Bahasa Sunda, sebuah warisan budaya luhur dari masyarakat Tatar Pasundan, kaya akan tradisi dan kearifan lokal. Salah satu aspek yang seringkali luput dari perhatian generasi muda saat ini adalah kekayaan aksaranya. Di antara berbagai bentuk penulisan tradisional Sunda, "Aksara Gede Bahasa Sunda" memegang peranan penting dalam sejarah linguistik dan kebudayaan masyarakat Sunda. Meski tidak sepopuler aksara modern yang kita gunakan sehari-hari, Aksara Gede memiliki keunikan dan nilai historis yang tak ternilai.
Secara umum, ketika kita berbicara tentang aksara Sunda, yang terlintas di benak banyak orang adalah Aksara Sunda Baku, yang telah distandarisasi dan diajarkan di sekolah-sekolah. Namun, sebelum Aksara Sunda Baku terbentuk, terdapat berbagai macam sistem penulisan yang digunakan oleh masyarakat Sunda. Aksara Gede merupakan salah satu contoh dari keberagaman tersebut. Istilah "Aksara Gede" sendiri secara harfiah merujuk pada aksara yang memiliki bentuk lebih besar, lebih tegas, dan terkadang lebih rumit dibandingkan dengan bentuk aksara yang lebih sederhana atau 'kecil'. Konteks historis penamaan ini seringkali berkaitan dengan fungsinya sebagai penanda atau penegas dalam sebuah naskah, atau sebagai gaya penulisan yang digunakan untuk judul, pengantar, atau bagian penting lainnya dalam sebuah tulisan.