jalan untuk mengakhirinya. Ia mempelajari berbagai aliran filsafat dan praktik asketisme yang ekstrem, namun tidak ada yang memberinya kedamaian atau pemahaman yang sesungguhnya. Akhirnya, ia memutuskan untuk menempuh jalan tengah, sebuah keseimbangan antara pemuasan diri dan penyiksaan diri.
Perjalanan Siddhartha mencapai puncaknya ketika ia duduk bermeditasi di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya. Pada malam purnama, setelah mengatasi berbagai godaan dan rintangan batin, ia mencapai pencerahan sempurna (Buddha-hood). Pada momen inilah ia menjadi Sang Buddha, Sang "Yang Tercerahkan" atau "Yang Sadar".
Setelah mencapai pencerahan, Sang Buddha menghabiskan sisa hidupnya, sekitar 45 tahun, mengajarkan Dhamma (kebenaran universal) kepada berbagai lapisan masyarakat. Ajaran-ajarannya tidak hanya bersifat filosofis, tetapi juga praktis, berfokus pada bagaimana seseorang dapat mencapai kebahagiaan abadi dengan menghentikan siklus penderitaan. Ajaran-ajaran awal ini menekankan beberapa konsep fundamental:
Agama Buddha mula mula diajarkan oleh Sang Buddha kepada para pengikutnya yang kemudian dikenal sebagai Sangha (komunitas para bhikkhu dan bhikkhuni). Awalnya, ajaran ini disebarkan secara lisan dari guru ke murid. Sang Buddha sendiri melakukan perjalanan ke berbagai tempat di India utara, mengajarkan Dhamma di kota-kota besar seperti Sarnath, Savatthi, dan Rajagaha.
Kecemerlangan ajarannya, welas asihnya, dan kemampuannya untuk berbicara dalam bahasa yang dapat dipahami oleh rakyat jelata membuat ajaran Buddha dengan cepat mendapatkan pengikut. Ia tidak memandang status sosial, kasta, atau jenis kelamin, membuka pintunya bagi siapa saja yang ingin belajar dan mempraktikkan Dhamma. Ajaran ini menawarkan jalan menuju pembebasan dari penderitaan yang dapat diakses oleh semua makhluk.
Seiring waktu, ajaran Sang Buddha mulai menyebar melampaui batas-batas India, dibawa oleh para biksu dan biksuni yang berdedikasi. Melalui misi-misi inilah agama Buddha akhirnya mencapai Sri Lanka, Asia Tenggara, Asia Tengah, dan Asia Timur, membentuk berbagai tradisi dan mazhab yang berbeda namun tetap berakar pada ajaran inti Sang Buddha.
Secara ringkas, agama Buddha mula mula diajarkan oleh Siddhartha Gautama setelah ia mencapai pencerahan menjadi Sang Buddha. Ajaran-ajarannya yang mendalam tentang penderitaan, penyebabnya, dan jalan untuk mengakhirinya telah memberikan panduan spiritual bagi miliaran orang selama lebih dari dua milenium.