Simbol perlindungan dari setiap keburukan.
Dalam lautan kehidupan yang penuh dengan berbagai ujian dan tantangan, setiap insan mendambakan sebuah benteng kokoh yang dapat melindungi dari segala marabahaya. Di dalam Al-Qur'an, Allah SWT telah menurunkan firman-Nya yang menjadi sumber kekuatan dan ketenangan, salah satunya adalah Surah Al-Falaq. Ayat pembuka surah ini, "Qul a'udzu bi Rabbil falaq," memiliki makna mendalam yang senantiasa menjadi pelipur lara dan perisai bagi umat Muslim di seluruh dunia.
"Qul" berarti "Katakanlah," sebuah perintah langsung dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, yang juga ditujukan kepada seluruh umatnya. Perintah ini mengisyaratkan pentingnya untuk secara sadar dan aktif memohon perlindungan. "A'udzu" berasal dari kata "i'adzah," yang berarti berlindung, mencari tempat perlindungan, atau memohon penjagaan. Kata ini mengandung makna yang lebih kuat daripada sekadar meminta, melainkan menyerahkan diri sepenuhnya kepada pelindung.
Adapun "Bi Rabbil falaq" secara harfiah berarti "dengan Tuhan pencipta fajar." Kata "Rabb" di sini merujuk pada Allah sebagai Pencipta, Pemelihara, dan Pengatur segala sesuatu. Frasa "Al-Falaq" sendiri memiliki beberapa interpretasi, namun yang paling umum dipahami adalah waktu subuh atau fajar menyingsing. Fajar adalah momen transisi antara kegelapan malam dan terang siang, sebuah waktu yang penuh dengan keindahan namun juga dapat membawa tantangan tersendiri, di mana makhluk-makhluk mulai beraktivitas.
Dengan demikian, "Qul a'udzu bi Rabbil falaq" dapat diartikan sebagai: "Katakanlah, aku berlindung kepada Tuhan Pemilik (atau Pencipta) fajar." Kalimat ini adalah penyerahan diri yang total kepada Allah SWT, mengakui bahwa hanya Dia yang memiliki kekuatan untuk melindungi dari segala bentuk keburukan, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat, baik yang datang dari diri sendiri maupun dari luar.
Surah Al-Falaq, bersama dengan Surah An-Nas, merupakan surah-surah Mu'awwidzatain (dua surah perlindungan). Keduanya memiliki keutamaan yang luar biasa dalam menjaga diri dari berbagai macam gangguan, sihir, hasad (dengki), dan kejahatan lainnya. Rasulullah SAW sendiri sangat menganjurkan umatnya untuk membaca kedua surah ini, terutama sebelum tidur.
Diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa ketika Rasulullah SAW sedang sakit, beliau membaca Surah Al-Falaq dan An-Nas, lalu meniupkan pada kedua telapak tangannya dan mengusapkannya ke seluruh tubuhnya. Amalan ini menunjukkan betapa besar khasiat perlindungan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut.
Fajar (Al-Falaq) melambangkan awal dari segala sesuatu, termasuk kebaikan dan juga keburukan yang mungkin muncul. Dengan memohon perlindungan kepada Rabb Al-Falaq, seorang Muslim memohon agar dijauhkan dari segala potensi keburukan yang menyertai pergantian waktu atau kemunculan segala sesuatu.
Secara spesifik, ayat-ayat selanjutnya dalam Surah Al-Falaq menyebutkan perlindungan dari makhluk-makhluk yang jahat, kegelapan malam yang pekat, tukang sihir yang meniupkan pada buhul-buhul, dan orang yang dengki ketika ia dengki. Hal ini menjadikan surah ini sebagai benteng ampuh bagi mereka yang merasa terancam oleh hal-hal tersebut.
Dalam kondisi genting atau saat dilanda ketakutan, membaca "Qul a'udzu bi Rabbil falaq" dapat memberikan rasa aman dan ketenangan. Keyakinan bahwa Allah adalah Pelindung utama membantu meredakan kecemasan dan memperkuat iman.
Mengamalkan ayat ini tidaklah sulit, namun memerlukan kekhusyukan dan keyakinan yang tulus. Beberapa cara mengamalkannya antara lain:
Surah Al-Falaq mengingatkan kita bahwa di balik segala kuasa dan kehebatan ciptaan-Nya, Allah SWT adalah satu-satunya sumber perlindungan yang hakiki. Dengan senantiasa menggantungkan diri kepada-Nya dan membaca "Qul a'udzu bi Rabbil falaq," seorang Muslim dapat menjalani hidup dengan lebih tenang, aman, dan terhindar dari berbagai ancaman yang mungkin datang.
Qul a'udzu bi Rabbil falaq.
Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai fajar."