Ilustrasi: Keteguhan iman di tengah ujian.
Al-Qur'an, kitab suci yang diturunkan sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia, senantiasa menyajikan ayat-ayat penuh hikmah dan pelajaran. Di antara lautan ayat-ayatnya, Surah Al-Baqarah menempati posisi terdepan, membawa berbagai kisah, hukum, dan ajaran fundamental. Salah satu ayat yang sarat makna dari surah ini adalah ayat 211. Ayat ini hadir untuk mengingatkan kita tentang keteguhan iman di hadapan cobaan, serta konsekuensi dari penolakan terhadap kebenaran Ilahi.
QS. Al-Baqarah: 211
Orang-orang Yahudi dan Nasrani berkata: "Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya." Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" Sesungguhnya kamu adalah manusia biasa, di antara orang-orang yang Dia ciptakan, Dia mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya." Dan bagi Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, dan kepada Allah-lah kembali(mu).
(Dalam bahasa Arab: سَلۡهُمۡ أَيَوۡدُبُهُمۡ فِرۡعَوۡنُ وَمَن قَبۡلَهُمۡۜ قَدۡ جَعَلۡنَا بَعۡضَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ عَلَىٰ بَعۡضٍ وَأَتَيۡنَا دَاوُۥدَ زَبُورًا. [211] يَسۡـَٔلُكَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَـٰبِ أَن تُنَزِّلَ عَلَيۡهِمۡ كِتَـٰبًا مِّنَ ٱلسَّمَاءِ فَقَدۡ كَذَبُواْ مُوسَىٰٓ أَكۡبَرَ مِن ذَٰلِكَ فَقَالُوٓاْ أَرِنَا ٱللَّهَ جَهۡرَةً فَأَخَذَتۡهُمُ ٱلصَّـٰعِقَةُ بِظُلۡمِهِمۡ. ثُمَّ ٱتَّخَذُواْ ٱلۡعِجۡلَ مِنۢ بَعۡدِ مَا جَاءَتۡهُمُ ٱلۡبَيِّنَـٰتُ فَعَفَوۡنَا عَن ذَٰلِكَ وَآتَيۡنَا مُوسَىٰ سُلۡطَـٰنًا مُّبِينًا. وَرَفَعۡنَا فَوۡقَهُمُ ٱلطُّورَ بِمِيثَـٰقِهِمۡ وَقُلۡنَا لَهُمُ ٱدۡخُلُواْ ٱلۡبَابَ سُجَّدًا وَقُلۡنَا لَهُمۡ لَا تَعۡدُواْ فِي ٱلسَّبۡتِ وَأَخَذۡنَا مِنۡهُم مِّيثَـٰقًا غَلِيظًا. فَبِمَا نَقۡضِهِم مِّيثَـٰقَهُمۡ وَكُفۡرِهِم بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ وَقَتۡلِهِمُ ٱلۡأَنۢبِيَآءَ بِغَيۡرِ حَقٍّ وَقَوۡلِهِمۡ قُلُوبُنَا غُلۡفٌ بَلۡ طَبَعَ ٱللَّهُ عَلَيۡهَا بِكُفۡرِهِمۡ فَلَا يُؤۡمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا. وَبِكُفۡرِهِمۡ وَقَوۡلِهِمۡ عَلَىٰ مَرۡيَمَ بُهۡتَـٰنًا عَظِيمًا. وَبِقَوۡلِهِمۡ إِنَّا قَتَلۡنَا ٱلۡمَسِيحَ عِيسَى ٱبۡنَ مَرۡيَمَ رَسُولَ ٱللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِن شُبِّهَ لَهُمۡ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ ٱخۡتَلَفُواْ فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنۡهُ مَا لَهُم بِهِۦ مِنۡ عِلۡمٍ إِلَّا ٱتِّبَاعَ ٱلظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا. بَل رَّفَعَهُ ٱللَّهُ إِلَيۡهِ وَكَانَ ٱللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا. ٱللَّهُ لَا يُكَلِّفُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا ٱكۡتَسَبَتۡ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَآ إِن نَّسِينَآ أَوۡ أَخۡطَأۡنَا رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَآ إِصۡرًا كَمَا حَمَلۡتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ وَٱعۡفُ عَنَّا وَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَآ أَنتَ مَوۡلَىٰنَا فَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَـٰفِرِينَ.)
Ayat 211 Surah Al-Baqarah ini seringkali diartikan sebagai bantahan terhadap klaim sebagian kaum Yahudi dan Nasrani yang merasa diri mereka istimewa di hadapan Allah. Mereka memiliki anggapan bahwa kedekatan mereka dengan Allah, yang dianggap sebagai "anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya," akan membebaskan mereka dari siksaan, meskipun mereka melakukan dosa.
Allah SWT melalui Rasulullah Muhammad SAW diperintahkan untuk menanyakan kepada mereka, "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" Pertanyaan retoris ini sangat tajam, menyoroti kontradiksi dalam klaim mereka. Jika mereka benar-benar anak-anak dan kekasih Allah, mengapa mereka tetap dikenai siksaan akibat perbuatan dosa mereka? Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan seseorang di sisi Allah tidak ditentukan oleh keturunan atau klaim keistimewaan semata, melainkan oleh keimanan, ketaatan, dan amal perbuatan.
Ayat ini menegaskan prinsip dasar tauhid: bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, pencipta dan penguasa seluruh alam semesta. Manusia, siapapun itu, adalah makhluk ciptaan-Nya. Allah memiliki kekuasaan mutlak untuk memberikan ampunan kepada siapa saja yang Dia kehendaki berdasarkan keadilan dan kebijaksanaan-Nya, dan Dia juga berhak menyiksa siapa saja yang Dia kehendaki atas dasar keadilan-Nya. Tidak ada seorang pun yang dapat menentang atau mempersoalkan keputusan-Nya.
Ada beberapa poin penting yang dapat kita ambil dari Surah Al-Baqarah ayat 211:
Dalam konteks yang lebih luas, Surah Al-Baqarah ayat 211 juga dapat menjadi pengingat bagi umat Islam sendiri. Seringkali, kemudahan yang diberikan Allah atau keislaman diri bisa menimbulkan rasa aman yang berlebihan, sehingga melupakan tanggung jawab untuk terus beribadah dan berbuat baik. Ayat ini mengajak kita untuk senantiasa memeriksa diri, memperbaiki akhlak, dan meningkatkan kualitas iman, tanpa pernah merasa diri sudah mencapai titik aman yang permanen. Kehidupan adalah ujian berkelanjutan, dan ketenangan sejati hanya akan diraih dengan mendekatkan diri kepada Allah melalui ketaatan dan ketulusan.