Pelayanan terhadap Kitab Suci Al-Qur'an merupakan fondasi spiritual dan misi utama bagi Kerajaan Arab Saudi, sebuah tanggung jawab mulia yang diemban secara turun-temurun oleh para pemimpinnya. Di bawah kepemimpinan Penjaga Dua Kota Suci, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, komitmen ini telah diperkuat dan diperluas skalanya hingga mencapai dimensi global yang belum pernah terjadi sebelumnya. Upaya Raja Salman dalam memastikan ketersediaan, keakuratan, dan penyebaran Al-Qur'an ke seluruh penjuru dunia tidak hanya mencerminkan pengabdian pribadi, tetapi juga merupakan manifestasi nyata dari peran Kerajaan sebagai pusat spiritual umat Islam.
Pusat dari upaya kolosal ini adalah Kompleks Percetakan Al-Qur'an Raja Fahd (King Fahd Complex for the Printing of the Holy Qur’an/KFQPC) di Madinah. Institusi ini, yang didirikan sebagai mercusuar pelayanan, telah bertransformasi menjadi mesin produksi spiritual terbesar dan paling akurat di dunia. Di bawah naungan dan pengawasan langsung dari Raja Salman, KFQPC terus berinovasi, tidak hanya dalam mencetak mushaf tetapi juga dalam proyek penerjemahan, penelitian keilmuan, dan digitalisasi, memastikan bahwa pesan ilahi dapat diakses oleh setiap Muslim, di manapun mereka berada, dalam bahasa yang mereka pahami.
Ilustrasi simbolis mushaf Al-Qur'an terbuka, jantung pelayanan Raja Salman.
Kompleks Percetakan Al-Qur'an Raja Fahd di Madinah Al-Munawwarah bukan sekadar fasilitas percetakan; ia adalah sebuah proyek keilmuan dan logistik yang terintegrasi penuh. Sejak awal pendiriannya, visi utama proyek ini adalah menghilangkan keraguan sekecil apa pun mengenai keotentikan teks mushaf. Dalam konteks pelayanan Raja Salman, peran KFQPC semakin vital sebagai lembaga penjamin mutu tertinggi bagi cetakan Al-Qur'an yang didistribusikan ke seluruh dunia.
Di bawah arahan Raja Salman, KFQPC bekerja di bawah pengawasan ketat Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Bimbingan. Pengawasan ini memastikan bahwa seluruh tahapan—mulai dari pemilihan kaligrafer, penyusunan naskah awal, koreksi, hingga penjilidan akhir—mematuhi protokol syariat dan teknis tertinggi. Salah satu pilar utama yang menjamin keakuratan adalah Lajnah Ilmiyah (Komite Keilmuan), sebuah badan independen yang terdiri dari para ulama terkemuka dalam bidang qira'at, rasm Utsmani, dan bahasa Arab.
Protokol verifikasi di Kompleks ini sangat berlapis. Setiap lembar cetakan harus melalui empat tahap koreksi: koreksi draf awal oleh ulama, koreksi proof cetak pertama, koreksi cetakan percobaan, dan verifikasi akhir setelah penjilidan. Sistem ini dibangun untuk memastikan bahwa tidak ada satu huruf pun yang luput dari pemeriksaan akurat, mencerminkan kehati-hatian yang ditekankan oleh Raja Salman dalam melindungi integritas teks suci. Standar kualitas ini diterapkan pada semua jenis cetakan, termasuk cetakan Braille, mushaf kecil (saku), dan mushaf standar (Madinah).
Angka produksi KFQPC di bawah periode kepemimpinan Raja Salman merupakan testimoni nyata dari komitmen logistik yang luar biasa. Kompleks ini mampu memproduksi jutaan eksemplar Al-Qur'an setiap tahunnya. Kapasitas produksi harian telah dirancang untuk memenuhi permintaan global yang terus meningkat, terutama menjelang musim haji dan di bulan Ramadan. Produksi tidak hanya terbatas pada mushaf standar Rasm Utsmani Hafs 'an Asim, tetapi juga mencakup berbagai varian riwayat (qira'at) yang diakui, seperti Warsh 'an Nafi' dan Qalun 'an Nafi', melayani keragaman mazhab di berbagai wilayah Islam.
