Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, merupakan kumpulan wahyu ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Susunan surat-surat dalam Al-Qur'an memiliki makna tersendiri dan telah diatur berdasarkan petunjuk dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril. Setiap surat memiliki posisi yang spesifik dalam mushaf. Salah satu surat yang memiliki kekhususan tersendiri adalah Surah Al-Bayyinah.
Bagi yang mencari tahu mengenai posisi Surah Al-Bayyinah dalam Al-Qur'an, jawabannya adalah bahwa surah ini menempati urutan ke-98. Surah Al-Bayyinah merupakan salah satu dari surat-surat pendek yang berada di bagian akhir juz 'Amma (juz terakhir Al-Qur'an). Meskipun tergolong pendek, kandungannya sarat akan makna mendalam dan peringatan penting bagi umat manusia.
Nama "Al-Bayyinah" sendiri berarti "Bukti yang Nyata" atau "Keterangan yang Jelas". Pemberian nama ini mencerminkan isi pokok dari surah ini, yaitu tentang hadirnya bukti yang nyata dari Allah SWT berupa risalah kenabian Muhammad SAW dan kitab suci Al-Qur'an itu sendiri. Bukti ini menegaskan kebenaran ajaran Islam dan membedakan antara orang yang beriman dan kafir, antara orang yang taat dan pembangkang.
Surah ini diawali dengan pernyataan yang tegas:
"Orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik (menetapkan dirinya) tidak akan berpisah (dari kekafirannya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata." (QS. Al-Bayyinah: 1)
Ayat ini dengan jelas menyebutkan bahwa bukti nyata tersebut belum akan berakhir bagi orang-orang kafir sampai mereka melihatnya secara langsung. Bukti tersebut adalah kedatangan seorang rasul dari Allah yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan, yang di dalamnya terkandung petunjuk lurus.
Selain menegaskan tentang datangnya bukti nyata, Surah Al-Bayyinah juga memaparkan dua kelompok besar manusia yang akan mendapatkan balasan berbeda di akhirat.
Surah ini juga menekankan tentang pentingnya ikhlas dalam beribadah. Allah memerintahkan manusia untuk menyembah-Nya dengan mengikhlaskan agama semata-mata kepada-Nya, menegakkan salat, dan menunaikan zakat. Ketiga perintah ini merupakan pilar utama dalam kehidupan seorang Muslim, yang mencerminkan hubungan vertikal dengan Sang Pencipta dan hubungan horizontal dengan sesama makhluk.
Meskipun pendek, Surah Al-Bayyinah memiliki keutamaan yang luar biasa. Diriwayatkan dari hadis Rasulullah SAW, salah satu keutamaannya adalah sebagai berikut:
"Surah Al-Bayyinah (Laa yakaffu rothim mabada) diturunkan kepadaku." Lalu beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman kepadaku, 'Bergembiralah dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu, tidaklah diberikan kepada seorang nabi pun sebelummu, yaitu surah Al-Fatihah dan akhir surah Al-Baqarah (ayat-ayat terakhir). Siapa yang membacanya di malam hari, ia dicukupi, dan siapa yang membacanya di siang hari, ia akan dijaga.'"
Meskipun kutipan hadis di atas menyebutkan Al-Fatihah dan akhir Al-Baqarah, beberapa riwayat lain mengaitkan Surah Al-Bayyinah dengan keutamaan tertentu. Ada penafsiran yang menganggap bahwa surah ini, karena merupakan bukti nyata dari Allah, memiliki kedudukan penting dalam memperkuat iman. Membacanya secara rutin dapat menjadi pengingat akan kebesaran Allah, kebenaran risalah Islam, dan konsekuensi dari pilihan hidup seseorang di dunia dan akhirat.
Keutamaan membaca surah ini secara konsisten dapat memberikan ketenangan hati, mempertebal keyakinan, dan menjadi sumber motivasi untuk terus berbuat kebaikan serta menjauhi larangan-Nya. Kehadiran Surah Al-Bayyinah di urutan ke-98 dalam Al-Qur'an mengingatkan kita bahwa setiap ayat dan setiap surat memiliki peran penting dalam membentuk pemahaman kita tentang Islam dan mengarahkan hidup kita menuju keridhaan Allah SWT.
Dengan memahami urutan, makna, dan keutamaan Surah Al-Bayyinah, diharapkan kita semakin termotivasi untuk membaca, merenungkan, dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.