Ikon simbol Al-Qur'an dan ayat.
Dalam susunan mushaf Al-Qur'an, setiap surah memiliki posisi yang spesifik dan urutan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT melalui Rasul-Nya. Setelah kita merenungi keindahan dan makna mendalam dari Surah At-Tin, surah yang dimulai dengan sumpah Allah atas buah tin dan zaitun, pertanyaan selanjutnya adalah, surah apa yang menyusul dalam urutan mushaf? Jawabannya adalah Surah Al-Qalam.
Surah Al-Qalam merupakan surah ke-68 dalam Al-Qur'an dan termasuk dalam golongan surah Makkiyah, yang berarti diturunkan di Makkah sebelum hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah. Surah ini memiliki 61 ayat dan dinamakan Al-Qalam, yang berarti "pena", merujuk pada lafaz pertama surah ini: "Nun, demi pena dan apa yang mereka tulis." Sumpah ini sendiri sudah menunjukkan betapa pentingnya peran pena dan tulisan dalam penyampaian wahyu dan ilmu pengetahuan.
Ayat pembuka Surah Al-Qalam, yaitu "Nun, demi pena dan apa yang mereka tulis," memuat hikmah yang luar biasa. Sumpah ini menegaskan betapa agungnya kedudukan pena dan segala sesuatu yang dituliskan olehnya. Dalam konteks turunnya Al-Qur'an, pena melambangkan wahyu Allah yang ditulis oleh para sahabat untuk diabadikan. Pena juga melambangkan ilmu pengetahuan yang disampaikan dari generasi ke generasi, menjadi sarana penting untuk memahami kebenaran dan membimbing umat manusia.
Allah SWT bersumpah dengan pena dan tulisan mereka untuk menekankan kesucian dan kebenaran Al-Qur'an. Ini juga menjadi pengingat bagi manusia akan pentingnya menjaga amanah ilmu, menggunakannya untuk kebaikan, dan menjauhi segala bentuk kebohongan serta kesalahpahaman yang dapat ditimbulkan oleh tulisan yang tidak bertanggung jawab.
Surah Al-Qalam diturunkan sebagai respons terhadap tuduhan-tuduhan dan ejekan kaum Quraisy terhadap Nabi Muhammad SAW. Mereka menuduh Nabi sebagai orang gila atau penyair yang mengada-ada, padahal Al-Qur'an yang dibawa Nabi adalah wahyu ilahi. Surah ini membantah tuduhan tersebut dengan tegas dan memberikan penjelasan mengenai sifat-sifat mulia Nabi Muhammad SAW.
Di antara pokok-pokok bahasan dalam Surah Al-Qalam adalah:
Meskipun memiliki tema yang berbeda, Surah At-Tin dan Surah Al-Qalam memiliki kesinambungan dalam pesan-pesannya. Surah At-Tin diawali dengan sumpah Allah atas ciptaan-Nya yang agung, termasuk buah tin dan zaitun, serta penegasan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Ini merupakan pengantar tentang potensi manusia dan kemuliaan penciptaan.
Selanjutnya, Surah Al-Qalam hadir untuk mengingatkan manusia akan tanggung jawabnya, terutama dalam penggunaan akal dan ilmu yang dianugerahkan Allah. Sumpah dengan pena menegaskan pentingnya kebenaran dalam penyampaian informasi dan ilmu. Kedua surah ini secara bersama-sama mendorong manusia untuk senantiasa menggunakan potensi dirinya, termasuk ilmu pengetahuan, untuk menegakkan kebenaran dan menjauhi kesesatan.
Mempelajari surah setelah At-Tin, yaitu Al-Qalam, memberikan kita banyak pelajaran berharga. Pertama, kita diingatkan akan pentingnya ilmu dan tulisan sebagai sarana penyebaran kebenaran. Kedua, kita diajari untuk memiliki akhlak yang mulia sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ketiga, kita diperingatkan agar tidak terjerumus dalam keserakahan, kezaliman, dan kemunafikan.
Dengan memahami urutan dan makna surah-surah dalam Al-Qur'an, kita dapat lebih mendalami ajaran-ajaran Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Surah Al-Qalam, dengan segala pesannya yang kuat, menjadi pengingat abadi akan pentingnya kejujuran, integritas, dan penggunaan ilmu pengetahuan untuk kemaslahatan umat manusia.