Ilustrasi simbolik keagungan malam dan penciptaan.
Surat Al-Falaq (Yang artinya "Waktu Subuh") merupakan salah satu dari dua surat mu'awwidzat (surat-surat perlindungan) dalam Al-Qur'an, bersama dengan Surat An-Nas. Surat ini menempati urutan ke-113 dalam mushaf dan terdiri dari lima ayat pendek yang sarat makna. Keutamaan membaca surat ini sangatlah besar, terutama sebagai sarana memohon perlindungan kepada Allah SWT dari segala macam keburukan dan kejahatan yang ada.
Keindahan Surat Al-Falaq tidak hanya terletak pada makna dan doanya, tetapi juga pada bagaimana lafaznya diucapkan dengan benar sesuai kaidah tajwid. Tajwid adalah ilmu yang mempelajari tata cara mengucapkan huruf-huruf Al-Qur'an dengan baik dan benar, termasuk makhraj (tempat keluarnya huruf) dan sifat-sifat huruf, serta hukum-hukum bacaan seperti idgham, idh-har, iqlab, dan mad. Mempelajari tajwid saat membaca Al-Qur'an, termasuk Surat Al-Falaq, adalah bentuk penghormatan dan upaya untuk membaca kalam Allah sebagaimana yang diturunkan kepada Rasulullah SAW.
Ayat-ayat Surat Al-Falaq dan Maknanya
Mari kita simak ayat-ayat Surat Al-Falaq beserta terjemahannya:
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Fajar.
مِن شَرِّ مَا خَلَقَ
Dari kejahatan makhluk-Nya.
وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita.
وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ
Dan dari kejahatan perempuan-perempuan penyihir yang meniup pada buhul-buhul.
وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki."
Tajwid dalam Surat Al-Falaq
Setiap ayat dalam Surat Al-Falaq mengandung pelajaran tajwid yang penting. Memahami dan mempraktikkan tajwid ini akan meningkatkan kualitas bacaan kita dan menambah kekhusyukan dalam berdoa.
Ayat 1: قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ
Idgham Mimi: Pada lafaz "qul a'uudzu". Huruf "lam" sukun pada "qul" bertemu dengan "ain" pada "a'uudzu". Ini adalah contoh Idgham Mimi (atau sering disebut Idgham Mutlaq atau Idgham Ghunnah jika ada nun sukun bertemu ba), namun dalam kasus ini, ia lebih merujuk pada cara pengucapan yang halus tanpa perubahan hakiki pada hurufnya, lebih kepada menyambung dengan bacaan yang mengalir. Namun, para ahli tajwid lebih banyak membahas mad.
Mad Wajib Muttasil: Pada lafaz "a'uudzu". Huruf mad "wawu" (و) bertemu dengan hamzah (ء) dalam satu kalimat. Hukumnya adalah wajib dibaca panjang, yaitu 4 atau 5 harakat.
Alif Lam Syamsiah: Pada lafaz "al-falaq". Huruf "lam" pada "al-" tidak dibaca, dan huruf sesudahnya (fa') ditasydidkan.
Ayat 2: مِن شَرِّ مَا خَلَقَ
Ikhfa' Haqiqi: Pada lafaz "min syarri". Huruf "nun sukun" (ن) bertemu dengan huruf "syin" (ش). Dibaca samar dengan dengung sepanjang 2 harakat, dengan menahan nun di hidung.
Mad Wajib Muttasil: Pada lafaz "maa khalaqa". Huruf mad "alif" (ا) bertemu dengan hamzah (ء) dalam satu kalimat. Dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
Tarqiq (Tipis): Pada lafaz "khalaqa". Huruf "lam" dibaca tipis karena huruf sebelumnya adalah "kha'" yang berharakat fathah.
Ayat 3: وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
Ikhfa' Haqiqi: Pada lafaz "min syarri". Sama seperti ayat kedua, nun sukun bertemu syin, dibaca samar dengan dengung.
Idgham Bighunnah: Pada lafaz "ghaasiqin idzaa". Tanwin (nun mati yang berharakat fathatain) pada "ghaasiqin" bertemu dengan huruf "dzal" (إِذَا). Dibaca masuk dengan dengung selama 2 harakat, meskipun ada perbedaan pandangan mengenai ini, mayoritas mengklasifikasikannya sebagai ikhfa' karena sifat huruf dzal yang tidak makhrajnya jauh dari nun.
Mad Jaiz Munfasil: Pada lafaz "idzaa waqaba". Huruf mad "alif" (ا) bertemu dengan hamzah (ء) yang berada di lain kalimat. Hukumnya adalah boleh dibaca panjang 2, 4, atau 5 harakat.
Qalqalah Sugra: Pada lafaz "waqaba". Huruf "qaf" (ق) yang berharakat sukun berada di tengah kalimat. Dibaca dengan pantulan yang ringan.
Ayat 4: وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ
Idgham Syamsiah: Pada lafaz "annaffaa". Huruf "lam" pada "al-" hilang dan huruf "nun" (ن) pada "naffaa" ditasydidkan.
Ghunnah: Terdapat dengung pada huruf "nun" bertasydid di lafaz "annaffaa".
Mad Arid Lissukun: Pada lafaz "al-'uqadi". Huruf mad "ya'" (ي) bertemu dengan huruf sukun yang berharakat 'ain yang diwaqafkan di akhir ayat. Dibaca panjang 2, 4, atau 6 harakat.
Ayat 5: وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Ikhfa' Haqiqi: Pada lafaz "hasadin idzaa". Tanwin pada "hasadin" bertemu dengan huruf "dzal" (إِذَا). Dibaca samar dengan dengung.
Mad Jaiz Munfasil: Pada lafaz "idzaa hasada". Huruf mad "alif" (ا) bertemu dengan hamzah (ء) di lain kalimat. Dibaca panjang 2, 4, atau 5 harakat.
Keutamaan dan Manfaat Membaca Al-Falaq
Surat Al-Falaq adalah perisai pelindung bagi umat Islam. Rasulullah SAW sendiri menganjurkan untuk membacanya secara rutin, terutama sebagai bacaan sebelum tidur, setelah shalat fardhu, dan di waktu-waktu lain ketika merasa membutuhkan perlindungan. Keutamaan membacanya disebutkan dalam banyak hadits, di antaranya adalah perlindungan dari kejahatan sihir, jin, ain (pandangan mata jahat), dan segala bentuk mudharat lainnya.
Dengan memahami tajwidnya, bacaan kita menjadi lebih indah, lebih bermakna, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Upaya untuk membaca Al-Qur'an dengan benar adalah bentuk ibadah yang sangat dicintai Allah. Surat Al-Falaq mengingatkan kita akan kekuasaan Allah yang Maha Pencipta, serta mengingatkan kita untuk selalu berserah diri dan memohon perlindungan hanya kepada-Nya dari segala keburukan yang mungkin datang dari ciptaan-Nya sendiri.
Semoga pemahaman tentang Surat Al-Falaq dan tajwidnya ini dapat menambah khazanah keilmuan kita dan menjadi amalan yang membawa keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.