Simbol Pohon Zaitun dan Buah Tin Ilustrasi abstrak yang menggambarkan daun zaitun dan buah tin, melambangkan kesuburan dan kebaikan.

Ada Berapa Ayat Surat At Tin?

Surat At Tin adalah salah satu surat pendek dalam Al-Qur'an yang memiliki makna mendalam. Surat ini merupakan surat ke-95 dalam susunan mushaf dan termasuk dalam golongan surat Makkiyah, yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Pertanyaan mengenai "ada berapa ayat surat At Tin" adalah pertanyaan yang umum diajukan oleh umat Muslim yang ingin memahami Al-Qur'an lebih dalam. Jawabannya cukup singkat dan mudah diingat, yaitu surat ini terdiri dari **delapan ayat**.

Meskipun hanya memiliki delapan ayat, Surat At Tin memuat pesan-pesan penting mengenai penciptaan manusia, keagungan Allah SWT, serta balasan bagi orang yang beriman dan beramal saleh, dan orang yang mengingkari. Nama "At Tin" sendiri merujuk pada buah tin yang disebutkan di awal surat, yang sering diinterpretasikan sebagai simbol kesuburan, kemakmuran, dan kebaikan alam.

Memahami Kandungan Surat At Tin Ayat per Ayat

Untuk lebih memahami makna dan kekayaan Surat At Tin, mari kita uraikan isi dari kedelapan ayatnya, beserta terjemahannya:

وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ
Demi (buah) tin dan (buah) zaitun,

Ayat pertama ini bersumpah dengan menyebut dua buah yang memiliki banyak manfaat dan sering dikaitkan dengan tempat-tempat suci, seperti Yerusalem dan Gunung Sinai. Sumpah ini menegaskan pentingnya ciptaan Allah dan sebagai mukadimah untuk pesan-pesan selanjutnya.

وَطُورِ سِينِينَ
dan demi Gunung Sinai (Thursina),

Ayat kedua bersumpah dengan Gunung Sinai, tempat Nabi Musa AS menerima wahyu dari Allah SWT. Ini juga menandakan pentingnya tempat tersebut dalam sejarah para nabi dan agama samawi.

وَهَذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ
dan demi negeri (Mekah) yang aman ini.

Ayat ketiga menyebutkan tentang negeri Mekah yang aman, tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW dan pusat ibadah umat Islam. Keamanan Mekah adalah tanda rahmat Allah.

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Setelah bersumpah dengan ciptaan-Nya, Allah SWT menyatakan tentang kesempurnaan penciptaan manusia. Manusia diciptakan dengan akal, pikiran, dan fisik yang paling baik di antara makhluk lainnya, yang memungkinkan mereka untuk berpikir, berinteraksi, dan beribadah.

ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ
Kemudian, Kami mengembalikannya (menjadi) ke tempat yang serendah-rendah tempat,

Ayat kelima ini mengisyaratkan nasib manusia jika ia ingkar dan berbuat dosa. Ia akan direndahkan derajatnya, bahkan lebih rendah dari makhluk yang paling hina. Ini merupakan peringatan keras bagi manusia untuk tidak menyalahgunakan anugerah akal dan fisiknya.

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.

Namun, ayat keenam memberikan harapan dan pengecualian. Bagi mereka yang memiliki keimanan yang benar dan mengiringinya dengan amal saleh, akan mendapatkan balasan pahala yang tak terputus dan abadi di sisi Allah. Ini adalah janji kebahagiaan hakiki.

فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّينِ
Maka apakah yang membuatmu mendustakan (hari) pembalasan setelah (begitu nyata) bukti-bukti?

Ayat ketujuh bersifat retoris, bertanya kepada manusia, setelah jelasnya tanda-tanda kebesaran Allah dan kepastian hari pembalasan, mengapa masih ada yang mendustakannya? Ini adalah teguran agar manusia segera menyadari dan tidak lalai.

أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ
Bukankah Allah adalah hakim yang paling adil?

Ayat kedelapan menutup surat ini dengan sebuah pertanyaan yang menegaskan keadilan mutlak Allah SWT. Allah adalah Hakim yang paling bijaksana dan paling adil dalam memutuskan segala perkara. Ini memberikan ketenangan dan keyakinan bahwa setiap perbuatan akan diperhitungkan dengan adil.

Jadi, menjawab pertanyaan awal, **surat At Tin memiliki 8 ayat**. Kedelapan ayat ini secara ringkas namun padat menyampaikan pesan tentang kesempurnaan penciptaan manusia, konsekuensi dari keimanan dan kekafiran, serta kepastian adanya balasan dari Allah SWT yang Maha Adil. Surat ini menjadi pengingat berharga bagi setiap Muslim untuk senantiasa menjaga keimanannya dan berbuat kebaikan.

🏠 Homepage