Surah Al-Falaq, yang secara harfiah berarti "Waktu Subuh", adalah salah satu surah terpendek dalam Al-Qur'an, namun memiliki kedalaman makna dan perlindungan spiritual yang luar biasa. Surah ini merupakan bagian dari surah-surah Mu'awwidzatain, yaitu dua surah yang dijadikan sebagai perlindungan diri dari berbagai keburukan, bersama dengan Surah An-Nas. Mengapa surah ini begitu istimewa dan bagaimana kita dapat memahaminya lebih dalam melalui bacaan Rumi (transliterasi Latin)? Artikel ini akan mengulasnya secara lengkap.
Bagi Anda yang sedang dalam proses belajar membaca Al-Qur'an atau ingin memastikan pelafalan yang tepat, berikut adalah transliterasi Rumi dari Surah Al-Falaq beserta bacaan Arab dan terjemahannya:
Setiap ayat dalam Surah Al-Falaq memiliki makna tersendiri yang mengajarkan kita untuk memohon perlindungan kepada Allah dari segala jenis keburukan yang mungkin menimpa.
Permohonan perlindungan dimulai dengan menyebut "Rabbil Falaq", yaitu Tuhan yang menguasai waktu subuh. Fajar adalah simbol terbitnya cahaya setelah kegelapan, mengindikasikan datangnya harapan, kebaikan, dan kelepasan dari kesulitan. Dengan memohon kepada Tuhan yang menguasai fajar, kita mengakui kekuasaan-Nya atas segala waktu dan keadaan, serta memohon agar Dia mendatangkan kemudahan dan mengusir kegelapan kesulitan.
"Min sharrin mā khalaq" mengajarkan kita untuk berlindung dari segala bentuk kejahatan yang diciptakan oleh Allah. Ini mencakup kejahatan yang berasal dari manusia, jin, hewan, atau bahkan fenomena alam yang merugikan. Kita memohon agar dijauhkan dari segala niat buruk, perbuatan zalim, dan bahaya yang mungkin timbul dari makhluk ciptaan-Nya.
"Wa min sharrin ghāsiqin iżā waqab" merujuk pada kegelapan malam yang pekat. Malam sering kali diidentikkan dengan kesendirian, ketakutan, dan potensi munculnya keburukan yang tersembunyi. Memohon perlindungan dari kejahatan di saat gelap gulita mengingatkan kita untuk selalu waspada dan berserah diri kepada Allah, bahkan dalam situasi yang paling menakutkan sekalipun.
Ayat ini, "Wa min sharrin-naffāthāti fīl-‘uqad", secara spesifik menyebutkan kejahatan wanita-wanita yang meniup pada buhul-buhul. Ini merujuk pada praktik sihir, guna-guna, atau segala bentuk tipu daya yang dilakukan untuk mencelakai orang lain. Umat Muslim diperintahkan untuk berlindung kepada Allah dari pengaruh sihir dan segala bentuk kekuatan gaib yang bersifat merusak.
Terakhir, "Wa min sharrin ḥāsidin iżā ḥasad" memohon perlindungan dari kejahatan orang yang dengki. Dengki adalah sifat tercela yang dapat mendorong seseorang untuk menginginkan keburukan bagi orang lain, bahkan jika ia sendiri tidak mengalami kerugian. Ayat ini mengajarkan kita untuk memohon perlindungan dari hasad orang lain dan juga untuk membersihkan hati kita dari sifat dengki.
Membaca Surah Al-Falaq secara rutin, terutama sebelum tidur, memiliki banyak keutamaan. Rasulullah SAW sendiri menganjurkan umatnya untuk membaca surah-surah Mu'awwidzatain untuk perlindungan diri. Membacanya dengan tadabbur (merenungi makna) akan meningkatkan keyakinan dan ketenangan hati. Ketika kita membaca "Qul a‘ūżu bi-rabbil-falaq", kita sesungguhnya sedang membangun benteng spiritual yang kuat dengan bersandar pada kekuasaan Allah semata.
Dengan memahami bacaan Rumi, transliterasi Arab, dan terjemahan Surah Al-Falaq, kita dapat lebih mudah mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Surah ini menjadi pengingat bahwa satu-satunya sumber perlindungan sejati adalah Allah SWT. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa melantunkan ayat-ayat suci ini sebagai bentuk ibadah, permohonan perlindungan, dan peneguhan iman kita.