Surat Al-Falaq: Keutamaan dan Maknanya sebagai Pelindung

وَلَآ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ (Demi Tuhan Yang Maha Menguasai Fajar)

Ilustrasi: Ayat pertama Surat Al-Falaq

Pertanyaan mengenai al falaq adalah surat yang ke berapa dalam kitab suci Al-Qur'an adalah sebuah pertanyaan mendasar bagi umat Muslim. Jawabannya adalah Surat Al-Falaq merupakan surat ke-114 dan merupakan surat terakhir dalam urutan mushaf Al-Qur'an. Surat ini termasuk dalam golongan surat Makkiyyah, meskipun beberapa pendapat menyatakan ada ayat yang turun di Madinah. Namun demikian, mayoritas ulama sepakat bahwa Surat Al-Falaq diturunkan di Mekah sebelum hijrah.

Surat Al-Falaq adalah salah satu dari dua surat pelindung (Mu'awwidzatain) yang selalu dibaca oleh Rasulullah SAW, terutama ketika beliau merasa tidak enak badan atau sebelum tidur. Surat lainnya adalah Surat An-Nas. Keberadaan kedua surat ini, yang menempati posisi paling akhir dalam Al-Qur'an, menegaskan pentingnya perlindungan yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya.

Mari kita telaah lebih dalam makna dan keutamaan Surat Al-Falaq. Secara etimologis, "Al-Falaq" berarti "waktu subuh" atau "fajar". Surat ini dimulai dengan sebuah sumpah Allah SWT, "Katakanlah (wahai Muhammad), 'Aku berlindung kepada Tuhanku (yang memelihara) waktu subuh'," (QS. Al-Falaq: 1). Sumpah ini menunjukkan betapa agungnya waktu subuh, yang merupakan simbol awal dari cahaya setelah kegelapan, kemenangan setelah kesulitan, dan permulaan baru setelah malam yang panjang. Dengan bersumpah demi fajar, Allah seolah mengingatkan bahwa Dia adalah Pencipta dan Pengatur segala sesuatu, termasuk pergantian malam dan siang, serta segala fenomena alam yang terjadi.

Ayat kedua Surat Al-Falaq berbunyi, "dari kejahatan makhluk-Nya," (QS. Al-Falaq: 2). Ayat ini merupakan inti dari permohonan perlindungan yang diajukan. Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk memohon perlindungan kepada Allah dari segala bentuk kejahatan, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Kejahatan makhluk Allah sangatlah luas, mencakup segala sesuatu yang dapat membahayakan manusia, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Ini bisa berupa kejahatan manusia kepada sesama, kejahatan hewan buas, bencana alam, hingga godaan setan dan hawa nafsu yang menyesatkan.

Selanjutnya, ayat ketiga memperjelas jenis kejahatan yang patut diwaspadai: "dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita," (QS. Al-Falaq: 3). Malam hari seringkali diasosiasikan dengan kegelapan, ketidakjelasan, dan potensi bahaya yang lebih besar. Dalam kegelapan, pandangan menjadi terbatas, rasa was-was meningkat, dan berbagai ancaman bisa saja muncul tanpa disadari. Oleh karena itu, memohon perlindungan dari kejahatan malam adalah sebuah permintaan yang sangat relevan bagi kehidupan manusia yang rentan.

Ayat keempat Surat Al-Falaq lebih spesifik lagi dalam menyebutkan sumber kejahatan, yaitu "dan dari kejahatan perempuan-perempuan yang (meniup) pada buhul-buhul," (QS. Al-Falaq: 4). Ayat ini seringkali ditafsirkan merujuk pada sihir atau praktik-praktik perdukunan yang dilakukan oleh sebagian orang, khususnya wanita, untuk menyakiti orang lain. Dulu, sihir merupakan salah satu ancaman serius yang dihadapi oleh masyarakat. Dengan membaca ayat ini, umat Muslim diajarkan untuk menolak segala bentuk upaya jahat yang dilancarkan melalui cara-cara supranatural yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Terakhir, ayat kelima menegaskan cakupan perlindungan, yaitu "dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki." (QS. Al-Falaq: 5). Sifat dengki atau hasad adalah salah satu penyakit hati yang paling berbahaya. Orang yang dengki akan selalu merasa tidak senang melihat keberhasilan orang lain dan bahkan berusaha mencelakakannya. Kejahatan yang berasal dari sifat dengki ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari fitnah, gosip, hingga sabotase. Memohon perlindungan kepada Allah dari sifat dengki berarti memohon agar dijauhkan dari orang-orang yang memiliki niat buruk dan agar hati kita sendiri terhindar dari sifat tercela ini.

"Surat Al-Falaq adalah benteng pertahanan spiritual bagi setiap Muslim dalam menghadapi berbagai ancaman dan kejahatan di dunia."

Keutamaan membaca Surat Al-Falaq sangatlah besar. Rasulullah SAW bersabda, "Hai Uqbah bin Amir, ketahuilah bahwa tidak ada seorang pun yang memohon perlindungan dengan permohonan seperti ini, melainkan tidak ada yang dapat menolaknya." Hadis ini menunjukkan betapa ampuh dan efektifnya bacaan Surat Al-Falaq sebagai sarana memohon perlindungan kepada Allah SWT. Membacanya sebelum tidur dapat mengantarkan tidur yang nyenyak dan terlindungi dari gangguan malam. Membacanya di pagi hari dapat memberikan perlindungan sepanjang hari.

Dengan memahami makna Surat Al-Falaq, umat Muslim didorong untuk senantiasa menggantungkan harapan dan perlindungannya hanya kepada Allah SWT. Surat ini mengajarkan kita untuk tidak takut pada makhluk ciptaan Allah, namun senantiasa waspada terhadap segala bentuk kejahatan yang mungkin datang dari mereka. Surat ini juga menjadi pengingat bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan hanya kepada-Nyalah kita seharusnya memohon pertolongan dan perlindungan.

Oleh karena itu, sebagai surat ke-114 dan penutup mushaf, Surat Al-Falaq memiliki kedudukan istimewa. Ia bukan sekadar bacaan rutinitas, melainkan sebuah doa permohonan perlindungan yang mendalam dan komprehensif. Membacanya secara istiqamah (konsisten) akan menumbuhkan ketenangan hati, keyakinan yang kokoh, dan perlindungan ilahi dalam setiap langkah kehidupan.

🏠 Homepage