Ilustrasi simbol fajar terbit
Dalam Al-Qur'an, terdapat surat-surat pendek yang memiliki makna mendalam dan menjadi bacaan favorit umat Muslim, terutama saat shalat atau untuk perlindungan diri. Salah satu surat yang sering dibaca dan memiliki keutamaan luar biasa adalah Surah Al-Falaq. Kata "Falaq" sendiri memiliki arti yang sangat filosofis dan berhubungan erat dengan keindahan serta kekuasaan Tuhan dalam menciptakan waktu dan segala sesuatu yang ada di dalamnya.
"Falaq" dalam bahasa Arab secara harfiah dapat diartikan sebagai "belahan", "terbelah", "celah", atau "fajar". Dalam konteks penciptaan, kata ini merujuk pada terbelahnya kegelapan malam oleh cahaya pagi yang mulai menyingsing. Fajar adalah momen transisi dari malam yang gelap gulita menuju terang benderang, sebuah simbol harapan, kebangkitan, dan dimulainya kehidupan baru setiap harinya.
Allah SWT berfirman dalam permulaan Surah Al-Falaq:
Ayat ini menjadi inti dari Surah Al-Falaq, di mana seorang Muslim diperintahkan untuk memohon perlindungan kepada Sang Pencipta "fajar". Ini bukan sekadar perlindungan dari kegelapan fisik, melainkan juga perlindungan dari segala bentuk kegelapan spiritual, keburukan, dan marabahaya yang mungkin datang mengintai.
Pemilihan kata "Falaq" sebagai nama surat ini sangatlah tepat. Fajar melambangkan permulaan yang baru, sebuah momen ketika alam semesta mulai bangkit dari tidurnya. Pada saat yang sama, fajar juga bisa menjadi waktu yang rentan; kegelapan yang mulai terkikis seringkali dibarengi dengan munculnya makhluk-makhluk yang bersembunyi di malam hari.
Oleh karena itu, memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Pencipta fajar berarti memohon perlindungan dari segala sesuatu yang jahat dan merusak yang mungkin beraksi pada saat-saat kegelapan atau saat transisi menuju terang. Ini mencakup kejahatan yang tampak maupun yang tidak tampak, dari makhluk-makhluk Allah maupun dari godaan hawa nafsu diri sendiri.
Setelah memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Menguasai fajar, ayat-ayat selanjutnya dalam Surah Al-Falaq menjelaskan secara rinci dari apa saja perlindungan itu dimohon:
1. Dari Kejahatan Makhluk-Nya:
Ini adalah permohonan perlindungan yang sangat luas, mencakup segala macam kejahatan yang bisa ditimbulkan oleh makhluk Allah, baik itu manusia, jin, hewan, maupun fenomena alam yang berbahaya.
2. Dari Kegelapan Malam:
Malam adalah waktu di mana banyak kejahatan dan kemaksiatan cenderung terjadi. Kegelapan malam memberikan kesempatan bagi keburukan untuk bersembunyi dan beraksi.
3. Dari Kejahatan Tukang Sihir:
Ayat ini secara spesifik menyebutkan ancaman sihir, sebuah praktik yang dipercaya dapat merusak dan mencelakai seseorang.
4. Dari Kejahatan Pendengki:
Dengki atau iri hati adalah penyakit hati yang dapat mendorong seseorang untuk berbuat jahat, merencanakan keburukan, dan berharap orang lain tertimpa musibah.
Berdasarkan makna dan kandungannya, Surah Al-Falaq, bersama dengan Surah An-Naas, dikenal sebagai Mu'awwidzatain (dua surat perlindungan). Rasulullah SAW sendiri sangat menganjurkan umatnya untuk membaca kedua surat ini sebagai sarana perlindungan diri dari berbagai macam keburukan. Diriwayatkan bahwa beliau membaca keduanya setiap malam sebelum tidur dan saat merasa sakit.
Membaca Surah Al-Falaq bukan hanya sekadar lafal, tetapi merupakan sebuah bentuk penyerahan diri dan keyakinan total kepada Allah SWT sebagai pelindung tertinggi. Memahami artinya membuat kita lebih khusyuk dan meresapi makna perlindungan yang kita minta, serta meningkatkan kesadaran akan adanya kejahatan di sekitar kita dan pentingnya menjaga diri dengan dzikir dan doa.
Dengan memahami makna "Falaq" sebagai fajar yang membelah kegelapan, kita diingatkan akan keagungan Allah dalam mengendalikan siklus alam dan segala aspek kehidupan. Surah Al-Falaq mengajarkan kita untuk senantiasa memohon perlindungan kepada-Nya dari segala mara bahaya, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, seraya menanamkan keyakinan bahwa hanya Allah sebaik-baik tempat bersandar.