Ilmu Menurut Islam: Cahaya Penuntun Kehidupan

Dalam Islam, ilmu bukanlah sekadar kumpulan pengetahuan atau fakta yang bersifat duniawi. Ilmu memiliki makna yang jauh lebih dalam dan mulia. Ia adalah anugerah terbesar dari Allah SWT yang berfungsi sebagai cahaya penuntun bagi umat manusia untuk memahami alam semesta, eksistensi diri, dan jalan menuju ridha-Nya. Mempelajari dan mengamalkan ilmu adalah ibadah yang sangat dianjurkan, bahkan diwajibkan.

Prioritas dan Keutamaan Ilmu dalam Islam

Al-Qur'an dan As-Sunnah (hadis Nabi Muhammad SAW) secara eksplisit menekankan pentingnya ilmu. Allah SWT berfirman dalam Surah Az-Zumar ayat 9:

"Katakanlah: ‘Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’ Sesungguhnya hanya orang yang berakal yang dapat menerima pelajaran."
Ayat ini menegaskan perbedaan mendasar antara mereka yang memiliki ilmu dan yang tidak. Ilmu memberikan kemampuan untuk berpikir, memahami, dan membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga." (HR. Muslim). Sabda ini menunjukkan betapa besar pahala dan keutamaan yang akan diperoleh oleh pencari ilmu.

Tujuan Pencarian Ilmu

Pencarian ilmu dalam Islam memiliki tujuan yang luhur, yaitu:

  1. Mengenal Allah SWT: Ilmu yang paling utama adalah ilmu tentang Allah (makrifatullah). Dengan ilmu, seorang hamba dapat mengagumi kebesaran, kekuasaan, dan ke Maha-an Tuhan-nya, yang pada akhirnya akan meningkatkan ketakwaan dan kecintaannya kepada Allah.
  2. Memahami Agamanya: Seorang Muslim wajib mempelajari ilmu agama untuk dapat melaksanakan ibadahnya dengan benar, memahami hukum-hukum Islam, dan menjalankan kehidupan sesuai tuntunan syariat.
  3. Memakmurkan Bumi: Islam juga mendorong umatnya untuk menuntut ilmu pengetahuan umum (sains dan teknologi) yang bermanfaat untuk kemaslahatan umat manusia dan alam semesta. Ilmu jenis ini disebut ilmu dunia yang diridhai, karena penguasaannya dapat menopang kehidupan, menciptakan kemajuan, dan mengurangi kesulitan hidup.
  4. Menghindari Kebatilan: Ilmu pengetahuan berfungsi sebagai benteng pertahanan diri dari kesesatan, keraguan, dan ajaran yang menyimpang dari kebenaran.

Jenis-Jenis Ilmu dalam Islam

Para ulama mengklasifikasikan ilmu menjadi dua kategori utama:

1. Ilmu Naqli (Ilmu Wahyu)

Ini adalah ilmu yang bersumber langsung dari Allah SWT yang diwahyukan kepada para nabi dan rasul, yang kemudian dibukukan dalam kitab suci Al-Qur'an dan dijelaskan dalam Sunnah Rasulullah SAW. Ilmu ini mencakup:

2. Ilmu Aqli (Ilmu Akal atau Ilmu Dunia)

Ini adalah ilmu yang diperoleh melalui pengamatan, akal pikiran, dan pengalaman manusia. Islam tidak melarang umatnya untuk mempelajari ilmu ini, bahkan mendorongnya, selama ilmu tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip agama dan dimanfaatkan untuk kebaikan. Contohnya meliputi:

Penting untuk dicatat bahwa ilmu dunia yang dikecam dalam Islam adalah ilmu yang membawa kesesatan, seperti sihir yang dilarang, atau ilmu yang diperuntukkan untuk menghancurkan dan merugikan sesama.

Ilmu yang Bermanfaat

Dalam Islam, tidak semua ilmu dianggap sama bernilainya. Ada ilmu yang bermanfaat dan ada yang tidak bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dapat mendekatkan diri kepada Allah, memperbaiki akhlak, membangun peradaban, serta memberikan solusi bagi permasalahan umat manusia. Rasulullah SAW berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima." (HR. Ibnu Majah).

Oleh karena itu, seorang Muslim diajarkan untuk senantiasa mengarahkan tujuan pendidikannya untuk mencari ilmu yang mendatangkan kebaikan di dunia dan akhirat. Ilmu adalah investasi terbaik, cahaya yang menerangi kegelapan, dan kunci menuju kesuksesan hakiki yang hakiki.

🏠 Homepage