Al Baqarah Ayat 285: Kekuatan Iman dan Ketundukan kepada Allah
Surah Al-Baqarah, sebagai surah terpanjang dalam Al-Qur'an, mengandung berbagai ajaran, kisah, dan hukum yang relevan bagi kehidupan umat Islam. Di antara ayat-ayatnya yang memiliki kedalaman makna luar biasa adalah ayat ke-285. Ayat ini sering disebut sebagai ayat "Amanar Rasul", yang menutup surah Al-Baqarah dengan penegasan keyakinan dan sikap seorang mukmin terhadap ajaran yang diturunkan kepadanya.
Teks Arab, Latin, dan Arti Al Baqarah Ayat 285
Berikut adalah teks lengkap dari Al Baqarah ayat 285, beserta bacaan latin dan terjemahannya:
'Amanar-rasūlu bimā unzila ilayhi min rabbihī wal-mu'minūn; kullun āmana billāhi wa malā'ikatihī wa kutubihī wa rusulih, la nufarriqu baina ahadim mir-rusulih; wa qālū sami'nā wa at'na, ghufrānaka rabbanā wa ilaikal-masīr.
"Rasul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata): 'Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.' Dan mereka berkata: 'Kami dengar dan kami taat.' (Mereka berdoa): 'Ampunilah kami, wahai Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali.'"
Makna Mendalam dari Al Baqarah Ayat 285
Ayat ini merupakan pengakuan dan penegasan iman yang kokoh dari Rasulullah Muhammad SAW dan seluruh kaum mukmin. Lebih dari sekadar pengakuan lisan, ayat ini menguraikan pilar-pilar keimanan yang mendasar:
Iman kepada Allah SWT: Ini adalah pondasi utama. Keimanan kepada Allah berarti mengakui keesaan-Nya, sifat-sifat-Nya yang sempurna, serta perbuatan-perbuatan-Nya yang tiada tara.
Iman kepada Malaikat-malaikat-Nya: Malaikat adalah makhluk Allah yang senantiasa taat dan menjalankan perintah-Nya. Keimanan kepada mereka adalah pengakuan atas adanya ciptaan Allah yang lain yang memiliki tugas-tugas khusus.
Iman kepada Kitab-kitab-Nya: Ini mencakup semua kitab samawi yang diturunkan Allah kepada para nabi sebelum Al-Qur'an, seperti Taurat, Injil, Zabur, dan Shuhuf. Namun, penekanan utama di sini adalah pada kebenaran dan kesempurnaan Al-Qur'an sebagai wahyu penutup.
Iman kepada Rasul-rasul-Nya: Kaum mukmin beriman kepada seluruh nabi dan rasul utusan Allah, mulai dari Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW. Penting untuk dicatat bahwa ayat ini menegaskan sikap "tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya". Ini berarti menghargai seluruh risalah yang dibawa oleh para nabi, tanpa mengingkari sebagian dan menerima sebagian yang lain.
Selain pengakuan terhadap rukun iman, ayat ini juga menekankan dua sikap krusial dalam beragama: "Kami dengar dan kami taat." Frasa ini mencerminkan kepatuhan total terhadap perintah dan larangan Allah serta Rasul-Nya. Ini bukan sekadar mendengar, tetapi mendengarkan dengan seksama, memahami, dan kemudian mengamalkannya dengan penuh kerelaan.
Doa dan Harapan dalam Ayat
Bagian akhir ayat ini, "Ampunilah kami, wahai Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali," menunjukkan kerendahan hati seorang mukmin. Meskipun telah beriman dan berusaha taat, manusia tetaplah makhluk yang lemah dan penuh kesalahan. Oleh karena itu, doa memohon ampunan adalah sebuah keniscayaan. Pengakuan bahwa hanya kepada Allah tempat kembali memberikan kesadaran akan keterbatasan diri dan kepasrahan total kepada Sang Pencipta.
Keutamaan Al Baqarah Ayat 285
Ayat ini memiliki keutamaan yang sangat besar dalam Islam. Dikatakan bahwa siapa yang membaca dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah ini pada malam hari, maka kedua ayat tersebut akan mencukupinya. Makna "mencukupinya" ini dapat diartikan dalam beberapa hal, di antaranya:
Mencukupinya dari keburukan dan bahaya di malam hari.
Mencukupinya dari segala urusan dunia dan akhirat.
Mencukupinya dari kebutuhan untuk shalat malam.
Keutamaan ini menunjukkan betapa besar khasiat dan perlindungan yang terkandung dalam ayat ini bagi siapa saja yang mengamalkannya dengan keyakinan.
Penutup Surah Al-Baqarah
Al Baqarah ayat 285 menjadi penutup surah yang sarat hikmah ini. Ia merangkum esensi ajaran Islam, yaitu keimanan yang utuh, kepatuhan yang tulus, dan permohonan ampunan yang terus menerus. Dengan memahami dan mengamalkan makna ayat ini, seorang mukmin diharapkan dapat memperkuat hubungannya dengan Allah SWT dan senantiasa berada dalam lindungan-Nya.