Visualisasi singkat makna QS Al Baqarah ayat 168-169.
Surat Al-Baqarah, surat kedua dalam Al-Qur'an, merupakan sebuah kitab hukum dan petunjuk hidup yang komprehensif bagi umat manusia. Di dalamnya terkandung banyak ayat yang mengingatkan kita akan anugerah Allah SWT serta larangan-larangan-Nya agar kita senantiasa berada di jalan yang lurus. Salah satu pengingat penting tersebut termaktub dalam ayat 168 dan 169, yang secara tegas memerintahkan untuk mengonsumsi rezeki yang halal lagi baik, serta melarang mengikuti langkah-langkah setan.
Ayat 168 diawali dengan panggilan umum kepada seluruh umat manusia, "Wahai manusia!". Ini menunjukkan betapa universalnya ajaran yang disampaikan. Allah SWT memerintahkan kita untuk memakan makanan yang halal dan tayyib (baik). Konsep "halal" merujuk pada segala sesuatu yang diperbolehkan oleh syariat Islam untuk dikonsumsi, baik itu dari segi sumbernya (misalnya, tidak berasal dari hewan yang disembelih tidak sesuai syariat, atau tidak berasal dari benda haram seperti khamr) maupun cara mendapatkannya (misalnya, tidak melalui cara yang batil, menipu, atau merampas).
Sementara itu, kata "tayyib" memiliki makna yang lebih luas, mencakup kebaikan, kesucian, kemaslahatan, dan kelezatan yang tidak membahayakan tubuh maupun jiwa. Jadi, bukan hanya sekadar diperbolehkan, tetapi juga dianjurkan untuk memilih makanan yang berkualitas baik, bergizi, dan bermanfaat. Pilihan makanan yang halal lagi baik adalah wujud syukur kita kepada Allah SWT atas rezeki yang telah diberikan dan bentuk ketaatan kita terhadap perintah-Nya. Hal ini juga berpengaruh pada kesehatan fisik dan spiritual seseorang, serta terkabulnya doa-doa.
Selanjutnya, ayat ini memberikan peringatan keras, "dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu." Setan, sebagai musuh abadi manusia, senantiasa berusaha menyesatkan kita dari jalan yang benar. Mengikuti langkah-langkah setan berarti terjerumus dalam berbagai godaan, keinginan hawa nafsu yang menyimpang, perbuatan maksiat, dan cara-cara yang tidak diridhai Allah. Larangan ini menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap bisikan dan tipu daya setan yang seringkali datang secara halus dan bertahap, sehingga kita tidak menyadarinya hingga terperosok ke dalam jurang kesesatan.
Ayat 169 melanjutkan penjelasan mengenai sifat dan cara kerja setan. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya dia (setan) hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan (menyuruh kamu) berkata tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui." Ini adalah inti dari ajaran setan. Ia akan selalu mendorong manusia untuk melakukan perbuatan yang buruk (jahat) dan hina (keji). Perbuatan jahat mencakup segala sesuatu yang merusak diri sendiri, orang lain, dan tatanan sosial. Perbuatan keji adalah perbuatan yang sangat dibenci dan menjijikkan menurut akal sehat dan syariat.
Lebih jauh lagi, setan juga berusaha menjerumuskan manusia ke dalam kebohongan dan kekufuran dengan cara menyuruh mereka berkata tentang Allah SWT tanpa ilmu. Ini adalah bahaya terbesar yang ditimbulkan oleh setan. Berbicara tentang Allah SWT, termasuk masalah tauhid, sifat-sifat-Nya, hukum-hukum-Nya, dan ajaran-ajaran-Nya, tanpa pengetahuan yang benar dari Al-Qur'an dan As-Sunnah adalah tindakan yang sangat berbahaya. Hal ini dapat menyebabkan kesesatan yang parah, menyimpang dari ajaran agama yang murni, bahkan bisa berujung pada kekufuran.
Oleh karena itu, peringatan dalam QS Al-Baqarah ayat 168-169 ini sangatlah penting untuk direnungkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kita diperintahkan untuk senantiasa selektif dalam memilih rezeki yang kita konsumsi, memastikan kehalalan dan kebaikannya. Di sisi lain, kita harus senantiasa waspada terhadap bisikan dan ajakan setan, serta berhati-hati dalam berbicara mengenai agama, terutama tentang Allah SWT. Dengan demikian, kita dapat menjaga diri dari kesesatan dan senantiasa berada di bawah naungan rahmat dan ridha Allah SWT.