Ilustrasi: Cahaya kebenaran menerangi pengetahuan.
Dalam perjalanan hidup, kita senantiasa mencari petunjuk dan pemahaman yang jernih. Terkadang, kita dihadapkan pada keraguan, ketidakpastian, atau bahkan kebingungan. Di sinilah peran penting doa, khususnya doa yang memohon bayyinah, untuk menerangi jalan kita menuju kebenaran yang hakiki.
Secara harfiah, kata bayyinah (بَيِّنَة) berasal dari bahasa Arab yang berarti "bukti yang jelas", "terang", "penjelas", atau "tanda yang nyata". Dalam konteks keagamaan, terutama dalam Al-Qur'an, bayyinah merujuk pada mukjizat, bukti kenabian, atau petunjuk ilahi yang sangat jelas dan meyakinkan. Ia adalah sesuatu yang tidak menyisakan ruang untuk keraguan, yang mampu membedakan antara kebenaran dan kebatilan.
Ketika seseorang berdoa memohon bayyinah, ia sejatinya memohon kepada Allah agar diberikan pemahaman yang mendalam, kejelasan akal, ketenangan hati, dan bukti nyata yang dapat mengantarkannya pada keyakinan yang teguh. Ini adalah doa untuk terhindar dari kesesatan dan mendapatkan petunjuk yang lurus.
Kehidupan seringkali penuh dengan ujian dan cobaan. Di tengah gelombang informasi yang tak terbatas, membedakan mana yang benar dan mana yang salah bisa menjadi tugas yang menantang. Tanpa kejelasan, seseorang bisa mudah tersesat, mengikuti jalan yang keliru, atau terjebak dalam keraguan yang melumpuhkan.
Memohon bayyinah bukan sekadar ritual semata, melainkan sebuah bentuk penyerahan diri kepada Allah Sang Maha Mengetahui. Ini adalah pengakuan bahwa akal manusia terbatas, dan hanya dengan petunjuk-Nya kita dapat mencapai pemahaman yang sesungguhnya. Doa ini membantu kita untuk:
Konsep bayyinah seringkali disebut dalam Al-Qur'an, menegaskan pentingnya bukti yang jelas dari Allah SWT. Contohnya adalah firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 242:
"Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memahami."
Ayat ini secara implisit menunjukkan bahwa Allah menurunkan penjelasan (ayat-ayat) sebagai bayyinah agar manusia dapat memahami petunjuk-Nya.
Ayat lain yang juga menyoroti makna ini adalah Surah Al-Ma'idah ayat 15:
"Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan."
Di sini, Al-Qur'an disebut sebagai cahaya yang menerangi, yang merupakan wujud dari bayyinah itu sendiri.
Tidak ada lafal doa khusus yang kaku untuk memohon bayyinah. Yang terpenting adalah ketulusan hati dan keyakinan saat berdoa. Anda bisa merangkai kata-kata sendiri yang mencerminkan keinginan Anda untuk mendapatkan kejelasan dan bukti. Namun, ada beberapa contoh doa yang bisa dijadikan rujukan:
Selain doa lisan, memohon bayyinah juga diwujudkan dalam tindakan nyata:
Dalam sejarah para nabi, banyak sekali kisah tentang bagaimana Allah memberikan bayyinah kepada mereka sebagai bukti kenabian dan kebenaran ajaran mereka. Nabi Ibrahim AS memohon kepada Allah untuk diperlihatkan bagaimana Allah menghidupkan orang mati (Al-Baqarah: 260). Allah pun menjawab doanya dengan menunjukkan kepadanya empat ekor burung yang kemudian disembelih dan dipotong-potong, lalu diletakkan di tiap bukit, kemudian dipanggil. Burung-burung itu pun terbang kembali dalam keadaan hidup. Kejadian ini menjadi bayyinah yang sangat nyata bagi Nabi Ibrahim AS.
Kisah-kisah semacam ini mengajarkan kepada kita bahwa Allah Maha Kuasa untuk memberikan bukti yang paling jelas kepada hamba-Nya yang memohon dengan tulus.
Memohon doa bayyinah adalah sebuah investasi spiritual yang sangat berharga. Ia membimbing kita untuk senantiasa berada di jalur kebenaran, menjauhkan diri dari kebatilan, dan memberikan ketenangan jiwa dalam menghadapi segala persoalan hidup. Dengan hati yang bersih dan niat yang tulus, semoga Allah senantiasa menganugerahkan bayyinah dalam setiap langkah kita.
Pelajari Lebih Lanjut tentang Cahaya Kebenaran