Dalam Al-Qur'an, setiap surat memiliki tempat dan urutan yang spesifik dalam mushaf. Pemahaman mengenai urutan ini penting bagi umat Muslim untuk membaca, menghafal, dan merenungkan ayat-ayat suci. Pertanyaan umum yang sering muncul di kalangan pembaca Al-Qur'an adalah: setelah Surat Al Bayyinah adalah surat apa?
Surat Al Bayyinah sendiri merupakan surat ke-98 dalam susunan mushaf Al-Qur'an. Surat ini memiliki jumlah ayat sebanyak 8 ayat dan termasuk dalam golongan surat Madaniyah, meskipun ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hal ini. Nama "Al Bayyinah" diambil dari ayat pertama surat ini yang berarti "bukti yang nyata". Surat ini menekankan tentang pentingnya keesaan Allah, penolakan terhadap kesyirikan, dan konsekuensi dari keimanan serta kekufuran.
Setelah menelusuri susunan mushaf Al-Qur'an, kita akan menemukan bahwa surat yang berada tepat setelah Surat Al Bayyinah adalah Surat Az-Zalzalah.
Surat Az-Zalzalah adalah surat ke-99 dalam mushaf Al-Qur'an. Surat ini memiliki 8 ayat dan termasuk dalam golongan surat Makkiyah, yang berarti diturunkan di Mekkah sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Nama "Az-Zalzalah" sendiri berarti "Keguncangan" atau "Gempa", yang merujuk pada gambaran dahsyatnya peristiwa pada Hari Kiamat yang dijelaskan dalam surat ini.
Isi pokok dari Surat Az-Zalzalah sangatlah ringkas namun sarat makna. Surat ini diawali dengan firman Allah SWT:
"Apabila bumi diguncangkan dengan segala keguncangannya," (QS. Az-Zalzalah: 1)
Ayat ini menggambarkan kengerian dan kehebatan Hari Kiamat, di mana bumi akan mengalami goncangan yang luar biasa. Kemudian, surat ini melanjutkan dengan penjelasan mengenai keluarnya beban-beban yang ada di dalam bumi, serta kesaksian bumi itu sendiri terhadap perbuatan manusia. Surat ini menegaskan prinsip keadilan Allah yang mutlak, di mana sekecil apapun perbuatan baik atau buruk yang dilakukan manusia, semuanya akan diperhitungkan dan dibalas.
"Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya," (QS. Az-Zalzalah: 2)
"Dan manusia bertanya: 'Mengapa bumi (menjadi begini)?'" (QS. Az-Zalzalah: 3)
"Pada hari itu bumi menceritakan beritanya," (QS. Az-Zalzalah: 4)
"Karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkannya." (QS. Az-Zalzalah: 5)
"Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, agar diperlihatkan kepada mereka (balasan) perbuatan mereka." (QS. Az-Zalzalah: 6)
"Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." (QS. Az-Zalzalah: 7)
"Dan siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." (QS. Az-Zalzalah: 8)
Meskipun memiliki tema yang sedikit berbeda – Al Bayyinah lebih fokus pada kebenaran risalah Islam dan konsekuensi keimanan/kekufuran, sementara Az-Zalzalah lebih gamblang menggambarkan kengerian Hari Kiamat dan balasan amal perbuatan – keduanya saling melengkapi dalam memberikan gambaran tentang kekuasaan Allah dan pertanggungjawaban manusia.
Surat Al Bayyinah menegaskan bahwa orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan mendapatkan balasan surga, sementara orang-orang yang ingkar akan mendapatkan siksa. Surat Az-Zalzalah kemudian memperkuat pemahaman ini dengan menjelaskan bagaimana setiap perbuatan, sekecil apapun, akan dihisab pada hari ketika bumi dan segala isinya diguncangkan. Hal ini memberikan motivasi tambahan bagi umat Islam untuk senantiasa berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatannya, karena semua akan dipertanggungjawabkan.
Dalam kajian Al-Qur'an, seringkali ditemukan kaitan antara surat-surat yang berurutan. Urutan ini bukan hanya sekadar penomoran, tetapi juga mencerminkan aliran pemikiran dan penekanan tema yang mungkin saling terkait atau berlanjut. Memahami urutan ini dapat membantu kita melihat gambaran besar dari ajaran Islam yang disampaikan melalui Al-Qur'an.
Jadi, bagi Anda yang bertanya setelah Surat Al Bayyinah adalah surat Az-Zalzalah. Keduanya merupakan surat yang penting untuk direnungkan dan dipelajari kandungannya demi mempertebal keimanan dan kesadaran kita sebagai hamba Allah.