Ilustrasi Sederhana: Mengorganisir Referensi
Menulis daftar pustaka yang akurat dan terstruktur merupakan salah satu elemen krusial dalam penyusunan karya tulis ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, artikel jurnal, maupun karya tulis lainnya. Daftar pustaka berfungsi sebagai jejak acuan yang memungkinkan pembaca untuk menelusuri sumber-sumber yang Anda gunakan, memverifikasi informasi, serta memperluas pemahaman mereka terhadap topik yang dibahas. Tanpa daftar pustaka yang jelas, sebuah karya tulis akan kehilangan kredibilitas dan integritas akademisnya.
Namun, seringkali banyak penulis yang merasa bingung atau kesulitan dalam format penulisan daftar pustaka. Terdapat berbagai gaya sitasi yang berbeda, seperti APA (American Psychological Association), MLA (Modern Language Association), Chicago, Harvard, dan lain sebagainya. Setiap gaya memiliki aturan penulisan yang spesifik untuk berbagai jenis sumber, mulai dari buku, jurnal, artikel berita, hingga sumber daring.
Sebelum masuk ke contoh spesifik, mari kita kenali unsur-uns pokok yang umumnya ada dalam penulisan daftar pustaka. Urutan dan formatnya bisa sedikit berbeda tergantung gaya sitasi yang dipilih, namun prinsip dasarnya tetap sama:
Berikut adalah beberapa contoh penulisan daftar pustaka menggunakan gaya yang umum digunakan, seperti gaya APA (versi terbaru) yang banyak diadopsi di bidang ilmu sosial dan humaniora. Ingatlah untuk selalu mengonfirmasi gaya sitasi yang diminta oleh institusi atau publikasi Anda.
Jika Anda mengutip sebuah buku yang ditulis oleh satu orang, formatnya adalah sebagai berikut:
Nama Belakang, Nama Depan Inisial. (Tahun). Judul Buku. Penerbit.
Contoh Nyata:
Slamet, Y. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Gramedia Pustaka Utama.
Formatnya sedikit berbeda jika buku memiliki dua penulis.
Nama Belakang Penulis 1, Inisial P1. & Nama Belakang Penulis 2, Inisial P2. (Tahun). Judul Buku. Penerbit.
Contoh Nyata:
Kurniawan, B. & Wibowo, S. (2015). Pengantar Ekonomi Mikro. Erlangga.
Ini adalah salah satu jenis sumber yang paling sering digunakan. Perhatikan format judul jurnal, volume, nomor, dan halaman.
Nama Belakang Penulis, Inisial. (Tahun). Judul artikel. Nama Jurnal, Volume(Nomor), Halaman.
Contoh Nyata:
Prasetyo, A. (2018). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan. Jurnal Manajemen Bisnis, 5(2), 112-125.
Untuk sumber daring, penting untuk menyertakan URL dan tanggal akses.
Nama Penulis atau Nama Organisasi. (Tahun, Tanggal Bulan). Judul Artikel. Nama Situs Web. Diambil dari [URL Lengkap] (Tanggal Akses: Tanggal Bulan, Tahun).
Contoh Nyata:
Badan Pusat Statistik. (2023, 15 September). Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan III. BPS.go.id. Diambil dari https://www.bps.go.id/news/2023/09/15/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-triwulan-iii (Tanggal Akses: 10 Oktober, 2023).
Jika nama penulis tidak jelas, gunakan nama organisasi atau judul artikel sebagai awal entri.
Jika Anda mengutip bagian atau bab tertentu dari sebuah buku yang memiliki editor, formatnya sedikit berbeda.
Nama Belakang Penulis Bab, Inisial. (Tahun). Judul Bab. Dalam Editor (Ed.), Judul Buku (Halaman Bab). Penerbit.
Contoh Nyata:
Handoko, T. H. (2009). Perilaku Organisasi. Dalam T. M. H. Sutarto (Ed.), Dasar-dasar Manajemen (hlm. 80-105). Liberty.
Dengan memahami unsur-uns penting dan mengikuti contoh yang tepat, menulis daftar pustaka akan menjadi tugas yang lebih mudah dan terorganisir. Daftar pustaka yang baik bukan hanya sekadar daftar, melainkan bukti integritas akademis dan kontribusi Anda terhadap khazanah pengetahuan.