Istilah "nocturnal" sering kita dengar, namun apa sebenarnya arti dan implikasinya? Dalam bahasa Indonesia, nocturnal artinya merujuk pada sesuatu yang berkaitan dengan malam hari, aktif di malam hari, atau terjadi pada malam hari. Konsep ini tidak hanya berlaku untuk hewan, tetapi juga dapat merujuk pada tumbuhan, peristiwa, atau bahkan kebiasaan manusia.
Hewan nokturnal adalah organisme yang paling sering dikaitkan dengan istilah ini. Mereka memiliki adaptasi fisik dan perilaku yang memungkinkan mereka untuk berburu, mencari makan, berkembang biak, dan bertahan hidup di malam hari. Adaptasi ini sangat beragam, mencerminkan kebutuhan unik setiap spesies.
Salah satu adaptasi paling umum adalah indra penglihatan yang luar biasa. Hewan nokturnal seringkali memiliki mata yang lebih besar dibandingkan hewan diurnal (aktif di siang hari) untuk menangkap cahaya minim. Sel-sel batang di retina mereka lebih banyak, memungkinkan mereka untuk melihat dalam kondisi cahaya rendah. Selain itu, beberapa hewan nokturnal memiliki lapisan reflektif di belakang retina yang disebut tapetum lucidum, yang memantulkan cahaya kembali melalui retina, meningkatkan kemampuan penglihatan malam mereka secara signifikan (ini yang menyebabkan mata hewan "bersinar" saat terkena sorot lampu).
Namun, penglihatan bukanlah satu-satunya alat. Banyak hewan nokturnal mengandalkan indra pendengaran dan penciuman mereka yang tajam. Pendengaran yang sangat baik memungkinkan mereka mendeteksi mangsa atau predator dari jarak jauh, bahkan di tengah kegelapan pekat. Indera penciuman yang kuat membantu mereka melacak jejak makanan atau mendeteksi keberadaan individu lain dari spesiesnya.
Beberapa hewan nokturnal juga menggunakan ekolokasi, seperti kelelawar, yang memancarkan suara berfrekuensi tinggi dan mendengarkan gema pantulannya untuk memetakan lingkungan dan menemukan objek. Hewan lain mungkin memiliki kumis (vibrissae) yang sangat sensitif untuk merasakan gerakan udara dan tekstur di sekitarnya.
Dunia hewan nokturnal sangatlah luas dan beragam. Beberapa contoh yang populer antara lain:
Konsep nokturnal tidak hanya terbatas pada hewan. Beberapa tumbuhan juga menunjukkan perilaku yang terkait dengan malam hari. Contohnya adalah bunga-bunga yang mekar di malam hari untuk menarik serangga penyerbuk nokturnal, seperti beberapa jenis kaktus (misalnya, Epiphyllum oxypetalum atau "ratu malam") atau melati. Kuncup mereka akan terbuka saat matahari terbenam dan menutup kembali saat fajar.
Secara lebih luas, kita juga bisa menggunakan istilah "nocturnal" untuk merujuk pada fenomena yang terjadi di malam hari, seperti "kebisingan nokturnal" (suara-suara yang hanya terdengar di malam hari) atau "keindahan malam nokturnal" (pesona pemandangan di bawah langit malam).
Meskipun manusia secara umum adalah hewan diurnal, ada beberapa individu yang memiliki kecenderungan untuk menjadi lebih produktif atau aktif di malam hari. Fenomena ini dikenal sebagai 'gece kuşu' dalam bahasa Turki atau "night owl" dalam bahasa Inggris. Orang-orang ini mungkin merasa lebih mudah berkonsentrasi atau kreatif setelah matahari terbenam.
Gangguan tidur seperti insomnia atau ritme sirkadian yang terbalik juga dapat membuat seseorang menjadi sangat aktif di malam hari dan sulit untuk bangun di pagi hari. Dalam konteks ini, nocturnal artinya menggambarkan pola aktivitas yang bergeser dari siklus tidur-bangun normal.
Bagi hewan, menjadi nokturnal menawarkan beberapa keuntungan evolusioner:
Memahami konsep nocturnal artinya membuka wawasan kita tentang keragaman kehidupan di Bumi, terutama bagaimana berbagai organisme telah beradaptasi untuk berkembang di segala kondisi waktu, termasuk dalam balutan kegelapan malam yang misterius.