Al Baqarah Ayat 1 Sampai 10: Bacaan Latin dan Maknanya

Al Baqarah: Permulaan Cahaya Petunjuk

Ilustrasi: Simbol Keislaman dan Cahaya Petunjuk

Surah Al-Baqarah merupakan surah terpanjang dalam Al-Qur'an dan memiliki kedudukan yang sangat istimewa. Ayat-ayat permulaannya, khususnya ayat 1 hingga 10, mengandung inti ajaran Islam yang fundamental. Ayat-ayat ini membuka lembaran kitab suci dengan pesan yang mendalam tentang Al-Qur'an itu sendiri, sifat-sifat orang bertakwa, serta kontras antara orang beriman dan orang munafik. Memahami bacaan latin dan terjemahannya adalah langkah awal untuk meresapi petunjuk ilahi yang terkandung di dalamnya.

Berikut adalah bacaan Surah Al-Baqarah ayat 1 sampai 10 dalam tulisan Latin, beserta terjemahannya untuk memudahkan pemahaman makna yang terkandung.

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

الٓمٓ (1)

Alif laam miim (1)

Alif, Lam, Mim. (1)

(Ayat-ayat yang diawali dengan huruf-huruf muqatta'ah seperti ini maknanya hanya diketahui oleh Allah SWT. Namun, keberadaannya di awal surah menekankan keagungan Al-Qur'an yang tersusun dari huruf-huruf yang sama dengan yang digunakan manusia.)

ذَٰلِكَ ٱلْكِتَـٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ (2)

Dzaalikal-kitaabu laa raiba fiihi hudallil- muttaqiin (2)

Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (2)

(Ayat ini menegaskan bahwa Al-Qur'an adalah kitab suci yang mutlak kebenarannya, tanpa keraguan sedikit pun. Fungsinya adalah sebagai petunjuk bagi orang-orang yang memiliki sifat takwa, yaitu takut kepada Allah dan senantiasa menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.)

ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَـٰهُمْ يُنفِقُونَ (3)

Alladziina yu'minuuna bil-ghaybi wa yuqiimuunash-shalaata wa mimmaa razaqnaahum yunfiquun (3)

Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang telah Kami anugerahkan kepada mereka. (3)

(Di sini dijelaskan sifat-sifat orang bertakwa. Pertama, mereka beriman pada hal-hal yang gaib (seperti Allah, malaikat, hari akhir, surga, neraka) yang tidak bisa dilihat oleh panca indra namun diyakini kebenarannya berdasarkan wahyu. Kedua, mereka mendirikan salat dengan khusyuk dan tepat waktu. Ketiga, mereka gemar bersedekah dan membelanjakan harta di jalan Allah.)

وَٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِٱلْـَٔاخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (4)

Walladziina yu'minuuna bimaa unzila ilaika wa maa unzila min qablika wa bil-aakhirati hum yuuqinuun (4)

Dan mereka yang beriman kepada Al-Qur'an, yaitu Kitab yang diturunkan kepadamu (Muhammad), dan Kitab-kitab yang diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya kehidupan akhirat. (4)

(Sifat orang bertakwa selanjutnya adalah mengimani Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, serta kitab-kitab samawi sebelumnya (seperti Taurat, Injil, Zabur) sebagai bagian dari kenabian yang sama. Keyakinan kuat pada akhirat juga menjadi ciri utama mereka.)

أُو۟لَـٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ (5)

Ulaaa'ika 'alaa hudam mir-rabbihim wa ulaaa'ika humul-muflihuun (5)

Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (5)

(Ayat ini menegaskan bahwa orang-orang yang memiliki sifat-sifat di atas adalah mereka yang benar-benar berada di jalan petunjuk dari Allah SWT. Keberuntungan dan kesuksesan hakiki di dunia dan akhirat akan mereka raih.)

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ سَوَآءٌ عَلَيْهِمْ ءَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (6)

Innal-ladziina kafaruu sawaa'un 'alayhim aa andzat-hum am lam tundzirhum laa yu'minuun (6)

Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman. (6)

(Selanjutnya, ayat ini menjelaskan kelompok orang yang tertutup hatinya dari hidayah, yaitu orang-orang kafir. Mereka tidak akan beriman meskipun telah diperingatkan, karena keteguhan mereka dalam kekafiran.)

خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰٓ أَبْصَـٰرِهِمْ غِشَـٰوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (7)

Khatamallahu 'alaa quluubihim wa 'alaa sam'ihim wa 'alaa abshaarihim ghishaawatun wa lahum 'adzaabun 'azhiim (7)

Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka tertutup. Dan mereka akan mendapat azab yang berat. (7)

(Kondisi hati, pendengaran, dan penglihatan mereka telah terkunci dan tertutup oleh azab Allah sebagai balasan atas keingkaran mereka. Akibatnya, mereka tidak dapat menerima kebenaran dan akan menerima siksa yang pedih.)

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ وَمَا هُم بِـَٔامِنِينَ (8)

Wa minan-naasi man yaquulu aamannaa billaahi wa bil-yaumil-aakhir wa maa hum bi-mu'miniin (8)

Dan di antara manusia ada yang berkata, "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian," padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang beriman. (8)

(Ayat ini mulai memperkenalkan golongan ketiga, yaitu orang-orang munafik. Mereka hanya mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir, namun hati mereka tidak meyakininya. Keimanan mereka hanya di lisan, bukan di hati.)

يُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ (9)

Yukhadi'uunallaha walladziina aamanuu wa maa yakhda'uuna illaaa anfusahum wa maa yash'uruun (9)

Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri, tanpa mereka sadari. (9)

(Perilaku mereka yang berpura-pura beriman adalah upaya menipu Allah dan orang mukmin. Namun, sebenarnya mereka hanya menipu diri sendiri karena tidak mendapatkan manfaat dari kebohongan mereka dan justru merugikan diri sendiri.)

فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۢ بِمَا كَانُوا۟ يَكْذِبُونَ (10)

Fii quluubihim-maradun fa-zaadahumullahu maradaw-wa lahum 'adzaabun aliimum-bimma kaanuu yakdzibuun (10)

Dalam hati mereka ada penyakit, maka Allah akan menambah penyakitnya. Dan mereka akan mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta. (10)

(Penyakit yang dimaksud adalah keraguan dan kemunafikan. Karena terus menerus berdusta dan mengingkari kebenaran, Allah menambah penyakit tersebut pada hati mereka, yang berujung pada siksa yang sangat menyakitkan di akhirat.)

Ayat-ayat awal Surah Al-Baqarah ini memberikan gambaran komprehensif tentang tiga golongan manusia: orang bertakwa yang mendapat petunjuk dan keberuntungan, orang kafir yang tertutup hatinya dari kebenaran, dan orang munafik yang menipu diri sendiri. Mempelajari dan merenungkan ayat-ayat ini adalah kunci untuk menguatkan keimanan dan meningkatkan kualitas diri agar senantiasa berada di jalan Allah.

🏠 Homepage