Untuk mencapai efisiensi skala besar tanpa mengorbankan kualitas, Raja Salman telah mengalokasikan investasi besar untuk modernisasi infrastruktur percetakan. Mesin cetak offset terbaru, teknologi pemrosesan kertas bebas asam (acid-free paper), dan sistem penjilidan otomatis berkecepatan tinggi digunakan secara eksklusif. Hal ini menjamin bahwa mushaf tidak hanya akurat tetapi juga tahan lama, mampu bertahan dalam kondisi iklim yang berbeda-beda di seluruh dunia, mulai dari kelembaban tropis hingga kekeringan gurun.
Mushaf yang dicetak dan didistribusikan di bawah naungan Raja Salman sering disebut secara kolektif sebagai 'Mushaf Madinah', sebuah sebutan yang menandakan standar otentikasi tertinggi. Pengembangan Mushaf Madinah ini melibatkan proses keilmuan mendalam yang menentukan bagaimana teks tersebut diresapi dengan keindahan visual dan kemudahan baca, tanpa menyimpang dari prinsip-prinsip rasm Utsmani yang diakui.
Inti dari Mushaf King Salman adalah kepatuhan yang ketat terhadap Rasm Utsmani, gaya penulisan yang secara historis terhubung dengan mushaf-mushaf awal yang disusun di masa Khalifah Utsman bin Affan. Kaligrafi yang digunakan, yang biasanya merupakan gaya Naskh, dipilih karena kejelasan dan kemudahannya untuk dibaca oleh mayoritas umat Islam dari berbagai latar belakang linguistik.
Proses seleksi kaligrafer di KFQPC adalah proses yang panjang dan sangat selektif. Kaligrafer harus menunjukkan penguasaan mutlak atas teknik penulisan mushaf, termasuk penempatan harakat (tanda baca vokal) dan tanda waqaf (penghentian) yang akurat. Karya kaligrafi yang dihasilkan melalui kompleks ini bukan hanya sekadar estetika, tetapi merupakan dokumen keilmuan yang telah diverifikasi secara huruf per huruf. Raja Salman memastikan bahwa warisan kaligrafi Islam dipertahankan dan diaplikasikan dalam bentuk yang paling murni, menjadikan setiap mushaf yang keluar dari Madinah sebagai karya seni dan keilmuan sekaligus.
Untuk mendukung pelayanan global yang diamanatkan, Mushaf King Salman menggunakan bahan-bahan baku terbaik. Penggunaan tinta yang stabil dan tahan luntur, serta kertas khusus yang dirancang untuk mencegah kerusakan akibat usia (kuning atau rapuh), adalah praktik standar. Detail teknis ini penting karena mushaf-mushaf tersebut sering didistribusikan ke masjid-masjid di daerah terpencil yang mungkin tidak memiliki fasilitas penyimpanan yang ideal.
Selain mushaf cetak, pelayanan Raja Salman juga mencakup adaptasi terhadap teknologi modern. Versi digital Mushaf Madinah dikembangkan dengan presisi yang sama. Aplikasi Al-Qur'an resmi dari Kompleks Raja Fahd menawarkan fitur-fitur seperti navigasi yang mudah, rekaman suara dari qari terkemuka (yang juga diverifikasi oleh Lajnah Qira'at), dan integrasi dengan terjemahan resmi. Integrasi ini memastikan bahwa keakuratan Mushaf Madinah dipertahankan bahkan di ruang siber, melawan potensi penyebaran versi-versi digital yang salah atau tidak berizin.
Visi Raja Salman melampaui sekadar percetakan teks Arab; ia mencakup misi global untuk memastikan bahwa pemahaman akan makna Al-Qur'an dapat menembus batas-batas linguistik dan budaya. Proyek penerjemahan KFQPC adalah salah satu yang terbesar di dunia, mencakup puluhan bahasa utama dan minoritas.
Penerjemahan Al-Qur'an adalah tantangan keilmuan yang kompleks, memerlukan bukan hanya penguasaan bahasa sumber (Arab) dan bahasa sasaran, tetapi juga pemahaman mendalam tentang akidah, fiqh, dan konteks wahyu. Di bawah arahan Raja Salman, KFQPC menggunakan metodologi yang sangat ketat:
Hingga kini, KFQPC telah menerbitkan terjemahan Al-Qur'an dalam lebih dari 70 bahasa, termasuk bahasa-bahasa Asia utama seperti Urdu, Bengali, Indonesia, Mandarin, dan bahasa-bahasa Eropa seperti Inggris, Prancis, Spanyol, dan Rusia. Proyek masif ini bukan hanya tentang jumlah, tetapi tentang otoritas. Terjemahan yang dikeluarkan dari Madinah membawa otoritas keilmuan yang dihormati di seluruh dunia Muslim.
