Ilustrasi: Simbol buku dan elemen visual yang merepresentasikan terjemahan.
Dalam dunia akademis dan penulisan ilmiah, akurasi dan kelengkapan dalam mencantumkan sumber rujukan adalah hal yang krusial. Salah satu jenis sumber yang sering digunakan adalah buku terjemahan. Menulis daftar pustaka untuk buku terjemahan terkadang menimbulkan kebingungan karena melibatkan dua bahasa dan dua penulis (asli dan penerjemah). Artikel ini akan memandu Anda langkah demi langkah tentang cara menulis daftar pustaka buku terjemahan dengan benar, sesuai dengan kaidah umum yang berlaku.
Mencantumkan sumber, termasuk buku terjemahan, secara akurat memiliki beberapa tujuan penting:
Meskipun ada berbagai gaya sitasi (seperti APA, MLA, Chicago, dll.), elemen dasar yang perlu dicantumkan untuk buku terjemahan umumnya serupa. Berikut adalah elemen-elemen yang paling sering dibutuhkan:
Nama Pengarang Asli (Oleh siapa buku itu ditulis).
Judul Buku Terjemahan.
Informasi Penerjemah (Opsional, tergantung gaya sitasi, namun sangat direkomendasikan).
Tempat Terbit (Kota tempat penerbit berada).
Nama Penerbit.
Tahun Terbit Edisi Terjemahan.
Ini adalah penulis dari karya orisinal. Cantumkan nama belakangnya terlebih dahulu, diikuti dengan inisial nama depannya.
Contoh: Smith, J. D.
Cantumkan judul lengkap buku yang Anda gunakan, termasuk sub-judul jika ada. Judul ini biasanya ditulis dalam bahasa yang diterjemahkan. Jika gaya sitasi yang Anda gunakan meminta penekanan (misalnya, dicetak miring atau digarisbawahi), ikuti aturan tersebut.
Contoh: The Art of Translation: A Comprehensive Guide
Bagian ini sangat penting untuk buku terjemahan. Cantumkan nama penerjemah, biasanya diawali dengan frasa seperti "diterjemahkan oleh" atau "terj.".
Contoh (sebagai bagian dari entri lengkap): (Terj. Budi Santoso) atau Trans. Budi Santoso.
Tulis kota tempat penerbit buku terjemahan tersebut berlokasi. Jika ada beberapa kota, biasanya cantumkan yang pertama. Kemudian, sebutkan nama lengkap penerbitnya.
Contoh: Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Yang dicantumkan di sini adalah tahun ketika edisi terjemahan yang Anda gunakan diterbitkan, bukan tahun terbit karya aslinya.
Contoh: 2022
Mari kita lihat beberapa contoh penerapan:
Gaya ini sering digunakan dalam ilmu sosial dan perilaku.
Pengarang Asli, A. A. (Tahun Asli). Judul asli (Judul terjemahan, Terj. B. B. Penerjemah). Tempat Terbit: Nama Penerbit. (Tahun Terbit Edisi Terjemahan).
Contoh Nyata (hipotetis):
Johnson, R. K. (1998). Theories of Linguistics (Teori-teori Linguistik, Terj. Siti Aminah). Bandung: Penerbit Ilmu. (2021).
Gaya ini umum digunakan dalam ilmu humaniora dan bahasa.
Pengarang Asli, Nama Depan. Judul Asli. Judul Terjemahan, Trans. Nama Lengkap Penerjemah, Nama Penerbit, Tahun Terbit Edisi Terjemahan.
Contoh Nyata (hipotetis):
Williams, David F. Introduction to Modern Philosophy. Pengantar Filsafat Modern, Trans. Agus Setiawan, Pustaka Bangsa, 2020.
Menulis daftar pustaka buku terjemahan memang membutuhkan perhatian pada detail, namun dengan memahami elemen-elemen kunci dan mengikuti panduan gaya sitasi yang relevan, Anda dapat melakukannya dengan mudah dan akurat. Hal ini akan sangat membantu pembaca Anda dan menjaga kualitas akademis tulisan Anda.