Istilah realis adalah merujuk pada sesuatu yang nyata, aktual, atau terwujud dalam kenyataan. Konsep ini seringkali kontras dengan sesuatu yang bersifat imajiner, teoritis, atau hanya ada dalam pikiran.
Dalam dunia seni dan sastra, realis adalah sebuah aliran atau gaya yang bertujuan untuk menggambarkan subjek atau objek seakurat dan sejujur mungkin, sebagaimana adanya di dunia nyata. Seniman atau penulis realis berusaha menghindari idealisasi, fantasi, atau dramatisasi yang berlebihan. Mereka fokus pada penggambaran kehidupan sehari-hari, masalah sosial, serta karakter dan situasi yang plausibel.
Gaya realis dalam seni visual seringkali ditandai dengan perhatian terhadap detail, proporsi yang akurat, dan penggunaan cahaya serta bayangan yang realistis. Dalam sastra, realisme menekankan pada penggambaran karakter yang kompleks dengan motivasi yang dapat dipahami, dialog yang alami, dan latar yang akrab bagi pembaca. Tujuannya adalah untuk menciptakan kesan bahwa apa yang digambarkan adalah cerminan langsung dari kehidupan yang kita kenal.
Di luar ranah seni, istilah realis adalah juga digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki pandangan pragmatis terhadap kehidupan. Seorang realis adalah seseorang yang mampu melihat situasi apa adanya, tanpa terbuai oleh harapan yang tidak realistis atau pesimisme yang berlebihan. Mereka cenderung membuat keputusan berdasarkan fakta dan kemungkinan yang ada, daripada berdasarkan impian atau emosi semata.
Sikap realis membantu individu untuk menghadapi tantangan dengan lebih efektif. Dengan memahami batasan dan peluang yang ada, seseorang dapat merencanakan tindakan yang lebih terarah dan memiliki ekspektasi yang lebih masuk akal. Ini bukan berarti mereka tidak memiliki impian, melainkan mereka mampu menyeimbangkan impian tersebut dengan pemahaman mendalam tentang realitas yang dihadapi.
Penting untuk memahami bahwa menjadi realis adalah sesuatu yang berbeda dari menjadi idealis atau pesimis. Seorang idealis cenderung melihat dunia dari sudut pandang yang ideal, seringkali fokus pada apa yang seharusnya terjadi atau apa yang mungkin dicapai jika semua berjalan sempurna. Sementara itu, seorang pesimis cenderung melihat sisi terburuk dari setiap situasi, memprediksi kegagalan, dan merasa bahwa keadaan tidak akan pernah membaik.
Seorang realis adalah berada di tengah-tengah. Mereka mengakui adanya kemungkinan negatif (seperti seorang pesimis) tetapi juga mempertimbangkan kemungkinan positif dan mencari solusi yang dapat diimplementasikan (seperti seorang idealis, namun dengan dasar yang lebih kokoh pada kenyataan). Realisme mendorong kita untuk bertindak berdasarkan pemahaman yang akurat tentang kondisi, bukan hanya berdasarkan keinginan atau ketakutan.
Dalam psikologi, pemikiran realis adalah sering dikaitkan dengan kognisi yang sehat dan adaptif. Kemampuan untuk menilai situasi secara akurat, mengenali emosi diri dan orang lain, serta membuat keputusan berdasarkan bukti adalah ciri-ciri penting dari kedewasaan emosional dan kognitif. Pendekatan realis membantu individu untuk mengelola ekspektasi mereka, mengurangi kekecewaan, dan membangun strategi yang lebih efektif untuk mencapai tujuan.
Ketika dihadapkan pada pilihan sulit, seorang realis adalah akan berusaha untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin, menganalisis pro dan kontra dari setiap opsi, dan kemudian membuat keputusan yang paling masuk akal berdasarkan fakta yang tersedia. Ini berbeda dengan orang yang impulsif (bertindak tanpa berpikir) atau orang yang terlalu ragu-ragu (terlalu banyak berpikir hingga tidak bertindak).
Secara ringkas, realis adalah seseorang atau sesuatu yang berkaitan dengan kenyataan, aktual, dan terwujud. Baik dalam seni, sastra, maupun kehidupan sehari-hari, sikap realis mendorong kejujuran, objektivitas, dan pendekatan yang pragmatis. Memahami dan mengadopsi pandangan realis adalah dapat menjadi kunci untuk navigasi kehidupan yang lebih efektif, pengambilan keputusan yang lebih baik, dan pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia di sekitar kita.