Setiap Muslim tentu menginginkan keridhaan Allah SWT. Dalam ajaran Islam, ada banyak sekali amalan yang sangat dicintai oleh Allah. Amalan-amalan ini tidak hanya memberikan pahala yang berlipat ganda, tetapi juga mendekatkan diri kita kepada Sang Pencipta dan membuka pintu rahmat-Nya.
Memahami dan mengamalkan hal-hal yang disukai Allah adalah kunci penting dalam perjalanan spiritual setiap hamba. Hal ini bukan sekadar ritual semata, melainkan refleksi dari keimanan dan ketakwaan yang mendalam. Lantas, amalan apa sajakah yang paling dicintai oleh Allah SWT?
Fondasi utama seorang Muslim adalah ibadah yang wajib. Melaksanakan salat fardu tepat pada waktunya, menunaikan zakat bagi yang mampu, berpuasa di bulan Ramadan, dan menunaikan ibadah haji bagi yang telah diwajibkan, semuanya adalah amalan yang paling utama dan paling dicintai Allah.
Keikhlasan dalam menjalankan ibadah ini tanpa rasa terpaksa adalah kunci penerimaannya. Allah melihat ketulusan hati seorang hamba yang berusaha keras untuk menunaikan kewajiban-Nya, meskipun terkadang ada godaan atau rintangan.
Islam sangat menekankan pentingnya berbuat baik. Tidak hanya kepada sesama manusia, tetapi juga kepada makhluk lain, bahkan kepada lingkungan. Bentuk ihsan bisa bermacam-macam, mulai dari memberikan sedekah, membantu orang yang kesusahan, tersenyum kepada sesama, hingga menjaga lisan dari perkataan buruk.
Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik. Perbuatan baik yang dilakukan dengan tulus dan tanpa pamrih akan menjadi saksi kebaikan kita di hadapan-Nya. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Baqarah: 195)
Belajar adalah proses seumur hidup, dan dalam Islam, menuntut ilmu, terutama ilmu agama (syar'i), sangatlah mulia. Dengan ilmu, kita dapat memahami ajaran Islam dengan benar, membedakan mana yang baik dan buruk, serta meningkatkan kualitas ibadah kita.
Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu. Proses menuntut ilmu yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, penuh kesabaran, dan dengan niat yang lurus semata-mata karena Allah adalah amalan yang sangat disukai-Nya.
Senantiasa mengingat Allah melalui zikir (dzikrullah) dan memanjatkan doa adalah cara paling efektif untuk menjaga kedekatan spiritual. Zikir membersihkan hati dan menenangkan jiwa, sementara doa adalah wujud penghambaan diri dan permohonan kita kepada Allah.
Allah sangat senang mendengar hamba-Nya berdoa dan memohon kepada-Nya. Jangan pernah ragu untuk mengangkat tangan dan memohon segala kebutuhan kita kepada Allah, karena Dialah Maha Mengabulkan.
"Maka ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengingatmu..." (QS. Al-Baqarah: 152)
Kehidupan di dunia tidak lepas dari cobaan dan ujian. Bagi seorang mukmin, kesabaran dalam menghadapi kesulitan adalah bukti keimanannya. Allah mencintai orang-orang yang sabar.
Ujian bisa datang dalam bentuk musibah, penyakit, kegagalan, atau ujian lain yang menguji kekuatan iman. Dengan kesabaran dan tawakal, seorang mukmin tidak akan putus asa, melainkan semakin mendekatkan diri kepada Allah seraya memohon pertolongan-Nya.
Sifat sombong adalah salah satu sifat yang paling dibenci Allah. Sebaliknya, kerendahan hati (tawadhu') adalah sifat mulia yang sangat disukai-Nya. Orang yang tawadhu' tidak merasa lebih baik dari orang lain, ia selalu menganggap dirinya kurang di hadapan Allah.
Kerendahan hati tercermin dalam tutur kata, perbuatan, dan sikap kita. Sikap ini membuat seseorang lebih mudah menerima kebaikan dan nasihat, serta lebih dicintai oleh sesama manusia.
Hubungan baik antar sesama manusia, terutama dengan keluarga dan kerabat, adalah sesuatu yang sangat dijaga dalam Islam. Memelihara silaturahmi adalah salah satu amalan yang juga dicintai Allah.
Silaturahmi bukan hanya sekadar bertemu, tetapi juga saling peduli, saling membantu, dan menjaga hubungan baik meskipun ada jarak atau perbedaan. Amalan ini mendatangkan keberkahan dan memperpanjang umur.
Amalan-amalan yang disukai Allah sangatlah luas, mulai dari yang bersifat vertikal (hubungan dengan Allah) hingga horizontal (hubungan dengan sesama manusia). Kuncinya adalah niat yang tulus, keikhlasan, ketekunan, dan senantiasa berharap ridha dari Allah SWT.
Mari kita jadikan amalan-amalan di atas sebagai motivasi untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah kita sehari-hari. Semoga Allah senantiasa membimbing langkah kita di jalan-Nya dan menerima setiap amalan baik kita.