Ilustrasi visual sederhana dari konsep perlindungan dan kebaikan.
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
dari kejahatan (makhluk) yang Dia ciptakan.
Surat Al-Falaq, salah satu surah pendek namun sarat makna dalam Al-Qur'an, merupakan perlindungan yang diajarkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW. Ayat keduanya, "مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ" (min sharri ma khalaq), memiliki arti yang sangat luas dan mendalam.
Setelah memohon perlindungan kepada Tuhan yang menciptakan "falaq" (subuh atau celah), ayat kedua ini secara spesifik memohon perlindungan dari segala macam kejahatan yang berasal dari ciptaan-Nya. Kata "شَرِّ" (sharri) berarti kejahatan, keburukan, atau segala sesuatu yang membahayakan. Kata "مَا خَلَقَ" (ma khalaq) merujuk pada segala sesuatu yang Allah ciptakan.
Ini adalah pengakuan fundamental bahwa segala sesuatu, baik yang tampak baik maupun buruk, berasal dari Allah. Namun, dalam realitas kehidupan, ada hal-hal yang secara inheren membawa dampak negatif, membahayakan, atau menyesatkan. Ayat ini mengajarkan kita untuk memohon perlindungan bukan hanya dari kejahatan yang kita definisikan sendiri, tetapi dari segala bentuk kejahatan yang mungkin muncul dari ciptaan-Nya.
Kejahatan yang dimaksud dalam ayat ini mencakup berbagai aspek:
Mengucap ayat ini dengan penuh keyakinan berarti kita mengakui kekuasaan Allah sebagai satu-satunya sumber perlindungan dan bergantung sepenuhnya kepada-Nya. Kita memohon agar dijauhkan dari segala bentuk mudharat, baik yang kita sadari maupun tidak kita sadari, yang berasal dari apa pun yang telah Allah ciptakan.
Penting untuk dipahami bahwa Allah menciptakan segala sesuatu untuk tujuan tertentu. Kejahatan yang kita rasakan seringkali merupakan ujian, cobaan, atau bahkan sebagai konsekuensi dari perbuatan kita sendiri atau orang lain. Namun, dengan memohon perlindungan kepada-Nya, kita mengharapkan agar dampak negatif dari ciptaan-Nya tersebut dapat diminimalisir atau bahkan dihindari sama sekali.
Dengan merenungkan makna dari surat Al-Falaq ayat kedua ini, kita diingatkan untuk selalu sadar akan kerentanan diri kita dan betapa perlindungan ilahi adalah kebutuhan hakiki. Ia mendorong kita untuk terus mendekatkan diri kepada Allah, memperkuat iman, dan berhati-hati dalam setiap langkah agar terhindar dari segala bentuk kejahatan yang dapat merusak dunia dan akhirat kita.