Dalam samudra ajaran Islam yang luas, terdapat lautan hikmah dan keutamaan yang tersimpan dalam ayat-ayat suci Al-Qur'an. Di antara permata-permata tersebut, dua surah pendek namun sarat makna, yaitu Surah Al-Ikhlas dan Surah Al-Falaq, memegang peranan penting sebagai sumber ketenangan, perlindungan, dan penguatan tauhid bagi umat Islam.
Surah Al-Ikhlas, yang secara harfiah berarti "Keikhlasan" atau "Memurnikan Tauhid", adalah inti dari keyakinan seorang Muslim. Surah ini terdiri dari empat ayat yang begitu ringkas, namun maknanya menjangkau esensi keberadaan Allah SWT. Allah SWT berfirman:
Melalui ayat-ayat ini, Allah SWT menegaskan keesaan-Nya yang mutlak. Dia adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, tanpa sekutu, tanpa tandingan, dan tanpa memiliki kerabat. Konsep Ahad (Yang Esa) menolak segala bentuk penyekutuan (syirik), yang merupakan dosa terbesar dalam Islam. Sifat As-Shamad menjelaskan bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Kaya, tempat segala makhluk bergantung dan memohon segala kebutuhan, sedangkan Dia tidak membutuhkan siapapun.
Penegasan bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakan secara tegas menolak anggapan yang keliru dari sebagian umat terdahulu yang menganggap ada hubungan kekeluargaan antara Tuhan dan makhluk-Nya. Terakhir, ayat "Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia" menekankan keunikan dan kesempurnaan Allah yang tidak dapat dibandingkan dengan apapun yang diciptakan-Nya. Membaca dan merenungkan Surah Al-Ikhlas adalah cara untuk senantiasa memurnikan keyakinan tauhid kita, memperkuat hubungan spiritual dengan Sang Pencipta, dan menjauhkan diri dari segala bentuk kesyirikan.
Bersanding dengan Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq (yang berarti "Waktu Subuh" atau "Fajar") menjadi benteng perlindungan bagi seorang Muslim. Surah ini adalah bagian dari Al-Mu'awwidzatain, yaitu dua surah yang berisi permohonan perlindungan kepada Allah SWT. Surah Al-Falaq terdiri dari lima ayat yang memerintahkan kita untuk berlindung kepada Tuhan dari berbagai macam keburukan:
Dalam ayat pertama, kita diperintahkan untuk berlindung kepada Allah, Tuhan semesta alam yang menguasai waktu fajar merekah. Fajar melambangkan harapan, kebangkitan, dan terbitnya cahaya setelah kegelapan. Melalui permohonan ini, kita diajarkan untuk senantiasa menyandarkan diri pada kekuatan Ilahi dalam menghadapi setiap tantangan.
Ayat-ayat selanjutnya secara spesifik menyebutkan berbagai bentuk keburukan yang harus kita waspadai: kejahatan makhluk-Nya secara umum (termasuk binatang buas, makhluk halus, dan manusia yang berbuat jahat), kejahatan kegelapan malam yang sering kali menjadi waktu beraktivitas bagi keburukan, kejahatan sihir yang dapat merusak tatanan kehidupan, dan kejahatan kedengkian yang dapat menimbulkan permusuhan dan fitnah.
Dengan membaca Al-Falaq, kita secara sadar mengakui bahwa tidak ada kekuatan selain Allah yang mampu melindungi kita dari segala bentuk marabahaya, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Surah ini menjadi pengingat bahwa kejahatan selalu ada di sekitar kita, namun dengan memohon perlindungan kepada Allah, kita dikuatkan dan dijaga.
Rasulullah SAW sendiri sangat menganjurkan umatnya untuk membaca kedua surah ini, terutama saat menjelang tidur dan setelah shalat. Keutamaan membacanya sangatlah besar:
Surah Al-Ikhlas dan Al-Falaq bukan hanya sekadar rangkaian ayat yang dibaca, melainkan sebuah pedoman hidup. Keduanya mengajarkan tentang siapa Tuhan kita yang sesungguhnya dan bagaimana cara memohon perlindungan dari-Nya. Dalam setiap bacaan, terkandung pelajaran tentang keesaan Allah dan keluasan rahmat serta perlindungan-Nya. Jadikanlah keduanya sebagai sahabat spiritual dalam menjalani kehidupan, agar hati senantiasa terjaga, jiwa senantiasa tenang, dan langkah senantiasa dilindungi oleh Allah SWT.