Surat Al Baqarah Ayat 91-120: Pesan Iman dan Perjuangan

Al-Baqarah

Simbol Ketuhanan dan Cahaya Petunjuk.

Surat Al-Baqarah, yang berarti "Sapi Betina", merupakan surat terpanjang dalam Al-Qur'an dan mengandung berbagai macam ajaran serta kisah yang mendalam bagi umat Islam. Di antara ayat-ayatnya yang kaya makna, rentang ayat 91 hingga 120 menyajikan serangkaian pesan penting terkait keimanan, perlawanan terhadap kebatilan, dan pentingnya memegang teguh petunjuk Allah.

Penolakan Terhadap Kebenaran dan Tuduhan

Ayat-ayat awal dalam rentang ini, dimulai dari ayat 91, berbicara tentang bagaimana kaum Yahudi pada masa Nabi Muhammad SAW menolak kebenaran yang dibawa oleh Al-Qur'an, meskipun mereka sendiri mengakui kebenarannya. Mereka bersikeras berpegang pada tradisi leluhur mereka dan memutarbalikkan ayat-ayat Allah. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 91:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا أُنزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُونَ بِمَا وَرَاءَهُ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَهُمْ ۗ قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنبِيَاءَ اللَّهِ مِن قَبْلُ إِن كُنتُمْ مُؤْمِنِينَ

Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada apa yang Allah turunkan," mereka berkata: "Kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami." Dan mereka kafir kepada apa (Al-Qur'an) yang di belakangnya, padahal Al-Qur'an itu adalah kebenaran yang membenarkan apa (Taurat) yang ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kamu membunuh nabi-nabi Allah dahulu, jika memang kamu orang-orang beriman?"

Ayat ini menyoroti sikap keras kepala dan egoisme yang menolak kebenaran hanya karena datang dari sumber yang berbeda dari yang mereka yakini, meskipun kebenaran itu konsisten dengan ajaran yang mereka terima sebelumnya. Ini adalah pengingat bahwa kebenaran tidak mengenal batas kelompok atau asal-usul, melainkan berasal dari Allah SWT.

Janji Allah kepada Orang Beriman

Selanjutnya, ayat-ayat ini beralih kepada kabar gembira bagi orang-orang yang beriman. Allah menjanjikan surga sebagai balasan atas keimanan dan amal saleh mereka. Surat Al-Baqarah ayat 112 menegaskan hal ini:

بَلَىٰ مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِندَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Tentu saja, siapa pun yang menyerahkan dirinya kepada Allah dan dia berbuat baik, dia akan mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka serta mereka tidak bersedih hati.

Ayat ini menekankan dua pilar utama penerimaan ibadah: penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah (ikhlas) dan berbuat kebaikan. Ini adalah konsep universal dalam Islam yang menjadi kunci meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan memurnikan niat dan mengiringinya dengan amal nyata, seorang mukmin akan terbebas dari rasa takut dan kesedihan.

Kritik terhadap Kaum Yahudi dan Ajaran Lanjutan

Ayat-ayat berikutnya, seperti ayat 113-114, kembali mengkritik kaum Yahudi dan Nasrani yang berselisih paham mengenai agama. Mereka saling mengklaim sebagai pengikut agama yang benar, sementara kebenaran sejati hanya ada pada tuntunan Allah. Ayat-ayat ini mengingatkan bahwa perpecahan dalam beragama, apalagi karena keangkuhan dan kesombongan, akan membawa kerugian besar.

Pesan mengenai pembangunan Ka'bah dan keikhlasan Nabi Ibrahim dalam menyerahkan diri kepada Allah juga hadir dalam rentang ayat ini, memperkuat konsep tauhid dan ketundukan mutlak kepada Sang Pencipta. Ayat 120 mengingatkan Nabi Muhammad SAW dan umatnya untuk tidak mengikuti keinginan kaum Yahudi dan Nasrani, melainkan mengikuti petunjuk Allah semata.

وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ

Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak sekali-kali akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)." Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.

Ayat ini merupakan pengingat yang sangat kuat bagi umat Islam untuk senantiasa teguh pada pendirian akidah dan syariat Islam, serta tidak terpengaruh oleh tekanan atau keinginan pihak lain yang dapat menjauhkan dari jalan kebenaran. Keberpihakan kepada petunjuk Allah adalah satu-satunya jaminan keselamatan dan keberuntungan.

Refleksi dan Penerapan

Secara keseluruhan, rentang ayat 91-120 Surat Al-Baqarah mengajarkan kita tentang pentingnya memelihara keimanan yang murni, menolak segala bentuk kebatilan dan penyimpangan, serta berpegang teguh pada petunjuk Allah. Pesan-pesan ini relevan sepanjang masa, mendorong umat Islam untuk terus belajar, merenungkan makna ayat-ayat suci, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari agar senantiasa berada di jalan yang diridhai-Nya.

🏠 Homepage