Perhatian khusus diberikan pada terjemahan untuk populasi Muslim terbesar di dunia. Terjemahan resmi yang didistribusikan di Indonesia dan Malaysia (seringkali dalam format kata per kata atau tafsir ringkas) telah menjadi rujukan standar. Kualitas terjemahan bahasa Indonesia terus dievaluasi dan diperbarui sesuai kebutuhan keilmuan dan linguistik lokal, menunjukkan upaya Raja Salman untuk melayani komunitas Muslim di Asia Tenggara dengan kehati-hatian yang sama besarnya dengan komunitas di Timur Tengah atau Afrika.
Salah satu aspek yang paling terlihat dari layanan Raja Salman terhadap Al-Qur'an adalah program distribusi global yang dikenal sebagai 'Hadiah Raja Salman'. Program ini merupakan upaya logistik kemanusiaan dan spiritual terbesar di dunia, memastikan mushaf-mushaf ini mencapai tangan mereka yang paling membutuhkan, terlepas dari kondisi ekonomi atau politik.
Raja Salman telah menginstruksikan Kementerian terkait untuk membentuk jaringan distribusi yang masif, bekerja sama dengan kedutaan besar Saudi, pusat-pusat Islam, dan organisasi kemanusiaan. Distribusi ini bersifat gratis dan berkesinambungan, mencakup:
Setiap tahun, ratusan ribu, bahkan jutaan eksemplar, dikirimkan melalui jalur laut dan udara, menjangkau negara-negara di Afrika Barat (seperti Nigeria dan Senegal), Asia Selatan (Pakistan dan India), dan bahkan komunitas Muslim minoritas di Amerika dan Eropa. Operasi logistik ini menuntut koordinasi yang presisi untuk mengatasi hambatan bea cukai, transportasi, dan penyimpanan, sebuah tantangan yang diatasi melalui komitmen finansial dan politik yang kuat dari Kerajaan.
Jangkauan distribusi mushaf dari Kompleks Raja Fahd di bawah program hadiah Raja Salman.
Penyaluran mushaf gratis oleh KFQPC yang diamanatkan oleh Raja Salman juga memiliki peran penting dalam diplomasi budaya Arab Saudi. Hal ini memperkuat citra Kerajaan sebagai pelayan umat Islam global, bukan hanya melalui kapasitas ekonomi atau politik, tetapi terutama melalui pelayanan spiritual. Setiap mushaf yang didistribusikan adalah duta damai, membawa pesan keilmuan yang diverifikasi dan menjembatani hubungan antar negara melalui hadiah yang bernilai abadi.
Pelayanan Raja Salman terhadap Al-Qur'an tidak berhenti pada percetakan dan terjemahan. Ini adalah ekosistem keilmuan yang holistik, mencakup pelestarian suara (qira'at) dan pengembangan penelitian tafsir. Upaya ini memastikan bahwa warisan lisan dan interpretatif Al-Qur'an tetap terjaga keasliannya.
KFQPC telah mengembangkan studio rekaman profesional yang didedikasikan untuk merekam seluruh mushaf dengan kualitas audio tertinggi, dibacakan oleh qari (pembaca) terkenal yang memenuhi standar tajwid dan qira'at yang disahkan. Yang paling signifikan adalah proyek merekam Qira'at Asyrah (Sepuluh Qira'at) yang berbeda, yang merupakan varian pembacaan yang sah secara syar'i namun jarang terdengar secara luas.
Dengan mendigitalisasi dan mendistribusikan rekaman-rekaman ini secara gratis melalui platform digital, Raja Salman memastikan bahwa keragaman dan kekayaan tradisi lisan Al-Qur'an tetap hidup dan dapat dipelajari oleh para pelajar di seluruh dunia. Proses ini melibatkan pengawasan ulama Qira'at yang cermat untuk memastikan setiap mad, ghunnah, dan makhraj diucapkan dengan sempurna sesuai dengan rantai sanad (transmisi) yang autentik.
