Surat Al-Falaq, yang berarti "Waktu Subuh", adalah salah satu dari dua surat pelindung dalam Al-Qur'an. Terdiri dari lima ayat, surat ini menjadi bacaan yang sangat dianjurkan, terutama saat memohon perlindungan dari Allah SWT terhadap berbagai keburukan. Ayat kelima dari surat ini memiliki makna mendalam dan menenteramkan hati bagi setiap mukmin yang meyakininya.
"dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita."
Ayat ini merupakan puncak dari permohonan perlindungan dalam Surat Al-Falaq. Setelah sebelumnya memohon perlindungan dari Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Esa, serta dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kegelapan yang menyelimuti, kini kita diarahkan untuk memohon perlindungan dari kejahatan yang muncul saat malam tiba dan kegelapan semakin pekat. Mengapa kejahatan malam menjadi perhatian khusus?
Malam hari secara inheren membawa ketidakpastian dan potensi ancaman yang lebih besar. Ketika matahari terbenam, pandangan menjadi terbatas, dan makhluk-makhluk yang berniat buruk, baik dari kalangan jin maupun manusia, seringkali lebih leluasa bergerak dan melancarkan aksinya. Kegelapan dapat menyembunyikan bahaya, menutupi niat jahat, dan menimbulkan rasa takut serta kerentanan. Hewan buas pun lebih aktif di malam hari. Oleh karena itu, memohon perlindungan dari kejahatan yang menyertainya adalah sebuah kebijaksanaan ilahi.
"Ghaasiq" merujuk pada kegelapan yang datang menyelimuti, seringkali diartikan sebagai malam hari. Sementara "waqab" berarti gelap gulita atau masuknya malam. Kombinasi keduanya menggambarkan kondisi di mana keburukan bisa saja bersembunyi dan berkembang biak. Ini bisa berupa kejahatan fisik, seperti perampokan atau serangan, tetapi juga bisa merujuk pada kejahatan spiritual, seperti bisikan syaitan yang semakin kuat di malam hari, atau kecemasan dan kegelisahan yang menghantui hati saat sendiri dalam kegelapan.
Ayat ini mengingatkan kita akan keterbatasan diri dan betapa kita sangat membutuhkan penjagaan dari Allah SWT. Ketika kegelapan datang, akal dan indra kita seringkali tidak mampu mendeteksi ancaman secara penuh. Di sinilah keimanan menjadi jangkar. Kita berserah diri kepada Allah, Sang Pencipta siang dan malam, yang mengetahui segala sesuatu bahkan dalam kegelapan terpekat sekalipun.
Memohon perlindungan dari kejahatan malam bukan berarti kita harus hidup dalam ketakutan. Sebaliknya, ini adalah bentuk ikhtiar spiritual yang memperkuat ketenangan batin. Dengan membaca dan merenungi ayat ini sebelum tidur atau saat merasa cemas di malam hari, hati menjadi lebih tenang karena meyakini bahwa Allah Maha Melihat, Maha Mendengar, dan Maha Melindungi, bahkan ketika kita tidak dapat melihat.
Penting untuk memahami bahwa "kejahatan malam" bisa juga diinterpretasikan secara lebih luas. Ini bisa mencakup segala bentuk kegelisahan hati, pikiran buruk, atau godaan syaitan yang cenderung lebih kuat saat seseorang sendirian dan dalam suasana hening. Surat Al-Falaq, dengan ayat kelimanya, mengajarkan kita untuk selalu menyandarkan diri kepada Allah, Sang Pelindung utama, dalam setiap situasi, terutama saat menghadapi potensi bahaya yang tidak kasat mata.
Keindahan ayat ini terletak pada jangkauannya yang universal. Ia melindungi dari segala bentuk kejahatan yang mungkin timbul dari kegelapan, baik yang kita sadari maupun yang tidak. Ini adalah pengingat bahwa Allah adalah sumber keamanan sejati, dan perlindungan-Nya adalah yang paling kokoh.
Dengan mengamalkan Surat Al-Falaq secara rutin, khususnya merenungkan makna ayat kelimanya, seorang mukmin diharapkan dapat merasakan ketenangan, kedamaian, dan kepercayaan diri yang lebih besar dalam menghadapi setiap tantangan hidup, baik di siang maupun malam hari. Perlindungan Allah adalah benteng terkuat yang tidak dapat ditembus oleh segala macam kejahatan.