Visualisasi sederhana tentang perbedaan nasib akhir manusia.
Surah Al Bayyinah, yang berarti "Bukti yang Nyata", merupakan salah satu surah Madaniyah yang menekankan pentingnya keimanan yang disertai amal shaleh sebagai penentu nasib akhir manusia. Dua ayat terakhir surah ini, yaitu ayat 6 dan 7, secara lugas memaparkan konsekuensi dari pilihan hidup seseorang di dunia, yakni balasan surga bagi orang beriman dan beramal shaleh, serta azab neraka bagi orang kafir yang tetap berada dalam kesesatan.
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِن أَهْلِ ٱلْكِتَـٰبِ وَٱلْمُشْرِكِينَ فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَـٰلِدِينَ فِيهَآ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ هُمْ شَرُّ ٱلْبَرِيَّةِ
Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ أُو۟لَـٰٓئِكَ هُمْ خَيْرُ ٱلْبَرِيَّةِ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.
Ayat 6 dari Surah Al Bayyinah secara tegas menyatakan bahwa orang-orang yang mengingkari kebenaran, baik dari kalangan ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) yang tidak mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW, maupun kaum musyrikin yang menyekutukan Allah, akan ditempatkan di neraka Jahanam. Keterangan "kekal di dalamnya" mengindikasikan kedalaman dan lamanya hukuman yang akan mereka terima. Ayat ini juga menyematkan label "seburuk-buruk makhluk" kepada mereka, sebuah pernyataan keras yang menunjukkan betapa besar murka Allah terhadap kekufuran dan penolakan terhadap risalah-Nya.
Sementara itu, ayat 7 menyajikan kontras yang sangat jelas. Bagi mereka yang memeluk agama Islam, meyakini keesaan Allah, serta membuktikan keimanannya melalui perbuatan baik dan tindakan yang sesuai dengan tuntunan agama (amal shaleh), mereka dijanjikan balasan berupa "sebaik-baik makhluk". Predikat ini tentu saja merujuk pada kenikmatan abadi di surga, sebuah tempat penuh kebahagiaan dan keridaan Allah.
Kedua ayat ini mengandung pesan yang sangat fundamental bagi setiap Muslim. Pertama, ia menegaskan prinsip dasar Islam mengenai konsekuensi pilihan: iman dan amal shaleh membawa pada keselamatan dan kebahagiaan abadi, sedangkan kekufuran dan kesesatan berujung pada kehancuran dan siksaan kekal. Hal ini mendorong umat Islam untuk senantiasa merenungkan pilihan hidup mereka dan memastikan langkah yang diambil selalu selaras dengan ajaran agama.
Kedua, ayat-ayat ini mengingatkan kita bahwa tidak cukup hanya sekadar mengaku beriman. Keimanan yang sejati harus dibuktikan dengan amal perbuatan nyata yang baik. Amal shaleh inilah yang menjadi penentu kadar kualitas keimanan seseorang di hadapan Allah SWT. Ibadah yang tulus, muamalah yang jujur, sikap kasih sayang kepada sesama, serta kontribusi positif bagi masyarakat, semuanya termasuk dalam kategori amal shaleh yang akan diperhitungkan.
Ketiga, perbandingan antara "seburuk-buruk makhluk" dan "sebaik-baik makhluk" adalah pengingat yang kuat tentang tujuan akhir penciptaan manusia. Allah SWT menciptakan manusia dengan potensi memilih, dan pilihan tersebut akan menentukan posisi mereka di akhirat kelak. Al Bayyinah ayat 6-7 memberikan gambaran yang jelas mengenai dua jalan yang berlawanan dan hasil akhir yang menyertainya, mendorong setiap individu untuk berada di jalan kebaikan.
Memahami Al Bayyinah ayat 6 dan 7 seharusnya menjadi motivasi bagi kita untuk terus meningkatkan kualitas keimanan dan amal shaleh. Perjalanan hidup di dunia ini adalah kesempatan untuk mengumpulkan bekal menuju kehidupan abadi. Dengan mengamalkan ajaran Al-Qur'an, meneladani sunnah Rasulullah SAW, dan senantiasa berbuat baik kepada sesama, kita berharap dapat termasuk dalam golongan "sebaik-baik makhluk" yang kelak akan menghuni surga-Nya yang penuh kenikmatan.
Kekufuran dan kemusyrikan adalah jalan yang akan membawa pada kehancuran. Oleh karena itu, menjaga kemurnian tauhid dan menjauhi segala bentuk kesyirikan adalah pondasi utama. Renungan mendalam atas ayat-ayat ini dapat membangkitkan kesadaran spiritual kita dan mengarahkan langkah kita pada jalan yang diridhai Allah SWT.
Dalam menghadapi berbagai godaan dan tantangan di dunia, mengingat janji dan ancaman yang terkandung dalam Surah Al Bayyinah ayat 6-7 dapat menjadi pegangan yang kuat. Ini bukan sekadar informasi, melainkan sebuah peringatan sekaligus kabar gembira bagi mereka yang senantiasa berusaha mendekatkan diri kepada Allah melalui keimanan dan perbuatan baik.
Oleh karena itu, mari kita jadikan ayat-ayat ini sebagai kompas dalam setiap tindakan dan keputusan kita, demi meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.