Dalam lautan ajaran Islam yang luas, terdapat samudera hikmah yang terkandung dalam setiap ayat Al-Qur'an. Di antara ayat-ayat tersebut, tiga surat pendek yang sering kita baca, yaitu Surat Al Ikhlas, Surat Al Falaq, dan Surat An Nas, memiliki keutamaan dan makna yang sangat mendalam. Ketiga surat ini merupakan penutup Juz 'Amma dan sering disebut sebagai "Quliyat" (surat-surat yang diawali dengan kata "Katakanlah"). Memahami kandungan dan mengamalkan pembacaannya adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon perlindungan-Nya.
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ
ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm.
Qul huwallāhu aḥad.
Allāhuṣ-ṣamad.
Lam yalid wa lam yūlad.
Wa lam yakul lahū kufuwan aḥad.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah Yang Maha Esa."
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan.
Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.
Surat Al Ikhlas adalah jantung dari konsep tauhid dalam Islam. Surat ini secara ringkas dan padat menegaskan keesaan Allah SWT, sifat-Nya yang mutlak, dan keunikan-Nya. Kata "Ahad" berarti Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. "As-Shamad" memiliki makna yang luas, salah satunya adalah Tuhan yang Maha Dibutuhkan, tempat segala makhluk bergantung dan memohon, sementara Dia tidak membutuhkan siapapun. Penegasan bahwa Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan serta tidak ada yang setara dengan-Nya membantah segala bentuk kemusyrikan dan pemikiran yang menyamakan Allah dengan makhluk-Nya. Rasulullah SAW bersabda bahwa membaca Surat Al Ikhlas sebanding dengan membaca sepertiga Al-Qur'an karena signifikansinya dalam meneguhkan keyakinan tauhid.
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلْفَلَقِ
مِن شَرِّ مَا خَلَقَ
وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّـٰثَـٰتِ فِى ٱلْعُقَدِ
وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm.
Qul a'ūżu bi-rabbil-falaq.
Min syarri mā khalaq.
Wa min syarri gāsiqin iżā waqab.
Wa min syarrin-naffāżāti fil-'uqad.
Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Katakanlah (Muhammad), "Aku berlindung kepada Tuhanku Yang menguasai (waktu) subuh."
Dari kejahatan makhluk-Nya.
Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita.
Dan dari kejahatan wanita-wanita penyihir yang meniup pada buhul-buhul.
Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia mendengki.
Surat Al Falaq mengajarkan kita untuk memohon perlindungan kepada Allah dari berbagai macam keburukan yang ada di alam semesta. Kata "Al-Falaq" diartikan sebagai "waktu subuh" atau "pagi hari", yang menyiratkan bahwa Allah adalah Penguasa waktu dan segala fenomena di dalamnya. Surat ini secara spesifik menyebutkan beberapa jenis kejahatan yang perlu diwaspadai: kejahatan umum dari seluruh ciptaan Allah, kejahatan kegelapan malam, kejahatan sihir (yang seringkali dikaitkan dengan mantra dan tiupan pada ikatan), dan kejahatan kedengkian. Dengan membaca dan merenungkan Surat Al Falaq, kita diingatkan untuk selalu bergantung pada Allah dalam menghadapi segala ancaman dan bahaya, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ
مَلِكِ ٱلنَّاسِ
إِلَـٰهِ ٱلنَّاسِ
مِن شَرِّ ٱلْوَسْوَاسِ ٱلْخَنَّاسِ
ٱلَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُورِ ٱلنَّاسِ
مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm.
Qul a'ūżu bi-rabbin-nās.
Malikin-nās.
Ilāhin-nās.
Min sharril-waswāsil-khannās.
Allażī yuwaswisu fī ṣudūrin-nās.
Minal-jinnaati wan-nās.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Katakanlah (Muhammad), "Aku berlindung kepada Tuhanku, sesungguhnya manusia."
Raja manusia.
Sembahan manusia.
Dari kejahatan bisikan setan yang bersembunyi.
Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.
Dari golongan jin dan manusia.
Surat An Nas melengkapi perlindungan yang diajarkan dalam Al-Qur'an dengan fokus pada perlindungan dari kejahatan yang bersifat batiniah, yaitu bisikan-bisikan jahat yang menyerang akal dan hati manusia. Allah SWT digambarkan sebagai Tuhan, Raja, dan Sembahan manusia, menunjukkan kekuasaan-Nya atas seluruh umat manusia. Surat ini menyebutkan "Al-Waswas Al-Khannas", yaitu setan yang suka membisikkan keraguan, godaan, dan kejahatan ke dalam dada manusia, baik dari golongan jin maupun dari golongan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada godaan untuk berbuat salah, rasa malas, kecemasan, atau pikiran negatif. Surat An Nas mengingatkan kita untuk memohon perlindungan kepada Allah dari segala bentuk godaan tersebut, agar hati dan pikiran kita senantiasa terjaga dari pengaruh keburukan.
Ketiga surat ini, Surat Al Ikhlas, Surat Al Falaq, dan Surat An Nas, memiliki keutamaan luar biasa sebagai perlindungan dan pengingat akan kekuasaan serta keesaan Allah. Membacanya secara rutin, terutama setelah shalat fardhu dan sebelum tidur, adalah amalan sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Dengan memahami makna dan meresapi bacaannya, diharapkan hati kita semakin teguh dalam keimanan, senantiasa memohon perlindungan kepada Allah dari segala keburukan, dan terhindar dari bisikan serta tipu daya setan. Ini adalah investasi spiritual yang berharga bagi ketenangan jiwa dan keselamatan dunia akhirat.