Dalam Ajaran Islam, Nabi Isa Tergolong Sebagai...

Nabi

Nabi Isa Al-Masih, yang dikenal sebagai Yesus Kristus dalam tradisi Kristen, memegang posisi yang sangat penting dan mulia dalam ajaran Islam. Dalam ajaran Islam, Nabi Isa Al-Masih tergolong sebagai salah satu dari Ulul Azmi, yaitu para nabi dan rasul pilihan yang memiliki ketabahan dan keteguhan hati luar biasa dalam menyampaikan risalah Allah. Beliau adalah seorang utusan Allah yang diutus untuk kaum Bani Israil, membawa ajaran Tauhid, yakni mengesakan Allah semata, dan menyerukan mereka untuk menyembah Tuhan yang Maha Esa.

Status Nabi Isa sebagai nabi dan rasul Allah ditegaskan dalam berbagai ayat Al-Qur'an. Beliau bukanlah Tuhan, bukan pula anak Tuhan dalam pengertian literal yang menyamai kedudukan Allah. Dalam Islam, konsep ketuhanan sangat mutlak dan tidak ada sekutu bagi Allah. Nabi Isa adalah manusia pilihan Allah yang dianugerahi mukjizat-mukjizat luar biasa sebagai tanda kebenarannya dan bukti kekuasaan Tuhan.

Keagungan Nabi Isa dalam Islam juga tercermin dari cara kelahirannya yang ajaib. Beliau dilahirkan dari seorang ibu yang suci, Maryam binti Imran, melalui perantaraan malaikat Jibril yang meniupkan ruh. Kelahiran tanpa ayah ini merupakan mukjizat yang menunjukkan kebesaran Allah dan bukan berarti beliau memiliki sifat ilahi. Al-Qur'an sangat menghormati Maryam sebagai wanita paling mulia dan salah satu dari empat wanita penghuni surga.

Mukjizat dan Ajaran Nabi Isa

Selama masa kenabiannya, Nabi Isa dikaruniai berbagai mukjizat yang dicatat dalam Al-Qur'an. Beberapa di antaranya adalah kemampuan berbicara sejak bayi dalam buaian, menghidupkan orang mati dengan izin Allah, menyembuhkan orang sakit keras seperti penderita kusta dan buta, serta menurunkan hidangan dari langit (Al-Ma'idah) sebagai bukti keimanan para pengikutnya. Mukjizat-mukjizat ini menjadi saksi bisu atas kerasulan dan kebenaran risalah yang dibawanya.

Ajaran utama Nabi Isa adalah tentang Tauhid, yaitu keesaan Allah. Beliau menyeru umatnya untuk kembali kepada fitrah manusia yang semestinya menyembah pencipta. Beliau juga membawa syariat yang sesuai dengan zamannya, menegakkan nilai-nilai moral, kasih sayang, dan keadilan. Ajaran-ajaran moral yang disampaikan Nabi Isa sangat selaras dengan prinsip-prinsip Islam secara umum, menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua, tolong-menolong, dan berbuat baik kepada sesama.

Posisi dalam Rangkaian Kenabian

Nabi Isa Al-Masih berada di antara Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dan nabi-nabi sebelumnya. Beliau diutus sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW, dan merupakan utusan Allah yang paling mulia sebelum penutup para nabi. Kaum Muslimin meyakini bahwa Nabi Isa akan kembali ke dunia sebelum hari kiamat untuk menegakkan keadilan dan mengalahkan Dajjal, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis-hadis sahih. Kedatangannya kembali bukan untuk membawa syariat baru, melainkan untuk menegakkan syariat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Dalam Islam, keyakinan terhadap seluruh nabi dan rasul Allah adalah rukun iman. Oleh karena itu, menghormati dan meyakini kerasulan Nabi Isa Al-Masih adalah bagian integral dari keimanan seorang Muslim. Beliau adalah teladan kesalehan, kesabaran, dan ketundukan kepada Allah SWT. Pemahaman yang benar mengenai posisi Nabi Isa dalam Islam menghindarkan dari kekeliruan pemahaman yang menyamakan beliau dengan Tuhan atau menyekutukan Allah, yang merupakan dosa terbesar dalam Islam.

Dengan demikian, dalam ajaran Islam, Nabi Isa Al-Masih tergolong sebagai seorang hamba Allah yang terkasih, nabi yang mulia, rasul pilihan yang membawa cahaya hidayah, dan salah satu dari Ulul Azmi. Keberadaan dan peran beliau dalam sejarah kenabian sangatlah vital, menjadi mata rantai penting dalam silsilah para nabi yang puncaknya adalah Nabi Muhammad SAW.

🏠 Homepage