Surah Al-Baqarah, ayat 36 hingga 45, memuat serangkaian ajaran dan kisah yang sangat penting bagi pemahaman umat Islam tentang hubungan mereka dengan Allah SWT, serta tentang perjuangan menghadapi godaan setan dan tuntunan untuk hidup yang lebih baik. Ayat-ayat ini menjadi penunjuk arah bagi setiap Muslim dalam menapaki kehidupan di dunia.
Ayat 36 Al-Baqarah mengisahkan tentang peringatan Allah SWT kepada Adam dan Hawa untuk tidak mendekati pohon terlarang. Namun, setan berhasil menggoda keduanya, menyebabkan mereka tergelincir. Ini adalah awal mula ujian bagi manusia dan permusuhan yang abadi antara manusia dan setan.
فَاَزَلَّهُمَا الشَّيْطٰنُ عَنْهَا فَاَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيْهِ ۗ وَقُلْنَا اهْبِطُوْا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۚ وَلَكُمْ فِى الْاَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَّمَتَاعٌ اِلٰى حِيْنٍ
Maka setan membisikkan (hasutan) kepada keduanya agar dia (syaitan) menampakkan aurat mereka (yang selama ini tertutup). Dan berkata (setan), "Tuhanmu tidak melarang keduanya mendekati pohon ini, melainkan agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak kekal (di surga)." Dan setan bersumpah kepada keduanya, "Sesungguhnya aku adalah pemberi nasihat yang terpercaya bagimu." Maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Maka ketika keduanya telah mencicipi buah itu, tampaklah aurat mereka, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (dari) surga. Dan Tuhan memanggil keduanya, "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua mendekati pohon itu dan berkata kepadamu, sesungguhnya setan itu musuh yang jelas bagimu?" Keduanya (Adam dan Hawa) berkata, "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak mengasihani kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi."
Ayat ini menekankan bahwa godaan setan adalah musuh yang nyata dan terus menerus. Oleh karena itu, penting bagi seorang Muslim untuk senantiasa waspada dan berlindung kepada Allah dari segala tipu daya setan.
Setelah Adam dan Hawa menyadari kesalahan mereka dan memohon ampunan, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang menunjukkan keluasan rahmat-Nya dengan menerima taubat mereka. Ayat-ayat ini juga berisi perintah dari Allah kepada manusia untuk turun ke bumi, dan janji-Nya bahwa barang siapa yang mengikuti petunjuk-Nya, maka tidak ada rasa takut dan kesedihan bagi mereka.
فَتَلَقَّىٰۤ ءَادَمُ مِن رَّبِّهِۦ كَلِمٰتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ اِنَّهُۥ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat (perintah dan larangan) dari Tuhannya, lalu Dia menerima taubatnya. Sungguh Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang.
قُلْنَا اهْبِطُوْا مِنْهَا جَمِيْعًا ۚ فَاِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِّنِّيْ هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ
Kami berfirman, "Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, maka mereka tidak perlu takut dan mereka tidak bersedih hati."
Ini adalah inti dari hubungan antara Allah dan manusia: setelah melakukan kesalahan, pintu taubat selalu terbuka lebar. Kunci untuk mendapatkan ketenangan hakiki adalah dengan mengikuti petunjuk Allah yang diturunkan melalui para nabi dan rasul-Nya.
Selanjutnya, ayat-ayat ini beralih dengan menekankan pentingnya mengingat nikmat Allah yang telah diberikan kepada Bani Israil. Allah memerintahkan mereka untuk menepati janji-Nya, menyembah-Nya semata, dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Ayat-ayat ini juga mengingatkan mereka tentang pentingnya mendirikan salat, menunaikan zakat, dan beriman kepada kitab-kitab-Nya.
يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اذْكُرُوْا نِعْمَتِيَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَاَوْفُوْا بِعَهْدِيْٓ اُوْفِ بِعَهْدِكُمْ ۖ وَإِيَّايَ فَارْهَبُوْنِ
Wahai Bani Israil! Ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu, dan penuhilah janji-Ku (dengan beriman kepada-Ku), akan kupenuhi janji-Ku (dengan memberikan rahmat dan balasan). Dan hanya kepada-Ku lah kamu harus takut.
Ayat 40 ini menjadi seruan universal bagi seluruh umat manusia, bahwa mengingat nikmat Allah adalah sebuah kewajiban dan kunci untuk menghargai pemberian-Nya. Menepati janji kepada Allah berarti menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
وَاٰمِنُوْا بِمَآ اَنْزَلْتُ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَكُمْ وَلَا تَكُوْنُوْٓا اَوَّلَ كَافِرٍۢ بِهٖ ۖ وَلَا تَشْتَرُوْا بِاٰيٰتِيْ ثَمَنًا قَلِيْلًا ۖ وَّاِيَّايَ فَاتَّقُوْنِ
Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al-Qur'an), yang membenarkan apa (kitab) yang ada padamu, dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit (murah), dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa.
Penolakan terhadap wahyu Allah dan menggantinya dengan keuntungan duniawi adalah kerugian besar. Ayat ini mengingatkan agar tidak pernah menukarkan kebenaran ilahi dengan kesenangan sesaat.
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Dan janganlah kamu mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan janganlah kamu menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui.
Ini adalah peringatan keras agar tidak menyalahgunakan ilmu atau kebenaran untuk tujuan yang salah, serta tidak menyembunyikan kebenaran karena takut atau untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
Dan dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.
Ajaran konkret seperti mendirikan salat dan menunaikan zakat adalah pilar penting dalam praktik keagamaan. Bersama-sama dengan orang yang salat menunjukkan pentingnya jamaah dan kebersamaan dalam beribadah.
أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan sedang kamu melupakan diri sendiri, padahal kamu membaca kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berakal?
Ayat ini menjadi teguran bagi siapa saja yang menyeru kebaikan tetapi tidak mengamalkannya. Pentingnya konsistensi antara ucapan dan perbuatan ditekankan di sini.
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya salat itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.
Di akhir bagian ini, Allah mengajarkan cara menghadapi tantangan hidup: dengan kesabaran dan salat. Kekhusyukan dalam salat adalah kunci agar ibadah ini terasa ringan dan menjadi sumber kekuatan.
Ayat 36-45 dari Surah Al-Baqarah memberikan pelajaran yang sangat berharga tentang perjalanan spiritual manusia. Dimulai dari kisah penciptaan dan ujian awal, dilanjutkan dengan penekanan pada taubat dan rahmat Allah, serta diakhiri dengan seruan kepada Bani Israil untuk mengingat nikmat, menepati janji, dan menjalankan ajaran agama. Semua ini adalah panduan agar kita dapat hidup dengan penuh kesadaran, kedamaian, dan ketakwaan kepada Allah SWT.