Menulis daftar pustaka yang akurat dan profesional adalah salah satu elemen krusial dalam penyusunan karya ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, atau bahkan artikel jurnal. Ketepatan dalam mencantumkan sumber referensi tidak hanya menunjukkan integritas akademis Anda, tetapi juga membantu pembaca untuk menelusuri lebih lanjut informasi yang Anda kutip. Salah satu aspek yang seringkali menimbulkan kebingungan adalah bagaimana cara menulis daftar pustaka yang mencakup gelar akademis penulis.
Pencantuman gelar akademis dalam daftar pustaka, seperti Sarjana (S.Si., S.Pd., S.H.), Magister (M.T., M.Hum.), Doktor (Dr.), atau gelar profesi lainnya, memiliki tujuan penting. Gelar tersebut memberikan informasi tambahan mengenai keahlian atau latar belakang pendidikan penulis yang relevan dengan bidang kajiannya. Hal ini dapat memberikan bobot kredibilitas tersendiri pada karya yang dirujuk. Namun, perlu diperhatikan bahwa ada perbedaan panduan dan konvensi dalam penulisan gelar di daftar pustaka, tergantung pada gaya sitasi yang Anda gunakan (misalnya, APA, MLA, Chicago, atau gaya turunan institusi).
Penting untuk diingat: Sebelum memulai, pastikan Anda mengetahui gaya sitasi spesifik yang diminta oleh institusi atau publikasi Anda. Kebijakan mengenai pencantuman gelar bisa sangat bervariasi.
Meskipun tidak semua gaya sitasi mengharuskan pencantuman gelar akademis secara lengkap di setiap entri daftar pustaka, pemahaman tentang kapan dan bagaimana menuliskannya tetap relevan. Beberapa alasan utama mengapa gelar penting untuk diperhatikan adalah:
Secara umum, ada dua skenario utama terkait pencantuman gelar dalam daftar pustaka:
Banyak gaya sitasi modern, terutama yang berorientasi internasional seperti APA Style edisi terbaru, lebih memilih untuk tidak mencantumkan gelar akademis (seperti S.Pd., M.Sc., Ph.D., Dr.) pada nama penulis di daftar pustaka. Fokusnya adalah pada identitas nama penulis itu sendiri. Jika gaya sitasi Anda tidak secara eksplisit meminta gelar, maka Anda hanya perlu menuliskan nama penulis seperti biasa.
Contoh (Gaya APA):
Smith, J. D. (2020). Judul Buku Anda. Penerbit.
Doe, A. B. (2019). Judul Artikel Jurnal. Nama Jurnal, Volume(Issue), halaman.
Namun, ada kalanya Anda diwajibkan atau disarankan untuk mencantumkan gelar. Ini sering terjadi pada:
Jika Anda perlu mencantumkan gelar, ikuti format yang paling umum:
Contoh Pencantuman Gelar (Jika Diperlukan oleh Pedoman Institusi):
Nugroho, Budi Santoso, S.Pd., M.Pd. (2021). Metode Pembelajaran Inovatif. Penerbit Edukasi.
Wijaya, Citra Lestari, S.H., M.H. (2018). Tinjauan Hukum Kontrak Bisnis. Jurnal Hukum Bisnis, 5(2), 110-125.
Rahman, Abdul Karim, Dr. (2015). Filsafat Ilmu Pengetahuan. Penerbit Maju.
Dalam penulisan daftar pustaka, tujuan utamanya adalah kejelasan dan kemudahan bagi pembaca. Jika pencantuman gelar dirasa perlu dan diwajibkan oleh pedoman yang Anda ikuti, lakukanlah dengan cermat dan konsisten. Namun, jika gaya sitasi yang Anda gunakan tidak menyertakannya, fokuslah pada akurasi elemen lain seperti nama penulis, tahun terbit, judul, dan informasi penerbitan. Dengan mengikuti panduan yang tepat, daftar pustaka Anda akan terlihat profesional dan kredibel.