مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ 2
Tulisan Latin: "Min sharri maa khalaq."
Artinya: "dari kejahatan (makhluk) yang Dia ciptakan."
Surat Al-Falaq, yang merupakan surat pendek dalam Al-Qur'an, memiliki makna yang sangat mendalam bagi umat Islam. Ayat kedua dari surat ini, "Min sharri maa khalaq" (مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ), yang berarti "dari kejahatan (makhluk) yang Dia ciptakan," membuka pemahaman kita tentang luasnya perlindungan yang dapat kita minta dari Allah SWT. Ayat ini tidak hanya sekadar terjemahan, tetapi merupakan kunci untuk memahami konsep perlindungan ilahi dari segala potensi keburukan yang ada di dunia.
Saat kita membaca dan merenungkan arti ayat ini, penting untuk memahami konteks serta cakupannya. "Kejahatan (makhluk) yang Dia ciptakan" mencakup segala sesuatu yang berpotensi membawa mudarat atau keburukan. Ini bisa berupa kejahatan yang berasal dari sesama manusia, seperti fitnah, kedengkian, atau niat buruk lainnya. Namun, cakupannya lebih luas lagi, bisa juga merujuk pada kejahatan yang berasal dari makhluk selain manusia, seperti binatang buas, serangga yang berbahaya, atau bahkan fenomena alam yang bisa menimbulkan bencana.
Lebih jauh lagi, para ulama menafsirkan bahwa ayat ini juga mencakup kejahatan yang bersifat abstrak, seperti godaan setan, bisikan nafsu, penyakit hati, kesyirikan, kekufuran, dan segala bentuk penyimpangan dari jalan kebenaran. Allah SWT sebagai Sang Pencipta Maha Mengetahui segala sesuatu, termasuk potensi kejahatan yang ada dalam ciptaan-Nya. Oleh karena itu, dengan berlindung kepada-Nya dari "kejahatan makhluk yang Dia ciptakan," kita mengakui bahwa hanya Allah yang memiliki kekuatan mutlak untuk melindungi kita dari segala macam keburukan, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
Perlindungan yang diminta dalam ayat ini bersifat universal. Tidak ada satupun ciptaan Allah yang luput dari potensi kejahatan, dan tidak ada satupun kejahatan yang tidak diketahui oleh Allah. Dengan memohon perlindungan dari-Nya, kita menyerahkan diri sepenuhnya kepada kekuasaan-Nya, meyakini bahwa hanya Dia yang dapat menjaga kita dari segala marabahaya. Ayat ini mengajarkan kita untuk tidak hanya waspada terhadap ancaman fisik, tetapi juga ancaman spiritual dan mental yang seringkali lebih berbahaya dan merusak.
Membaca surat Al-Falaq, termasuk ayat keduanya ini, adalah sebuah bentuk ibadah dan upaya ikhtiar spiritual. Ini adalah pengakuan atas keterbatasan diri kita dan kebesaran serta kemahakuasaan Allah SWT. Dengan memahami makna mendalam dari "dari kejahatan (makhluk) yang Dia ciptakan," kita dapat memperkuat keimanan kita dan meningkatkan rasa tawakal kepada Allah SWT, sehingga kita dapat menjalani hidup dengan lebih tenang dan terlindungi dari segala macam bentuk keburukan.
Penting untuk dicatat bahwa Allah SWT tidak menciptakan kejahatan itu sendiri sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan menciptakan makhluk yang *memiliki potensi* untuk berbuat jahat atau hal-hal yang bisa menjadi sumber kejahatan. Perlindungan yang kita minta adalah dari dampak negatif atau mudarat dari potensi tersebut, bukan dari penciptaan itu sendiri. Penekanan ayat ini adalah pada memohon perlindungan dari *akibat* buruk atau bahaya yang bisa timbul dari berbagai ciptaan-Nya.
Dengan demikian, QS Al-Falaq ayat 2 mengajarkan kita untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, memohon perlindungan-Nya dalam setiap langkah, dan senantiasa waspada terhadap segala bentuk kejahatan yang mengintai, baik dari diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitar.