Ayat At Tin Beserta Artinya

Bumi dan Ketaatan Ilahi

Ilustrasi simbolis dari keindahan ciptaan dan ketundukan manusia.

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
(Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ۠
1. Wallāṭ-ṭīni waz-zaytūn
Demi (buah) tin dan zaitun,
وَطُورِ سِينِينَ۠
2. Wa ṭūri sīnīn
dan demi Gunung Sinai,
وَهَـٰذَا ٱلْبَلَدِ ٱلْأَمِينِ۠
3. Wa hādhāl-baladil-amīn
dan demi negeri (Mekah) yang aman ini.
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَـٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ۠
4. Laqad khalaqnal-insāna fī aḥsani taqwīm
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
ثُمَّ رَدَدْنَـٰهُ أَسْفَلَ سَـٰفِلِينَ۠
5. Thumma radadnāhu asfala sāfilīn
Kemudian Kami mengembalikannya (menjadi) kehinaan yang serendah-rendahnya,
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ۠
6. Illal-ladhīna āmanū wa ʿamiluṣ-ṣāliḥāti falahum ajrun ghairu mamnūn
kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.
فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِٱلدِّينِ۠
7. Famā yukadzibuka baʿdu bid-dīn
Maka apakah yang membuat kamu mendustakan hari Pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) ini?
أَلَيْسَ ٱللَّهُ بِأَحْكَمِ ٱلْحَـٰكِمِينَ
8. Alaisal-lāhu bi aḥkamil-ḥākimīn
Bukankah Allah merupakan Hakim yang paling adil?

Penjelasan Kandungan Surah At Tin

Surah At Tin adalah surah ke-95 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 8 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah. Nama "At Tin" diambil dari ayat pertama yang bersumpah dengan buah tin dan zaitun. Surah ini mengandung pelajaran penting mengenai penciptaan manusia, potensi kebaikan dan keburukan yang ada dalam diri manusia, serta pentingnya iman dan amal shaleh untuk meraih kebahagiaan abadi.

Allah SWT memulai surah ini dengan sumpah menggunakan dua buah yang sangat kaya manfaat dan bernilai gizi tinggi, yaitu tin dan zaitun. Buah tin dipercaya sebagai buah yang dikonsumsi Nabi Adam AS ketika diturunkan ke bumi, sementara zaitun dikenal luas akan khasiat minyaknya yang banyak digunakan untuk kesehatan dan penerangan. Sumpah ini mengandung makna bahwa Allah bersumpah dengan makhluk-Nya yang sangat baik dan bermanfaat. Selain itu, Allah juga bersumpah dengan tempat-tempat mulia seperti Gunung Sinai (Thur Sina) yang merupakan tempat Nabi Musa AS menerima wahyu, dan kota Makkah yang aman serta merupakan pusat keagamaan bagi umat Islam. Sumpah-sumpah ini menunjukkan betapa pentingnya pesan yang akan disampaikan dalam surah ini.

Selanjutnya, Allah SWT menjelaskan tentang penciptaan manusia. Ayat keempat menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna dan terbaik. Ini mencakup kesempurnaan fisik, akal pikiran, dan potensi spiritual yang luar biasa. Manusia memiliki kemampuan untuk berpikir, berkreasi, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Namun, potensi kebaikan ini tidak berdiri sendiri. Manusia juga memiliki kelemahan dan godaan yang bisa menjerumuskannya.

Ayat kelima memberikan gambaran tentang potensi manusia untuk jatuh ke derajat yang paling hina. Ini bisa terjadi jika manusia tidak menggunakan akal dan potensi yang diberikan untuk kebaikan, melainkan tenggelam dalam kesesatan, kemaksiatan, dan pengingkaran terhadap Tuhannya. Kehinaan di sini bisa berarti kehinaan di dunia (misalnya akibat perbuatan buruk) maupun di akhirat.

Namun, surah ini memberikan harapan dan solusi. Ayat keenam menyebutkan pengecualian bagi mereka yang beriman dan beramal shaleh. Orang-orang yang senantiasa menjaga keimanan mereka kepada Allah dan melakukan perbuatan-perbuatan baik akan mendapatkan balasan pahala yang berlimpah dan tidak akan terputus. Ini adalah janji kebahagiaan abadi yang akan diperoleh oleh hamba-hamba yang taat.

Ayat ketujuh menantang kita untuk merenung: dengan adanya bukti-bukti penciptaan yang sempurna, ajaran para nabi, dan penjelasan tentang balasan akhirat, mengapa masih ada orang yang mendustakan hari pembalasan? Allah mengingatkan bahwa setelah semua penjelasan yang jelas, pengingkaran terhadap hari kiamat adalah sebuah kekeliruan besar.

Diakhiri dengan ayat kedelapan, Allah SWT menegaskan keadilan-Nya. "Bukankah Allah merupakan Hakim yang paling adil?" Pertanyaan retoris ini menekankan bahwa Allah adalah hakim tertinggi yang tidak akan pernah zalim. Setiap amal perbuatan akan mendapatkan balasan setimpal. Keadilan-Nya inilah yang mendasari adanya hari pembalasan.

Dengan memahami Surah At Tin, kita diingatkan untuk senantiasa bersyukur atas karunia penciptaan yang sempurna, menjaga diri dari keburukan, dan berlomba-lomba dalam kebaikan demi meraih ridha Allah dan kebahagiaan di dunia serta akhirat.

🏠 Homepage