Surat Al-Baqarah, yang merupakan surat kedua dalam Al-Qur'an, dimulai dengan pembahasan mengenai mukmin, kafir, dan munafik. Ayat 21 ini hadir sebagai seruan universal yang ditujukan kepada seluruh umat manusia, tanpa memandang latar belakang, status sosial, atau keyakinan sebelumnya. Ayat ini memiliki kedalaman makna yang luar biasa, menggarisbawahi esensi dari penciptaan manusia dan tujuan keberadaannya di muka bumi.
Seruan "Wahai manusia!" (يَا أَيُّهَا النَّاسُ) menunjukkan sifat ajakan yang inklusif dan universal. Allah SWT memanggil seluruh keturunan Adam untuk merenungkan dan bertindak. Panggilan ini adalah langkah pertama untuk membangun kesadaran akan Sang Pencipta.
Bagian selanjutnya, "Sembahlah Tuhan-mu yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelummu" (اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ), adalah inti dari ajaran tauhid. Perintah untuk menyembah ('ibadah) mencakup seluruh aspek kehidupan, bukan hanya ritual ibadah mahdhah seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, tetapi juga segala bentuk ketaatan dan pengabdian kepada Allah SWT.
Penyebutan Allah sebagai "Tuhan-mu yang telah menciptakanmu" adalah sebuah argumen logis. Penciptaan diri sendiri adalah bukti terbesar kekuasaan dan keesaan Allah. Seseorang tidak mungkin menciptakan dirinya sendiri. Oleh karena itu, satu-satunya Dzat yang berhak disembah adalah Dia yang telah memberikan kehidupan.
Penambahan frasa "dan orang-orang sebelummu" (وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ) memiliki beberapa makna penting. Pertama, ini mengingatkan manusia bahwa mereka adalah bagian dari rantai sejarah penciptaan yang panjang. Nenek moyang kita juga diciptakan oleh Allah yang sama. Ini menumbuhkan rasa kebersamaan dan solidaritas antar generasi. Kedua, ini menunjukkan bahwa seruan untuk beribadah kepada Allah bukanlah hal baru, melainkan risalah yang terus menerus disampaikan oleh para nabi dan rasul sejak zaman dahulu. Semua manusia, baik yang hidup di masa lalu maupun masa kini, memiliki kewajiban yang sama untuk tunduk kepada Pencipta.
Tujuan akhir dari perintah menyembah ini disebutkan dalam frasa "agar kamu bertakwa" (لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ). Takwa adalah puncak kesadaran spiritual, yaitu kemampuan untuk menjaga diri dari murka Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ketakwaan bukanlah sekadar perasaan, melainkan manifestasi nyata dalam tindakan sehari-hari. Dengan menyembah Allah, manusia dilatih untuk mengendalikan hawa nafsu, memiliki akhlak mulia, dan senantiasa merasa diawasi oleh Tuhan.
Ayat Al-Baqarah ayat 21 memberikan pelajaran berharga bagi setiap insan:
Dengan memahami dan merenungkan Surat Al-Baqarah ayat 21, kita diajak untuk kembali kepada fitrah penciptaan kita, yaitu mengabdikan diri sepenuhnya kepada Allah SWT, Sang Pencipta alam semesta. Ini adalah panggilan untuk kesadaran, syukur, dan komitmen spiritual yang akan membimbing kita menuju kehidupan yang bermakna dan diridhai oleh-Nya.