Selain produksi fisik, Kompleks Raja Fahd di bawah kepemimpinan Raja Salman berfungsi sebagai pusat penelitian utama. Ilmu-ilmu Al-Qur'an, seperti ilmu Rasm (penulisan), Dabt (pemberian tanda), dan Waqf (tanda berhenti), terus diteliti untuk memastikan bahwa mushaf yang dicetak mencerminkan konsensus keilmuan terbaru dan paling terverifikasi. Publikasi akademik dalam bidang ini, yang didukung penuh oleh Kerajaan, menjadi sumber rujukan penting bagi universitas-universitas Islam global.
Proyek pengembangan tafsir ringkas (Mukhtasar Tafsir) yang mudah dipahami tetapi tetap menjaga kedalaman makna, juga menjadi fokus utama. Tujuannya adalah melawan interpretasi yang dangkal atau bias, dengan menyediakan akses ke pemahaman Al-Qur'an yang moderat, berdasarkan manhaj (metodologi) para ulama salafus saleh. Inisiatif ini adalah bagian integral dari upaya Raja Salman dalam mempromosikan Islam wasatiyah (moderasi).
Pelayanan Raja Salman terhadap Al-Qur'an tidak mengabaikan tanggung jawab kontemporer, termasuk efisiensi operasional dan keberlanjutan. Dalam konteks Visi Saudi 2030, yang berfokus pada diversifikasi dan modernisasi, KFQPC telah mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan.
Mengingat skala produksi yang sangat besar, konsumsi energi dan sumber daya di Kompleks Percetakan menjadi perhatian utama. Inisiatif telah diluncurkan untuk mengurangi jejak karbon melalui optimalisasi proses cetak dan penggunaan bahan daur ulang sejauh mungkin dalam proses penjilidan. Meskipun kualitas adalah prioritas utama, KFQPC terus mencari metode pencetakan yang lebih ramah lingkungan, memastikan bahwa produksi spiritual ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Di masa depan, pelayanan Al-Qur'an di bawah Raja Salman diproyeksikan akan semakin mengandalkan teknologi canggih. Penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) sedang dieksplorasi untuk:
Visi 2030 menempatkan KFQPC sebagai pusat teknologi spiritual, bukan hanya pabrik cetak. Ini adalah warisan Raja Salman yang akan memastikan bahwa pelayanan terhadap Kitabullah tidak akan pernah tertinggal oleh perkembangan zaman, melainkan memimpin dalam inovasi keilmuan dan teknis.
Aspek lain yang mendefinisikan pelayanan Al-Qur'an di bawah Raja Salman adalah fokus pada pelestarian tradisi lisan dan pembinaan generasi penghafal (huffazh). Ini dilakukan melalui program pelatihan intensif yang didanai oleh Kerajaan.
Raja Salman telah memperkuat dukungan terhadap program-program yang memberikan sanad (rantai transmisi) dan ijazah (sertifikasi) dalam pembacaan Al-Qur'an. Sanad, yang menghubungkan seorang pembaca modern kembali kepada Nabi Muhammad SAW melalui rantai guru-murid yang tidak terputus, adalah elemen krusial dalam menjaga keaslian Al-Qur'an. Para ulama qira'at yang bekerja di KFQPC dan di Universitas Islam Madinah secara rutin menyelenggarakan sesi ijazah global, menarik ribuan pelajar dari seluruh dunia.
Dukungan finansial dan logistik Kerajaan memastikan bahwa tradisi sanad—sebuah keunikan dalam pelestarian kitab suci—tetap menjadi praktik yang hidup dan berotoritas. Hal ini menekankan bahwa pelayanan Kerajaan bersifat komprehensif: mencakup teks tertulis (rasm) dan tradisi lisan (qira'at).
Kompetisi menghafal dan membaca Al-Qur'an tingkat internasional yang diselenggarakan di Arab Saudi, yang didukung penuh oleh Raja Salman, berfungsi sebagai panggung global untuk mengapresiasi keunggulan dalam pelayanan Al-Qur'an. Kompetisi ini mendorong generasi muda Muslim untuk berinteraksi secara mendalam dengan Al-Qur'an, sekaligus mempromosikan standar tertinggi dalam tajwid dan hifzh. Pemenang kompetisi ini sering kali menjadi duta-duta Al-Qur'an, menyebarkan ilmu yang mereka peroleh di bawah naungan Kerajaan ke komunitas mereka masing-masing.
