Dalam setiap karya tulis ilmiah, baik itu skripsi, tesis, disertasi, artikel jurnal, maupun laporan penelitian, daftar rujukan atau bibliografi memegang peranan krusial. Daftar ini bukan sekadar pelengkap, melainkan bukti kredibilitas, integritas akademis, dan penghargaan terhadap sumber-sumber yang telah digunakan. Menulis daftar rujukan yang benar dan konsisten juga mempermudah pembaca untuk melacak dan merujuk kembali sumber asli informasi. Namun, banyak penulis yang masih merasa kesulitan dalam menyusunnya. Artikel ini akan memandu Anda selangkah demi selangkah mengenai cara menulis daftar rujukan yang rapi dan sesuai kaidah.
Sebelum masuk ke teknis penulisan, mari kita pahami mengapa daftar rujukan begitu penting:
Ada berbagai gaya penulisan rujukan yang umum digunakan, dan setiap gaya memiliki aturan spesifik mengenai format, urutan elemen, dan tanda baca. Gaya yang paling umum meliputi:
Penting untuk mengetahui gaya penulisan yang diminta oleh institusi, jurnal, atau penerbit Anda. Jika tidak ada instruksi spesifik, pilihlah satu gaya dan terapkan secara konsisten di seluruh daftar rujukan Anda.
Meskipun formatnya bervariasi antar gaya, sebagian besar entri daftar rujukan mencakup elemen-elemen dasar berikut:
Berikut adalah panduan umum untuk beberapa jenis sumber yang paling sering ditemui, dengan contoh dalam gaya APA (yang paling umum digunakan):
Elemen: Penulis, Tahun, Judul Buku, Penerbit.
Contoh:
Santrock, J. W. (2018). Life-span development (17th ed.). McGraw-Hill Education.
Perhatikan penggunaan cetak miring untuk judul buku dan detail edisi jika ada.
Elemen: Penulis, Tahun, Judul Artikel, Nama Jurnal, Volume, Nomor, Rentang Halaman, DOI (jika ada).
Contoh:
Nugroho, A. B., & Saputra, R. D. (2020). Pengaruh media sosial terhadap perilaku konsumen milenial. Jurnal Manajemen Pemasaran, 10(1), 45-58. https://doi.org/10.1234/jmp.v10i1.5678
Nama jurnal dan volume biasanya dicetak miring. DOI (Digital Object Identifier) sangat penting jika tersedia karena memudahkan pencarian.
Elemen: Penulis Bab, Tahun, Judul Bab, Nama Editor Buku (jika ada), Judul Buku, Rentang Halaman Bab, Penerbit.
Contoh:
Sari, P. (2019). Tantangan pendidikan inklusif di perkotaan. Dalam R. H. Wijaya & L. K. Prasetyo (Ed.), Isu-isu kontemporer pendidikan di Indonesia (hal. 112-130). Gramedia Pustaka Utama.
Dalam format ini, nama penulis bab dan judul bab dicantumkan terlebih dahulu, diikuti informasi tentang buku keseluruhan.
Elemen: Penulis (atau nama organisasi), Tanggal Publikasi (atau N/A), Judul Halaman, Nama Situs Web (jika berbeda dari penulis), URL.
Contoh:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023, September 15). Strategi nasional pencegahan stunting. Diakses dari https://www.kemkes.go.id/article/view/2023/09/15/strategi-nasional-pencegahan-stunting.html
Jika tidak ada tanggal publikasi, gunakan (n.d.) untuk "no date". Cantumkan tanggal akses jika konten dapat berubah sewaktu-waktu.
Menyusun daftar rujukan yang baik memang membutuhkan ketelitian dan pemahaman terhadap aturan gaya penulisan yang digunakan. Dengan mempraktikkan panduan ini secara konsisten, Anda tidak hanya akan menghasilkan karya tulis yang lebih profesional, tetapi juga menunjukkan integritas akademis yang tinggi. Ingatlah, setiap kutipan atau informasi yang diambil dari sumber lain harus dicatat dengan benar, baik dalam teks maupun dalam daftar rujukan.