Dalam lanskap keagamaan dunia, Islam dan Kristen berdiri sebagai dua dari tiga agama monoteistik terbesar. Meskipun seringkali dipandang melalui lensa perbedaan, menelusuri akar sejarah dan ajaran inti kedua agama ini mengungkapkan kesamaan yang mendalam dan seringkali terlupakan. Kedua keyakinan ini tidak hanya berbagi akar kenabian yang sama, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika yang universal, seperti kasih sayang, keadilan, dan pentingnya berbuat baik.
Titik temu paling fundamental antara Islam dan Kristen terletak pada pengakuan terhadap serangkaian nabi yang diutus oleh Tuhan yang sama. Keduanya menghormati Nabi Adam sebagai manusia pertama, Nabi Nuh yang membawa bahtera keselamatan, Nabi Musa yang memimpin kaumnya keluar dari perbudakan, dan Nabi Ibrahim yang dianggap sebagai bapak para nabi. Dalam tradisi Islam, Ibrahim adalah figur sentral, seorang hanif (monoteis murni) yang membangun Ka'bah bersama putranya, Ismail. Sementara dalam tradisi Kristen, Ibrahim juga dihormati sebagai leluhur spiritual yang imannya dijadikan teladan.
Tokoh sentral Kristen, Yesus Kristus, juga memiliki tempat terhormat dalam Islam. Umat Muslim meyakini Yesus sebagai Al-Masih, seorang nabi mulia yang dilahirkan dari perawan Maryam (Maria) melalui mukjizat ilahi. Al-Qur'an, kitab suci Islam, menggambarkan Yesus sebagai nabi pembawa mukjizat, penyelamat, dan memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah. Namun, Islam tidak meyakini Yesus sebagai Tuhan atau anak Tuhan dalam pengertian literal, melainkan sebagai manusia yang dipilih dan diistimewakan oleh Allah. Perbedaan pandangan mengenai hakikat Yesus inilah yang menjadi salah satu titik perbedaan teologis utama, namun tidak menafikan penghormatan yang diberikan oleh Islam kepadanya.
Di luar sosok para nabi, kedua agama ini memiliki kesamaan yang kuat dalam ajaran moralnya. Konsep dasar mengenai kebaikan, kejujuran, kesederhanaan, dan pentingnya membantu sesama tertanam kuat dalam kitab suci dan tradisi keduanya. Ajaran untuk mengasihi sesama, memaafkan, dan berlaku adil adalah prinsip-prinsip yang ditemukan dalam Al-Qur'an maupun Alkitab.
Misalnya, perintah dalam Kristen untuk "kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" menemukan resonansi dalam ajaran Islam mengenai pentingnya bersikap baik kepada tetangga, menyantuni fakir miskin, dan menjaga silaturahmi. Konsep jihad dalam Islam, yang sering disalahpahami sebagai perang suci, pada dasarnya mencakup perjuangan melawan hawa nafsu, berupaya meningkatkan diri, dan menegakkan keadilan, yang sejajar dengan perjuangan spiritual dan moral yang diajarkan dalam Kristen.
Keduanya juga menekankan pentingnya pertanggungjawaban di akhirat. Konsep surga dan neraka, hari penghakiman, dan balasan atas perbuatan di dunia merupakan elemen kunci dalam soteriologi (studi tentang keselamatan) kedua agama. Ini mendorong umatnya untuk menjalani kehidupan yang saleh, menjauhi maksiat, dan senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan.
Meskipun kesamaan sangat banyak, perbedaan antara Islam dan Kristen juga signifikan. Perbedaan teologis utama terletak pada hakikat Tuhan dan peran Yesus Kristus. Islam secara tegas mengajarkan tauhid (keesaan mutlak Allah) dan menolak segala bentuk syirik (menyekutukan Allah), termasuk konsep Tritunggal dalam Kristen. Bagi Muslim, Allah itu esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan.
Perbedaan lainnya mencakup kitab suci utama, praktik ibadah, dan hukum syariat. Al-Qur'an diyakini oleh Muslim sebagai firman Allah yang terakhir dan terpelihara keasliannya, sementara umat Kristen menganggap Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) sebagai wahyu ilahi yang mencakup berbagai kitab dan tradisi. Perbedaan dalam tata cara shalat, puasa, dan ritual ibadah lainnya mencerminkan ekspresi keimanan yang unik bagi masing-masing agama.
Menyadari kesamaan ini bukan berarti mengabaikan perbedaan. Sebaliknya, pemahaman yang mendalam tentang akar sejarah dan nilai-nilai universal yang dibagi oleh Islam dan Kristen dapat menjadi fondasi yang kokoh untuk dialog antaragama yang produktif. Dengan fokus pada prinsip-prinsip kasih, keadilan, dan perdamaian yang dijunjung tinggi oleh kedua keyakinan, umat Muslim dan Kristen dapat bekerja sama untuk membangun masyarakat yang lebih harmonis dan toleran.
Sejarah hubungan antara Islam dan Kristen pun kaya dengan periode interaksi, pertukaran budaya, dan bahkan konflik. Namun, di era modern ini, semakin banyak upaya yang dilakukan untuk memahami satu sama lain, menghargai perbedaan, dan menemukan titik temu demi kebaikan bersama. Pengakuan atas kesamaan dalam ajaran moral dan spiritual, serta pengakuan terhadap nabi-nabi yang sama, adalah langkah penting untuk menjembatani kesenjangan dan memupuk rasa saling menghormati antar pemeluk agama.
Pada akhirnya, baik Islam maupun Kristen, dari sudut pandang yang berbeda, mengajak umat manusia untuk hidup dalam kebaikan, kebenaran, dan kedekatan dengan Sang Pencipta, serta untuk mewujudkan kasih di antara sesama.