Kesetaraan akses terhadap Al-Qur'an adalah prinsip inti di balik kebijakan distribusi Raja Salman. Ini mencakup produksi mushaf-mushaf khusus yang melayani kebutuhan spesifik dari kelompok minoritas atau mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
Salah satu inisiatif paling mulia dari KFQPC adalah produksi Mushaf Braille. Proses produksi mushaf Braille jauh lebih rumit dan memakan biaya tinggi dibandingkan cetakan standar. Di bawah arahan Raja Salman, KFQPC mengalokasikan sumber daya besar untuk memastikan bahwa saudara-saudara Muslim penyandang disabilitas visual dapat membaca Al-Qur'an. Mushaf Braille ini dicetak dan didistribusikan ke pusat-pusat rehabilitasi dan sekolah-sekolah khusus di seluruh dunia secara cuma-cuma, melambangkan kepedulian yang mendalam terhadap semua segmen umat.
Untuk membantu non-Arab atau mereka yang baru belajar membaca Al-Qur'an, KFQPC juga memproduksi mushaf dengan sistem pewarnaan (color-coded tajwid). Setiap warna mewakili aturan tajwid tertentu, seperti idgham, ikhfa, atau qalqalah. Inovasi pedagogis ini secara signifikan mempercepat proses belajar bagi jutaan Muslim yang tidak memiliki akses langsung ke guru tajwid profesional. Meskipun fitur ini bersifat aditif, Lajnah Ilmiyah memastikan bahwa penambahan warna ini tidak mengurangi keaslian Rasm Utsmani dasar.
Di era digital, perlindungan terhadap Mushaf Madinah dari pemalsuan, modifikasi, atau penggunaan yang tidak sah menjadi tantangan yang semakin besar. Raja Salman telah menempatkan penegakan hak cipta dan perlindungan kekayaan intelektual Mushaf Madinah sebagai prioritas nasional.
Setiap cetakan Mushaf Madinah yang dikeluarkan oleh KFQPC dilengkapi dengan tanda pengaman dan hak cipta resmi Kerajaan. Pengawasan ketat diterapkan pada penerbit-penerbit luar negeri yang ingin mencetak ulang terjemahan resmi KFQPC; mereka harus mendapatkan izin eksplisit dan mematuhi standar pemeriksaan kualitas yang sama ketatnya dengan yang diterapkan di Madinah. Hal ini bukan dimaksudkan untuk membatasi penyebaran, melainkan untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan yang disebarkan atas nama Mushaf Madinah yang terverifikasi.
Dalam ranah digital, tim khusus terus memantau penggunaan teks Mushaf Madinah di berbagai aplikasi dan situs web, menindaklanjuti penyalahgunaan atau distribusi versi yang telah diubah. Upaya ini merupakan perpanjangan dari sumpah Kerajaan untuk melindungi teks Al-Qur'an dari segala bentuk distorsi, baik disengaja maupun tidak disengaja.
Untuk menjamin keberlangsungan layanan ini jauh melampaui masa kini, struktur pendanaan proyek KFQPC telah diperkuat. Meskipun sebagian besar dana berasal dari anggaran negara, Raja Salman juga mendukung inisiatif pembentukan dana wakaf khusus yang didedikasikan untuk pencetakan dan distribusi Al-Qur'an. Struktur wakaf ini memberikan stabilitas jangka panjang, memastikan bahwa kompleks tersebut akan terus beroperasi pada kapasitas penuh, terlepas dari fluktuasi ekonomi global.
Investasi berkelanjutan dalam infrastruktur, teknologi, dan sumber daya manusia (termasuk ulama, kaligrafer, dan teknisi cetak) menegaskan bahwa pelayanan Al-Qur'an adalah prioritas abadi, bukan proyek sementara. Warisan yang ditinggalkan oleh Raja Salman di sektor ini adalah sebuah model manajemen keilmuan dan logistik yang terpusat dan berdedikasi.
Pilar penting dalam khidmah (pelayanan) Raja Salman adalah fokus pada pendidikan dan pengembangan keahlian yang diperlukan untuk menjaga standar KFQPC. Kompleks ini tidak hanya mencetak mushaf, tetapi juga mencetak para ahli di bidangnya.
Mencetak mushaf dengan standar KFQPC memerlukan keahlian teknik yang sangat spesifik. Oleh karena itu, Kompleks Raja Fahd mengoperasikan program pelatihan internal yang mendalam bagi teknisi cetak, ahli kimia tinta, dan spesialis penjilidan. Mereka dilatih tidak hanya dalam pengoperasian mesin, tetapi juga dalam etika pelayanan mushaf, memastikan bahwa setiap pekerja memahami bobot spiritual dari produk yang mereka hasilkan. Pelatihan ini mencakup pemahaman tentang kualitas kertas bebas asam, kalibrasi warna untuk teks Rasm Utsmani, dan teknik penjilidan yang paling tahan lama.
