Simbol kebaikan dan kepedulian sosial.
Dalam ajaran Islam, Al-Qur'an terdiri dari berbagai macam surat yang memiliki tema, isi, dan tujuan yang beragam. Setiap surat memiliki kekhasan tersendiri yang penting untuk dipahami oleh setiap Muslim. Salah satu surat yang sering dibaca dan memiliki pesan moral yang mendalam adalah Surat Al Maun. Pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah: "Surat Al Maun termasuk golongan surat apa?"
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu melihat klasifikasi surat-surat dalam Al-Qur'an berdasarkan periode turunnya. Secara umum, surat-surat dalam Al-Qur'an dibagi menjadi dua golongan utama: Surat Makkiyyah dan Surat Madaniyyah.
Berdasarkan klasifikasi ini, Surat Al Maun (yang juga dikenal sebagai Surat Al-Kautsar dalam beberapa riwayat penamaannya, namun secara umum Al Ma'un merujuk pada surah ke-107) termasuk dalam golongan **Surat Makkiyyah**. Meskipun beberapa ulama memiliki pandangan berbeda mengenai beberapa ayatnya, mayoritas sepakat bahwa Surat Al Maun diturunkan di Mekkah.
Meskipun termasuk Surat Makkiyyah, Surat Al Maun memiliki fokus yang cukup kuat pada aspek sosial dan moral, yang menjadi ciri khas surat-surat Madaniyyah. Hal ini menunjukkan bahwa ajaran Islam sejak awal telah menekankan pentingnya akhlak mulia dan kepedulian terhadap sesama, bahkan di tengah perjuangan dakwah di Mekkah.
Surat Al Maun, yang terdiri dari tujuh ayat, secara tegas mengutuk orang-orang yang:
Ayat-ayat ini memberikan peringatan keras bagi umat Islam untuk tidak hanya fokus pada ritual ibadah semata, tetapi juga harus diiringi dengan akhlak yang baik dan kepedulian sosial yang tulus. Keimanan yang benar, menurut Al Maun, akan tercermin dalam tindakan nyata, yaitu membantu mereka yang membutuhkan.
Pesan yang terkandung dalam Surat Al Maun sangat relevan hingga saat ini. Di tengah kemajuan zaman yang serba materi, seringkali kita menemukan fenomena orang yang sibuk dengan urusan duniawi dan melupakan kewajiban sosialnya. Ada yang enggan berbagi rezeki, tidak peduli dengan penderitaan sesama, atau bahkan bersikap sombong karena harta yang dimilikinya. Padahal, harta yang dimiliki adalah titipan Allah SWT dan seharusnya dipergunakan untuk kebaikan, termasuk membantu orang lain.
Surat Al Maun mengingatkan kita bahwa ibadah yang paling mulia di sisi Allah adalah ibadah yang disertai dengan kepedulian terhadap sesama. Shalat yang khusyuk, puasa yang tertib, dan amalan ibadah lainnya tidak akan sempurna jika tidak diiringi dengan sikap empati, dermawan, dan tolong-menolong. Mereka yang menolak memberikan bantuan, sekecil apapun itu, kepada yatim piatu, fakir miskin, atau siapa saja yang membutuhkan, sesungguhnya telah mendustakan agama.
Oleh karena itu, Surat Al Maun menjadi pengingat yang kuat bagi setiap Muslim untuk senantiasa introspeksi diri. Apakah ibadah kita tulus hanya untuk Allah semata, ataukah ada unsur riya'? Apakah kita sudah menjadi pribadi yang dermawan dan ringan tangan dalam membantu sesama, ataukah kita termasuk golongan yang kikir dan enggan berbagi? Jawabannya akan memberikan gambaran sejauh mana kita memahami dan mengamalkan ajaran agama kita.
Dengan memahami bahwa Surat Al Maun termasuk golongan Surat Makkiyyah, namun dengan pesan yang sangat sosial, kita dapat melihat betapa komprehensifnya ajaran Islam. Sejak awal, Islam telah mengajarkan keseimbangan antara hubungan vertikal (dengan Allah) dan hubungan horizontal (dengan sesama manusia).