Memahami panduan penulisan daftar pustaka skripsi yang benar adalah kunci.
Menyusun skripsi bukan hanya tentang riset dan analisis, tetapi juga tentang presentasi hasil yang baik. Salah satu elemen krusial dalam skripsi adalah daftar pustaka. Bagian ini berfungsi sebagai jejak rekam semua sumber yang Anda gunakan dalam penulisan skripsi. Daftar pustaka yang rapi, terstruktur, dan sesuai kaidah penulisan akan meningkatkan kredibilitas karya ilmiah Anda di mata pembaca, dosen pembimbing, maupun penguji.
Banyak mahasiswa merasa bingung atau bahkan mengabaikan pentingnya daftar pustaka. Padahal, kesalahan dalam penulisan daftar pustaka bisa berujung pada kritik yang mengurangi nilai skripsi Anda. Artikel ini akan membahas secara mendalam cara menulis daftar pustaka skripsi agar Anda tidak lagi ragu.
Sebelum masuk ke teknis penulisan, mari pahami esensi dari daftar pustaka:
Secara umum, setiap entri dalam daftar pustaka harus memuat beberapa unsur penting, meskipun formatnya dapat bervariasi tergantung gaya sitasi yang digunakan (APA, MLA, Chicago, Harvard, dll.). Namun, unsur dasarnya meliputi:
Penting untuk mengetahui gaya sitasi apa yang diwajibkan oleh universitas atau fakultas Anda. Beberapa gaya sitasi yang paling umum digunakan di Indonesia untuk skripsi adalah:
Pastikan Anda menanyakan atau merujuk pada panduan penulisan skripsi dari institusi Anda untuk menentukan gaya sitasi yang harus diikuti.
Mari kita fokus pada cara menulis daftar pustaka yang rapi, dengan contoh sederhana berdasarkan gaya yang umum.
Sebelum mulai menulis, pastikan Anda telah mencatat semua buku, artikel jurnal, website, atau sumber lain yang Anda kutip dalam skripsi. Jangan sampai ada sumber yang terlewat.
Untuk setiap sumber, catat informasi selengkap mungkin:
Daftar pustaka harus disusun berdasarkan abjad nama belakang penulis. Jika ada dua penulis atau lebih dengan nama belakang yang sama, urutkan berdasarkan inisial nama depan.
Ini adalah kunci kerapian. Pastikan format setiap entri daftar pustaka seragam. Perhatikan penggunaan huruf kapital, tanda baca (titik, koma), pemiringan (italic) untuk judul, dan indentasi.
Sebagian besar gaya penulisan daftar pustaka menggunakan format indentasi gantung (hanging indent). Artinya, baris pertama setiap entri dimulai dari tepi kiri, sementara baris-baris berikutnya masuk ke dalam (indentasi).
Gaya APA sangat populer. Berikut beberapa contoh umum:
Penulis, A. A. (Tahun). Judul buku dicetak miring. Penerbit.
Contoh:
Sugiyono. (2018). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Penulis, A. A., Penulis, B. B., & Penulis, C. C. (Tahun). Judul artikel. Nama Jurnal Dicetak Miring, Volume(Nomor), halaman-halaman. DOI atau URL
Contoh:
Nurdiyanti, F., & Pratama, R. A. (2020). Analisis pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa. Jurnal Pendidikan Indonesia, 15(2), 112-125. https://doi.org/10.XXXX/jpi.v15i2.1234
Penulis, A. A. (Tahun, Tanggal Bulan). Judul halaman web dicetak miring. Nama Website. URL
Jika tidak ada penulis spesifik, bisa dimulai dengan nama organisasi atau judul.
Contoh:
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (2023, 15 Maret). Perubahan kurikulum Merdeka Belajar. Kemdikbud.go.id. https://www.kemdikbud.go.id/artikel/perubahan-kurikulum
Contoh tanpa nama penulis:
Tata cara membuat artikel yang baik. (2022, 10 November). Blog Pengetahuan. https://www.blogpengetahuan.com/tata-cara-artikel
Menulis daftar pustaka skripsi memang memerlukan ketelitian tinggi. Namun, dengan memahami prinsip dasar, unsur-uns penting, dan mengikuti contoh yang tepat, Anda dapat menyusun daftar pustaka yang profesional dan sesuai standar akademis. Ingat, daftar pustaka adalah cerminan dari kerja keras Anda dalam penelitian!