Ilustrasi visual keimanan dan amal saleh.
Dalam Al-Qur'an, terdapat banyak ayat yang menjelaskan tentang kehidupan akhirat, termasuk balasan yang akan diterima oleh hamba-hamba Allah SWT. Salah satu ayat yang sangat menyentuh dan memberikan kabar gembira bagi orang-orang beriman adalah Surat Al Bayyinah ayat ke-7. Ayat ini secara spesifik menguraikan mengenai keutamaan bagi mereka yang tidak hanya memiliki keimanan yang teguh, tetapi juga dibarengi dengan amal perbuatan yang saleh. Pemahaman mendalam terhadap ayat ini akan memberikan motivasi dan dorongan bagi setiap Muslim untuk senantiasa memperbaiki diri, memperkuat keyakinan, dan memperbanyak ibadah serta kebaikan.
Surat Al Bayyinah sendiri memiliki arti "Pembuktian". Surat ini merupakan surat Madaniyah yang diturunkan setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah, terdiri dari delapan ayat. Fokus utama surat ini adalah penegasan akan kebenaran risalah Islam dan penjelasan mengenai kaum yang akan mendapatkan keselamatan serta kaum yang akan diazab di akhirat kelak. Ayat ke-7 menjadi penutup yang indah dalam surat ini, memberikan gambaran tentang puncak kebahagiaan bagi orang-orang yang beriman.
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk."
Dua frasa kunci dalam ayat ini adalah "beriman" (آمَنُوا) dan "beramal saleh" (وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ). Keduanya merupakan pondasi utama dalam ajaran Islam. Keimanan bukan sekadar pengakuan lisan, melainkan keyakinan yang meresap dalam hati, membuahkan kepasrahan total kepada Allah SWT, dan tercermin dalam setiap aspek kehidupan. Ini mencakup keimanan kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik maupun buruk. Keimanan yang benar akan menjadi sumber motivasi untuk melakukan kebaikan.
Sementara itu, "beramal saleh" adalah perwujudan nyata dari keimanan tersebut. Amal saleh mencakup seluruh perbuatan baik yang sesuai dengan syariat Allah, baik itu ibadah ritual seperti shalat, puasa, zakat, maupun ibadah sosial seperti berbakti kepada orang tua, membantu sesama, berlaku adil, menjaga lisan, dan seluruh bentuk perbuatan positif lainnya yang mendatangkan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain, serta tidak menimbulkan mudharat. Amal saleh harus dilandasi oleh niat yang ikhlas karena Allah semata, bukan karena riya' (ingin dilihat orang) atau sum'ah (ingin didengar orang).
Ayat ini memberikan gelar yang sangat mulia bagi orang-orang yang memenuhi kriteria tersebut, yaitu "mereka itu adalah sebaik-baik makhluk" (خَيْرُ الْبَرِيَّةِ). Gelar ini bukanlah pernyataan yang sembarangan. Allah SWT, Sang Pencipta alam semesta, sendiri yang memberikan predikat tersebut. Ini menunjukkan betapa tingginya kedudukan dan nilai orang-orang beriman yang beramal saleh di sisi-Nya. Mereka bukan hanya sekadar makhluk biasa, tetapi makhluk pilihan yang dicintai oleh Allah.
Para ulama tafsir menjelaskan bahwa predikat "sebaik-baik makhluk" ini bisa merujuk pada berbagai aspek kemuliaan. Mereka adalah sebaik-baiknya manusia, dan dengan keimanan serta amal saleh mereka, mereka menjadi suri teladan bagi orang lain. Kebaikan mereka terpancar, memberikan manfaat, dan menjadi sebab kebaikan bagi sekitarnya. Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa balasan bagi mereka adalah Surga 'Adn, sebuah surga yang kekal dan penuh kenikmatan, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Di surga tersebut, mereka akan mendapatkan keridaan Allah SWT, yang merupakan kenikmatan tertinggi dari segala kenikmatan.
Pesan yang terkandung dalam Surat Al Bayyinah ayat 7 ini adalah sebuah pengingat yang kuat sekaligus kabar gembira. Pengingat agar kita terus menerus mengasah dan memperkuat keimanan kita, serta tidak pernah berhenti berbuat kebaikan. Kabar gembira bahwa setiap usaha kita dalam menempuh jalan keimanan dan amal saleh tidak akan sia-sia, melainkan akan mendapatkan balasan yang tiada tara dari Allah SWT. Dengan memahami dan meresapi ayat ini, diharapkan kita semakin termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik, mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, dan meraih predikat mulia sebagai "sebaik-baik makhluk" di dunia dan akhirat.