Ilustrasi keagungan dan cahaya ilahi.
Al-Qur'an adalah pedoman hidup umat Islam yang berisi petunjuk, kisah inspiratif, dan hukum-hukum ilahi. Di dalam kitab suci ini terdapat ayat-ayat yang memiliki kedalaman makna dan keutamaan luar biasa. Salah satu ayat yang sering menjadi renungan adalah Surah Al-Baqarah ayat 254. Ayat ini sering dibaca dalam bentuk latin untuk memudahkan pembacaan bagi mereka yang belum fasih membaca Al-Qur'an dalam bahasa Arab. Pemahaman mendalam terhadap ayat ini dapat meningkatkan keimanan dan ketaatan kita kepada Allah SWT.
"Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyum. Laa ta'khuduhuu sinatuw wa laa naum. Lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ard. Man dzaalladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih. Ya'lamu maa baina aideehim wa maa kholfahum. Wa laa yuhithuuna bisyay'im min 'ilmihii illaa maa syaa'. Wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ard. Wa laa ya'uuduhuu hifdhumaa. Wa huwal 'aliyyul 'azhiim."
Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Hidup, lagi Maha Mengatur. Tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan apa-apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
Ayat 254 dari Surah Al-Baqarah ini dikenal juga sebagai Ayat Kursi. Ayat ini adalah permata dari Al-Qur'an yang menjelaskan tentang keagungan, kekuasaan, dan sifat-sifat kesempurnaan Allah SWT. Mari kita bedah setiap bagian dari ayat ini untuk memahami signifikansinya.
"Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyum." (Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Hidup, lagi Maha Mengatur.)
Bagian awal ayat ini menegaskan konsep tauhid yang fundamental dalam Islam. Hanya Allah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Kata "Al-Hayyu" berarti Maha Hidup, menunjukkan bahwa Allah adalah sumber kehidupan yang abadi, tidak pernah mati, dan tidak pernah mengalami kelemahan. "Al-Qoyyum" berarti Maha Mengatur atau Maha Berdiri Sendiri, menegaskan bahwa Allah tidak membutuhkan pertolongan siapapun dalam mengatur alam semesta. Segala sesuatu bergantung kepada-Nya.
"Laa ta'khuduhuu sinatuw wa laa naum. Lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ard." (Tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.)
Allah tidak pernah lalai sedikitpun. Mengantuk dan tidur adalah sifat makhluk yang membutuhkan istirahat karena keterbatasan fisik. Allah Yang Maha Sempurna tidak memiliki keterbatasan tersebut. Kepemilikan-Nya atas seluruh langit dan bumi menunjukkan kekuasaan-Nya yang mutlak. Tidak ada satu partikel pun yang luput dari pengetahuan dan kekuasaan-Nya.
"Man dzaalladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih." (Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya.)
Ayat ini mengingatkan bahwa syafa'at (pertolongan) hanya bisa terjadi atas izin Allah. Tidak ada siapapun, bahkan nabi atau malaikat, yang dapat memberikan syafa'at tanpa izin dari-Nya. Ini menekankan pentingnya memohon pertolongan langsung kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya.
"Ya'lamu maa baina aideehim wa maa kholfahum. Wa laa yuhithuuna bisyay'im min 'ilmihii illaa maa syaa'." (Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan apa-apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.)
Pengetahuan Allah mencakup segalanya, baik yang telah terjadi, sedang terjadi, maupun yang akan terjadi. Tidak ada satupun yang tersembunyi dari-Nya. Sementara itu, pengetahuan manusia sangat terbatas, hanya apa yang diizinkan oleh Allah untuk diketahui.
"Wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ard. Wa laa ya'uuduhuu hifdhumaa. Wa huwal 'aliyyul 'azhiim." (Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.)
"Kursi" dalam ayat ini diartikan sebagai singgasana kekuasaan Allah, atau dalam tafsir lain sebagai tempat berpijaknya kaki Allah. Luasnya "Kursi" yang meliputi seluruh langit dan bumi menggambarkan keagungan Allah yang tak terhingga. Memelihara seluruh alam semesta ini tidaklah memberatkan-Nya, karena kekuasaan-Nya meliputi segalanya. Allah Maha Tinggi dan Maha Besar, melampaui segala sesuatu yang bisa dibayangkan oleh manusia.
Membaca Ayat Kursi memiliki banyak keutamaan yang diriwayatkan dalam hadis-hadis Nabi Muhammad SAW. Di antaranya adalah:
Memahami dan mengamalkan kandungan Al Baqarah ayat 254 dalam kehidupan sehari-hari akan membawa ketenangan hati, kekuatan spiritual, dan perlindungan dari Allah SWT. Ayat ini adalah pengingat konstan akan kebesaran Sang Pencipta dan pentingnya berserah diri sepenuhnya kepada-Nya.