Dalam lanskap keagamaan yang luas, seringkali muncul pertanyaan mengenai perbedaan antara aliran-aliran keagamaan yang memiliki akar yang sama. Salah satu perdebatan yang cukup sering muncul adalah mengenai bedanya Kristen dan Katolik. Meskipun kedua aliran ini sama-sama mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, terdapat perbedaan-perbedaan signifikan dalam doktrin, praktik, dan struktur gerejawi mereka. Memahami perbedaan ini penting untuk mendapatkan gambaran yang lebih utuh tentang kekristenan secara global.
Akar Sejarah dan Perkembangan
Keduanya berasal dari tradisi Yahudi dan berakar pada ajaran Yesus Kristus. Gereja Kristen awal tumbuh dan berkembang di bawah kepemimpinan para Rasul. Namun, seiring waktu, terjadi perpecahan yang dikenal sebagai Skisma Besar pada tahun 1054 Masehi. Peristiwa ini secara resmi membagi gereja menjadi dua cabang utama: Gereja Katolik Roma (di Barat) dan Gereja Ortodoks Timur (di Timur). Aliran yang kemudian dikenal sebagai Protestan muncul jauh kemudian pada abad ke-16 melalui Reformasi yang dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Martin Luther.
Perbedaan Doktrinal Utama
Perbedaan mendasar antara Katolik dan Kristen (yang dalam konteks ini seringkali merujuk pada aliran Protestan) dapat dilihat dari beberapa aspek doktrinal:
1. Otoritas Keagamaan
Katolik: Mengakui Alkitab dan Tradisi Suci (ajaran yang diwariskan dari para Rasul melalui Magisterium Gereja) sebagai sumber kebenaran. Paus sebagai pemimpin Gereja Katolik diyakini sebagai penerus Santo Petrus dan memiliki otoritas tertinggi dalam hal ajaran dan moral.
Kristen (Protestan): Menganut prinsip Sola Scriptura (Hanya Alkitab). Alkitab dipandang sebagai satu-satunya sumber otoritas ilahi yang memadai untuk iman dan kehidupan.
2. Peran Maria dan Para Santo
Katolik: Menghormati Bunda Maria sebagai Bunda Allah dan menganggapnya sebagai perantara antara umat dan Kristus. Doa kepada para santo juga dipraktikkan, memohon perantaraan mereka dalam doa kepada Tuhan.
Kristen (Protestan): Menghormati Maria sebagai ibu Yesus, tetapi tidak memperlakukannya sebagai perantara atau objek penyembahan. Fokus doa diarahkan langsung kepada Tuhan Yesus Kristus.
3. Sakramen
Katolik: Mengakui tujuh sakramen: Baptisan, Ekaristi (Komuni Kudus), Penguatan (Krimasi), Tobat (Pengakuan Dosa), Pengurapan Orang Sakit, Imamat, dan Perkawinan. Ekaristi dipandang sebagai perjamuan yang mengorbankan Kristus secara riil (transubstansiasi).
Kristen (Protestan): Umumnya hanya mengakui dua sakramen yang ditetapkan langsung oleh Yesus: Baptisan dan Perjamuan Kudus (atau Ekaristi). Pemahaman mengenai Perjamuan Kudus bervariasi antar denominasi, namun umumnya tidak menganut konsep transubstansiasi.
4. Keselamatan
Katolik: Keselamatan dicapai melalui iman, perbuatan baik, dan rahmat Tuhan yang diterima melalui sakramen.
Kristen (Protestan): Keselamatan dicapai melalui iman kepada Yesus Kristus semata (Sola Fide), sebagai anugerah (rahmat) dari Tuhan, bukan karena perbuatan baik. Perbuatan baik dilihat sebagai buah dari keselamatan, bukan syaratnya.
Struktur Gerejawi dan Kepemimpinan
Perbedaan struktural juga sangat mencolok. Gereja Katolik memiliki hierarki yang jelas, dipimpin oleh Paus di Roma, diikuti oleh kardinal, uskup, imam, dan diakon. Gereja-gereja Protestan memiliki struktur yang lebih beragam, mulai dari model episkopal (dengan uskup), presbiterian (dipimpin oleh majelis penatua), hingga kongregasional (setiap jemaat memiliki otonomi penuh). Tidak ada satu otoritas pusat tunggal untuk seluruh gereja Protestan.
Kesimpulan
Meskipun terdapat perbedaan yang substansial, penting untuk diingat bahwa baik Kristen maupun Katolik sama-sama berpusat pada pribadi Yesus Kristus dan ajaran-Nya. Perbedaan-perbedaan yang ada merupakan hasil dari interpretasi teologis dan perkembangan sejarah yang berbeda. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai bedanya Kristen dan Katolik, kita dapat menghargai keragaman dalam iman Kristen dan membangun dialog yang lebih konstruktif.