Ilustrasi visual Surah Al-Baqarah, Ayat 137
Al-Qur'an, sebagai kitab suci petunjuk bagi umat manusia, menyimpan mutiara-mutiara hikmah dalam setiap ayatnya. Salah satu ayat yang memiliki makna mendalam dan relevan bagi kehidupan adalah Surah Al-Baqarah ayat 137. Ayat ini tidak hanya berbicara tentang sejarah umat terdahulu, tetapi juga memberikan pelajaran berharga mengenai keadilan, kesabaran, dan hakikat kebenaran yang senantiasa dijaga oleh Allah SWT.
فَإِنْ آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا ۖ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّهُمْ فِي شِقَاقٍ ۖ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
"Maka jika mereka beriman kepada sama seperti apa yang kamu telah beriman kepadanya, maka sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, maka sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (denganmu), maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Ayat 137 dari Surah Al-Baqarah ini diturunkan pada masa ketika umat Islam masih dalam tahap awal perkembangannya. Terdapat perbedaan keyakinan yang signifikan antara kaum Muslimin dengan kaum Yahudi dan Nasrani pada masa itu. Ayat ini secara spesifik menanggapi sikap kaum Ahli Kitab yang menginginkan agar umat Islam mengikuti cara ibadah dan keyakinan mereka. Allah SWT melalui ayat ini mengajarkan kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya mengenai sikap yang harus diambil dalam menghadapi perbedaan tersebut.
Pesan utamanya adalah penegasan bahwa petunjuk yang sejati ada pada keimanan yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu Islam. Jika kaum Ahli Kitab beriman dengan cara yang sama seperti kaum Muslimin, maka mereka telah menemukan kebenaran. Namun, jika mereka menolak dan memilih untuk berpaling, maka mereka telah memisahkan diri dari kebenaran dan berada dalam perpecahan.
Ayat ini mengandung beberapa makna penting yang dapat digali:
Allah mengajarkan sikap adil dan terbuka. Jika orang lain mau menerima kebenaran yang sama dengan apa yang telah diyakini oleh kaum Muslimin, maka itulah petunjuk yang benar. Ini menunjukkan bahwa Islam tidak memaksa, melainkan mengajak kepada kebenaran berdasarkan pemahaman dan penerimaan. Ayat ini memberikan legitimasi bagi dakwah yang berbasis pada penawaran kebaikan dan kebenaran, bukan pemaksaan.
Bagi mereka yang berpaling dari kebenaran setelah dijelaskan, ayat ini menegaskan bahwa mereka akan tenggelam dalam perpecahan (شقاق). 'Shaqaaq' dapat diartikan sebagai perselisihan, permusuhan, atau jurang pemisah. Penolakan terhadap kebenaran akan membawa pelakunya pada kondisi hati yang tidak tentram, kebingungan, dan konflik internal maupun eksternal. Ini adalah konsekuensi logis dari menolak petunjuk Ilahi.
Bagian akhir ayat, "maka Allah akan memelihara kamu dari mereka," memberikan jaminan dan ketenangan bagi umat Islam. Meskipun ada penolakan dan permusuhan, Allah SWT menjanjikan perlindungan bagi hamba-hamba-Nya yang teguh berpegang pada kebenaran. Perlindungan ini bisa dalam bentuk fisik maupun spiritual, berupa kekuatan untuk menghadapi cobaan dan ketenangan jiwa.
Penyebutan sifat Allah "Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (As-Sami' Al-'Alim) di akhir ayat bukanlah tanpa alasan. Ini menegaskan bahwa Allah mendengar setiap perkataan, doa, dan keluhan orang yang beriman, serta mengetahui segala niat dan tindakan mereka yang menolak kebenaran. Pengetahuan dan pendengaran Allah yang meliputi segalanya menjadi sumber kekuatan dan ketenangan, karena Dia selalu mengawasi dan akan memberikan balasan yang setimpal.
Surah Al-Baqarah ayat 137 menawarkan pelajaran yang sangat relevan di era modern ini:
Dengan merenungi makna Surah Al-Baqarah ayat 137, diharapkan kita dapat memperkuat keimanan, senantiasa bersabar dalam menghadapi ujian, dan memelihara hubungan baik dengan sesama sambil tetap berpegang teguh pada kebenaran.