Surat Al-Baqarah merupakan surah terpanjang dalam Al-Qur'an, menyimpan berbagai kisah nabi, hukum, dan pedoman hidup bagi umat manusia. Di antara ayat-ayatnya yang penuh hikmah, terdapat ayat 248 yang sering kali menjadi sorotan karena memuat kisah mengenai mukjizat dan tanda kebesaran Allah yang berkaitan dengan nabi pilihan-Nya. Ayat ini tidak hanya menceritakan sebuah peristiwa, tetapi juga mengandung pelajaran mendalam tentang keyakinan, kesabaran, dan karunia ilahi.
Surat Al-Baqarah ayat 248 secara umum menceritakan tentang seorang nabi yang diutus untuk kaumnya, dan Allah menunjukkan kepadanya sebuah tanda kekuasaan-Nya berupa tabut (sanduq) yang berisi ketenangan dari Tuhannya dan sisa peninggalan keluarga Musa dan Harun. Tabut ini dibawa oleh para malaikat. Peristiwa ini terjadi ketika Bani Israil meminta seorang raja agar mereka dapat berperang di jalan Allah.
(Dan nabi mereka berkata kepada mereka, "Sesungguhnya tanda kerajaan [Talut] itu ialah datangnya Tabut kepadamu, yang di dalamnya terdapat [semacam] ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, yang dibawa oleh malaikat-malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.")
Ayat ini sarat akan makna dan pelajaran yang berharga bagi setiap Muslim yang membacanya dengan penuh perenungan.
Kata "ayat" dalam Al-Qur'an memiliki makna yang sangat luas, mulai dari tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta, mukjizat para nabi, hingga ayat-ayat hukum yang terkandung dalam kitab suci. Dalam konteks ayat 248 ini, tabut yang dibawa malaikat adalah sebuah "ayat" atau tanda nyata dari kekuasaan Allah. Keberadaan tabut tersebut membuktikan kebenaran janji Allah dan keunggulan nabi yang diutus-Nya.
"Sakīnah" adalah anugerah ilahi berupa ketenangan hati, kedamaian jiwa, dan rasa aman. Kehadiran tabut yang di dalamnya terdapat sakīnah memberikan efek psikologis yang luar biasa bagi Bani Israil. Di tengah ketakutan dan keraguan mereka, adanya sakīnah tersebut menjadi sumber kekuatan dan keyakinan. Ini mengajarkan kita bahwa sumber ketenangan sejati hanyalah dari Allah. Ketika hati merasa gelisah, kembalilah kepada-Nya, mintalah ketenangan, dan percayalah bahwa Dia akan memberikannya.
"Baqiyyah" atau sisa peninggalan dari keluarga Musa dan Harun menunjukkan bahwa sesuatu yang berharga dari orang-orang saleh terdahulu itu akan tetap dikenang dan membawa keberkahan. Ini bisa berupa warisan ilmu, amal saleh, atau bahkan benda-benda yang memiliki nilai sejarah dan spiritual. Pelajaran di sini adalah pentingnya menghargai warisan para pendahulu yang beriman dan berusaha untuk melanjutkan estafet kebaikan mereka.
Disebutkannya malaikat yang membawa tabut semakin menegaskan betapa agungnya peristiwa ini. Malaikat adalah makhluk Allah yang patuh dan senantiasa melaksanakan perintah-Nya. Keterlibatan mereka dalam membawa tabut menunjukkan bahwa peristiwa ini bukan sekadar fenomena alam biasa, melainkan campur tangan ilahi yang luar biasa.
Ayat diakhiri dengan penegasan, "Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman." Ini menunjukkan bahwa untuk dapat memahami dan mengambil manfaat dari tanda-tanda kebesaran Allah, diperlukan keimanan yang kuat. Tanpa iman, segenap mukjizat dan keajaiban pun bisa jadi terlewatkan atau bahkan ditolak. Keimanan adalah kunci untuk membuka mata hati melihat kebenaran.
Kisah dalam surat Al-Baqarah ayat 248 ini meskipun terjadi di masa lalu, tetap memiliki relevansi yang kuat bagi kehidupan umat Muslim saat ini. Kita dihadapkan pada berbagai ujian, tantangan, dan keraguan. Ayat ini mengingatkan kita untuk selalu melihat segala sesuatu sebagai tanda kekuasaan Allah. Ketenangan hati yang kita cari hendaknya bersumber dari kedekatan dengan Sang Pencipta. Sejarah para nabi dan orang-orang saleh dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk terus berjuang di jalan kebaikan.
Dengan merenungkan surat Al-Baqarah ayat 248, kita diajak untuk memperdalam keyakinan, senantiasa memohon ketenangan dari Allah, serta menghargai jejak kebaikan para pendahulu. Jadikanlah ayat ini sebagai pengingat bahwa Allah Maha Kuasa dan selalu menunjukkan tanda-tanda-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang beriman.