Ilustrasi visual menunjukkan area-area nyeri yang mungkin dialami penderita asam urat.
Asam urat seringkali diasosiasikan dengan kaum pria, namun anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Perempuan juga rentan mengalami peningkatan kadar asam urat, terutama setelah memasuki masa menopause. Kondisi ini, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang mengganggu kualitas hidup. Memahami asam urat pada perempuan adalah langkah awal yang krusial untuk pencegahan dan penanganan yang efektif.
Asam urat adalah produk akhir dari pemecahan purin, senyawa yang secara alami ada di dalam tubuh dan juga ditemukan dalam makanan tertentu. Sebagian besar asam urat larut dalam darah dan dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal dalam bentuk urine. Namun, ketika tubuh memproduksi terlalu banyak asam urat atau ginjal tidak mampu mengeluarkannya secara efisien, kadar asam urat dalam darah dapat meningkat. Kondisi ini dikenal sebagai hiperurisemia.
Sebelum menopause, perempuan umumnya memiliki kadar asam urat yang lebih rendah dibandingkan pria. Hal ini disebabkan oleh hormon estrogen yang membantu ginjal membuang lebih banyak asam urat dari tubuh. Namun, setelah menopause, kadar estrogen menurun, sehingga kemampuan tubuh untuk membuang asam urat juga berkurang. Hal inilah yang meningkatkan risiko perempuan mengalami hiperurisemia dan serangan gout (radang sendi akibat penumpukan kristal asam urat).
Selain perubahan hormonal pasca-menopause, faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko asam urat pada perempuan meliputi:
Gejala asam urat mungkin tidak selalu muncul pada semua orang yang memiliki kadar asam urat tinggi. Namun, ketika kadar asam urat mencapai titik tertentu, kristal asam urat dapat terbentuk dan mengendap di persendian, menyebabkan serangan gout yang sangat menyakitkan. Gejala serangan gout meliputi:
Serangan gout dapat berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Jika asam urat tidak ditangani, serangan dapat menjadi lebih sering dan lebih parah, serta dapat menyebabkan kerusakan sendi permanen dan pembentukan tophi (benjolan kristal asam urat di bawah kulit).
Meskipun asam urat tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, kondisi ini dapat dikelola secara efektif untuk mencegah serangan gout dan komplikasi lainnya. Pendekatan pengelolaannya meliputi perubahan gaya hidup dan, jika diperlukan, pengobatan medis:
Mengatur pola makan adalah kunci utama. Fokus pada konsumsi:
Batasi atau hindari konsumsi:
Menurunkan berat badan secara bertahap jika Anda mengalami kelebihan berat badan atau obesitas dapat secara signifikan membantu menurunkan kadar asam urat. Hindari diet ketat atau penurunan berat badan yang terlalu cepat, karena dapat memicu serangan gout.
Aktivitas fisik yang teratur membantu menjaga kesehatan secara keseluruhan, termasuk mengontrol berat badan dan meningkatkan metabolisme. Pilih olahraga yang tidak memberikan tekanan berlebih pada sendi, seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda.
Minum minimal 8 gelas air putih per hari membantu ginjal bekerja lebih efisien dalam membuang kelebihan asam urat dari tubuh.
Jika perubahan gaya hidup tidak cukup atau serangan gout sering terjadi, konsultasikan dengan dokter. Dokter mungkin akan meresepkan obat untuk:
Penting untuk diingat bahwa diagnosis dan penanganan asam urat harus dilakukan oleh profesional medis. Dengan pemahaman yang baik dan penanganan yang tepat, perempuan dapat mengelola asam urat dengan efektif dan tetap menjalani hidup yang sehat dan aktif.