Surat Al-Falaq Ayat 5: Isi dan Makna Mendalam Perlindungan dari Keburukan

Surat Al-Falaq, surat ke-113 dalam Al-Qur'an, adalah salah satu dari dua surat mu'awwidzat (surat-surat perlindungan) yang diturunkan untuk melindungi Nabi Muhammad SAW dari keburukan. Tiga ayat pertama surat ini memohon perlindungan kepada Allah dari berbagai macam keburukan yang tampak maupun tersembunyi. Namun, ayat kelima, "وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ" (wa min syarri ḥāsidin idzā ḥasad), memiliki makna yang sangat spesifik dan mendalam.

Isi Surat Al-Falaq Ayat 5

Ayat kelima dari Surat Al-Falaq secara harfiah berarti: "dan dari keburukan orang yang dengki apabila ia dengki." Ayat ini secara spesifik menyebutkan permohonan perlindungan kepada Allah SWT dari keburukan yang timbul akibat rasa dengki atau hasad pada diri seseorang, ketika sifat dengki itu beraksi.

Dalam ayat ini, ada beberapa poin penting yang perlu digarisbawahi:

1. "Syarr" (شرّ): Kata ini bermakna keburukan, kejahatan, atau malapetaka. Ini menunjukkan bahwa hasad dapat menimbulkan dampak negatif yang luas, baik bagi pelakunya maupun bagi orang yang didengki.
2. "Ḥāsid" (حَاسِد): Ini adalah pelaku atau orang yang memiliki sifat dengki. Dengki adalah perasaan tidak suka melihat orang lain mendapatkan nikmat atau kebaikan, dan berharap nikmat itu hilang dari orang tersebut.
3. "Idzā ḥasad" (إِذَا حَسَدَ): Frasa ini menekankan bahwa perlindungan diminta ketika sifat dengki itu sedang aktif atau terwujud dalam tindakan. Seseorang mungkin memiliki perasaan dengki, namun perlindungan diminta secara khusus ketika perasaan itu mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang buruk.

Makna Mendalam Hasad

Hasad adalah salah satu penyakit hati yang paling berbahaya dan sering disebut dalam Al-Qur'an dan Hadits. Sifat dengki ini tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga sangat merusak jiwa pelakunya. Orang yang dengki cenderung merasa gelisah, tidak tenang, dan terus-menerus memikirkan keburukan orang lain. Perasaan ini mengikis kebahagiaan diri sendiri dan menghalangi rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan kepadanya.

Dalam konteks ayat ini, keburukan yang timbul dari hasad bisa bermacam-macam. Pelaku hasad bisa saja:

• Menyebarkan fitnah atau gosip buruk tentang orang yang didengki.
• Merencanakan kejahatan atau sabotase terhadap kesuksesan orang lain.
• Mendoakan atau mengharapkan keburukan menimpa orang yang dicemburui.
• Dalam kasus yang lebih ekstrem, melakukan sihir atau tindakan supranatural lainnya yang didorong oleh kedengkian.

Bahkan, kisah hasad pertama yang tercatat dalam sejarah adalah ketika Qabil iri dengan Habil yang diterima amal ibadahnya oleh Allah SWT, yang berujung pada pembunuhan pertama dalam sejarah manusia. Ini menunjukkan betapa destruktifnya sifat dengki.

Pentingnya Berlindung dari Hasad

Permohonan perlindungan dari keburukan hasad dalam Surat Al-Falaq ayat 5 menegaskan bahwa sifat dengki adalah salah satu ancaman nyata yang perlu diwaspadai. Allah SWT, melalui firman-Nya, mengajarkan umat Islam untuk memohon perlindungan kepada-Nya dari segala bentuk kejahatan, termasuk yang bersumber dari hati manusia itu sendiri.

Umat Muslim dianjurkan untuk membaca Surat Al-Falaq, termasuk ayat kelima ini, sebagai bacaan rutin, terutama saat pagi dan petang, serta sebelum tidur. Hal ini sebagai ikhtiar spiritual untuk menjaga diri dari berbagai macam keburukan, termasuk efek negatif dari hasad orang lain maupun dari potensi hasad yang mungkin timbul dalam diri sendiri. Mengamalkan ayat ini adalah bentuk pengakuan bahwa hanya Allah SWT yang mampu memberikan perlindungan sejati.

Selain itu, ayat ini juga mendorong kita untuk membersihkan hati dari sifat dengki. Ketika kita berdoa agar dilindungi dari keburukan hasad orang lain, kita juga seharusnya introspeksi diri dan berusaha keras untuk tidak memiliki sifat dengki terhadap sesama. Memiliki hati yang lapang, ikhlas, dan ridha dengan ketetapan Allah adalah kunci untuk terhindar dari jurang kedengkian.

Dengan memahami makna mendalam Surat Al-Falaq ayat 5, kita diingatkan akan pentingnya kewaspadaan terhadap penyakit hati yang berbahaya ini, serta pentingnya senantiasa berserah diri dan memohon perlindungan hanya kepada Allah SWT, Sang Maha Pelindung dari segala keburukan.