Gangguan sendi seperti rematik dan asam urat merupakan kondisi yang umum dialami oleh banyak orang, terutama seiring bertambahnya usia. Meskipun seringkali dibicarakan bersamaan, rematik dan asam urat memiliki penyebab, gejala, dan penanganan yang berbeda. Memahami perbedaan keduanya adalah langkah awal yang penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan menjaga kualitas hidup. Artikel ini akan mengulas secara mendalam mengenai rematik dan asam urat, termasuk cara mengenali gejala, faktor risiko, serta strategi pencegahan dan penanganannya.
Sendi yang sehat adalah kunci mobilitas dan kenyamanan.
Apa Itu Rematik?
Rematik bukanlah satu penyakit tunggal, melainkan istilah umum yang mencakup berbagai kondisi yang menyerang persendian, tulang, otot, dan jaringan ikat di sekitarnya. Penyakit rematik seringkali bersifat autoimun, artinya sistem kekebalan tubuh keliru menyerang jaringan tubuhnya sendiri, menyebabkan peradangan. Beberapa jenis rematik yang paling umum meliputi:
Osteoartritis (OA): Ini adalah jenis rematik yang paling umum, terutama terjadi pada lansia. OA disebabkan oleh kerusakan bertahap pada kartilago (lapisan tulang rawan di ujung tulang sendi) yang berfungsi sebagai bantalan. Kerusakan ini menyebabkan gesekan antar tulang, nyeri, kaku, dan pembengkakan.
Artritis Reumatoid (RA): RA adalah penyakit autoimun kronis yang menyerang lapisan sinovial sendi (membran yang melapisi persendian). Peradangan ini dapat merusak tulang rawan, tulang, ligamen, dan tendon di sekitar sendi. RA seringkali menyerang banyak sendi secara simetris, seperti jari tangan, pergelangan tangan, dan lutut.
Gout (Asam Urat): Meskipun sering dibedakan, gout adalah salah satu bentuk radang sendi yang disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat di dalam dan sekitar sendi.
Lupus Eritematosus Sistemik (SLE): Lupus adalah penyakit autoimun kompleks yang dapat memengaruhi berbagai organ, termasuk sendi, kulit, ginjal, dan otak.
Gejala umum rematik meliputi nyeri sendi, kekakuan (terutama di pagi hari), bengkak, kemerahan pada area sendi, keterbatasan gerak, dan kelelahan.
Apa Itu Asam Urat?
Asam urat adalah produk limbah alami dalam tubuh yang terbentuk ketika tubuh memecah zat kimia yang disebut purin. Purin terdapat dalam banyak makanan dan juga diproduksi oleh tubuh. Dalam kondisi normal, asam urat larut dalam darah, kemudian ginjal menyaringnya dan membuangnya melalui urin. Namun, ketika tubuh memproduksi terlalu banyak asam urat atau ginjal tidak dapat membuangnya secara efisien, kadar asam urat dalam darah bisa meningkat. Kondisi ini disebut hiperurisemia.
Ketika kadar asam urat terlalu tinggi, ia dapat membentuk kristal tajam yang disebut kristal monosodium urat. Kristal ini dapat menumpuk di dalam dan di sekitar persendian, menyebabkan peradangan mendadak yang dikenal sebagai serangan gout atau pirai. Serangan gout biasanya terjadi secara tiba-tiba, seringkali di malam hari, menyebabkan rasa sakit yang hebat, kemerahan, bengkak, dan rasa panas pada sendi yang terkena, paling sering pada jempol kaki. Selain itu, penumpukan kristal asam urat juga dapat membentuk benjolan keras di bawah kulit yang disebut tofi, yang bisa terjadi di telinga, siku, atau area lain. Batu ginjal juga bisa terbentuk akibat penumpukan kristal asam urat.
Kristal asam urat menjadi penyebab utama serangan gout.
Faktor Risiko Rematik dan Asam Urat
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena rematik atau asam urat:
Usia dan Jenis Kelamin: Risiko asam urat umumnya meningkat pada pria usia produktif dan wanita pasca-menopause. Risiko rematik, seperti osteoartritis, meningkat seiring usia.
Genetika: Riwayat keluarga dengan kondisi rematik atau asam urat dapat meningkatkan risiko.
Berat Badan Berlebih: Kelebihan berat badan memberikan tekanan lebih pada sendi, mempercepat kerusakan kartilago (pada OA), dan juga dapat meningkatkan produksi asam urat.
Pola Makan: Konsumsi makanan tinggi purin (daging merah, jeroan, makanan laut tertentu, minuman manis beralkohol) dapat meningkatkan kadar asam urat.
Kondisi Medis Tertentu: Penyakit seperti diabetes, penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, dan penyakit tiroid dapat meningkatkan risiko.
Obat-obatan: Beberapa jenis obat, seperti diuretik dan aspirin dosis rendah, dapat memengaruhi kadar asam urat.
Cedera Sendi: Cedera sebelumnya pada sendi dapat meningkatkan risiko terkena osteoartritis pada sendi tersebut.
Pencegahan dan Penanganan
Meskipun tidak semua kasus rematik dan asam urat dapat dicegah sepenuhnya, langkah-langkah gaya hidup sehat dapat secara signifikan mengurangi risiko dan mengelola gejalanya:
Untuk Mengelola Asam Urat:
Diet Sehat: Batasi konsumsi makanan tinggi purin. Tingkatkan asupan buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh. Minum banyak air.
Hindari Alkohol: Terutama bir, yang dapat meningkatkan produksi asam urat dan menghambat pengeluarannya.
Jaga Berat Badan Ideal: Penurunan berat badan yang bertahap dapat membantu menurunkan kadar asam urat.
Olahraga Teratur: Lakukan aktivitas fisik ringan hingga sedang.
Obat-obatan: Dokter mungkin meresepkan obat untuk menurunkan kadar asam urat atau meredakan peradangan saat serangan gout.
Untuk Mengelola Rematik:
Gaya Hidup Aktif: Olahraga teratur, seperti berenang, berjalan, atau bersepeda, dapat menjaga kelenturan sendi dan kekuatan otot.
Kontrol Berat Badan: Mengurangi beban pada sendi yang menopang berat badan.
Terapi Fisik dan Okupasi: Membantu meningkatkan fungsi sendi dan mengajarkan cara melindungi sendi.
Obat-obatan: Tergantung pada jenis rematik, dokter dapat meresepkan obat anti-inflamasi, pereda nyeri, atau obat imunosupresif.
Perubahan Gaya Hidup: Hindari aktivitas yang membebani sendi berlebihan, kelola stres, dan pastikan tidur cukup.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami gejala rematik atau asam urat. Diagnosis dini dan penanganan yang tepat dapat mencegah kerusakan sendi yang lebih parah dan meningkatkan kualitas hidup Anda. Dengan pemahaman yang baik dan tindakan pencegahan yang tepat, Anda dapat menjaga kesehatan sendi Anda di masa depan.