Keahlian ini kemudian diekspor. KFQPC secara rutin menerima delegasi dan teknisi dari negara-negara Muslim lain untuk berbagi praktik terbaik dalam percetakan Al-Qur'an, sehingga meningkatkan standar produksi kitab suci secara global, sebuah tindakan kemurahan hati keilmuan yang didorong oleh Raja Salman.
Lajnah Ilmiyah, yang merupakan tulang punggung akurasi Mushaf Madinah, memerlukan pelatihan dan pengujian berkelanjutan. Ulama yang ditugaskan di lajnah harus memiliki hafalan yang sempurna, penguasaan mutlak terhadap ilmu qira'at, dan pemahaman yang mendalam tentang rasm dan dabt. Raja Salman memastikan bahwa anggota Lajnah Ilmiyah adalah yang terbaik di dunia, dengan program pengembangan profesional berkelanjutan yang mencakup studi perbandingan mushaf-mushaf kuno dan manuskrip langka.
Pengembangan sumber daya manusia ini adalah investasi strategis untuk masa depan. Dengan membangun bank ulama dan teknisi yang sangat terspesialisasi, Kerajaan Arab Saudi di bawah Raja Salman memastikan bahwa standardisasi dan verifikasi teks Al-Qur'an akan tetap menjadi keunggulan Saudi untuk generasi yang akan datang.
Dampak dari pelayanan Raja Salman terhadap Al-Qur'an bersifat transformatif dan multi-dimensi. Ini tidak hanya mempengaruhi ketersediaan fisik mushaf, tetapi juga membentuk narasi keilmuan Islam dan memperkuat persatuan umat.
Sebelum adanya Mushaf Madinah yang diproduksi KFQPC, terdapat variasi besar dalam kualitas cetakan Al-Qur'an di seluruh dunia Islam, dengan beberapa cetakan mengandung kesalahan yang signifikan atau menggunakan format yang sulit dibaca. KFQPC, di bawah kepemimpinan Raja Salman, telah menetapkan standar emas yang diakui secara universal. Mayoritas umat Islam modern, terlepas dari negara atau mazhab, mengakui Mushaf Madinah sebagai referensi keakuratan tertinggi.
Standardisasi ini telah meminimalkan perdebatan mengenai teks dan memungkinkan umat Islam untuk berfokus pada pemahaman dan implementasi ajaran Al-Qur'an. Ini adalah pencapaian monumental dalam sejarah pencetakan Islam, yang tidak mungkin terwujud tanpa dukungan finansial dan politik tingkat tinggi yang diberikan oleh Penjaga Dua Kota Suci.
Kehadiran Kompleks Percetakan Al-Qur'an Raja Fahd di Madinah Al-Munawwarah memperkuat posisi kota suci tersebut sebagai pusat ilmu dan spiritualitas. Selain sebagai tempat hijrah Nabi dan bersemayamnya, Madinah kini dikenal sebagai jantung fisik di mana Kitabullah diproduksi dengan standar kesucian tertinggi.
Setiap mushaf yang dicetak membawa serta berkah dan otoritas dari kota Nabi, meningkatkan nilainya di mata penerima global. Ini adalah upaya Raja Salman untuk mengikat erat antara pelayanan logistik dan identitas spiritual kedua Tanah Suci, menjadikan Kerajaan Arab Saudi sebagai pelayan utama dan penjamin warisan Nabi Muhammad SAW.
Proyek ini adalah manifestasi paling konkret dari janji Raja Salman untuk mengabdikan sumber daya Kerajaan bagi kemaslahatan umat Islam di seluruh dunia. Dari pemilihan jenis kertas hingga verifikasi harakat oleh ulama tertinggi, setiap langkah dalam proses di KFQPC adalah sebuah ibadah, sebuah pengabdian, dan sebuah janji abadi. Warisan yang dibangun oleh Raja Salman melalui Kompleks Percetakan Al-Qur'an Raja Fahd adalah pelayanan yang melampaui batas waktu, mewujudkan visi kepemimpinan yang berakar pada tanggung jawab spiritual tertinggi.