Islam Membimbing Manusia Agar Kembali Kepada Fitrahnya

Simbol Fitrah Islam

Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci, memiliki potensi kebaikan, dan cenderung kepada kebenaran. Inilah yang disebut dengan fitrah. Namun, seiring perjalanan hidup, pengaruh lingkungan, godaan dunia, dan hawa nafsu dapat menjauhkan manusia dari kesucian aslinya. Islam hadir sebagai rahmatan lil 'alamin, sebuah sistem ajaran yang komprehensif, yang membimbing manusia untuk kembali menyentuh dan menguatkan kembali fitrahnya.

Memahami Konsep Fitrah dalam Islam

Fitrah dalam Islam bukanlah sekadar naluri biologis, melainkan sebuah esensi spiritual dan moral yang tertanam sejak penciptaan. Ia mencakup kecenderungan untuk beriman kepada Sang Pencipta, mengakui keesaan-Nya, menyukai kebaikan, keadilan, dan keindahan, serta menolak keburukan dan kebatilan. Al-Qur'an menyebutkan, "Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus; (tetapkanlah) fitrah Allah sebagaimana Allah menciptakan manusia di atasnya. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Ar-Rum: 30). Ayat ini menegaskan bahwa fitrah adalah bawaan alami manusia yang selaras dengan ajaran Islam yang murni.

Bagaimana Islam Membimbing Kita?

Islam menyediakan serangkaian panduan dan ajaran yang dirancang secara sistematis untuk menjaga dan mengembalikan manusia pada fitrahnya. Panduan ini mencakup aspek akidah (keimanan), syariah (hukum), dan akhlak (moralitas).

Menjaga dan Mengembalikan Fitrah di Era Modern

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang penuh tantangan, seperti godaan materi, arus informasi yang deras, dan tekanan sosial, menjaga fitrah bisa menjadi sebuah perjuangan. Namun, Islam memberikan solusi yang relevan.

"Sesungguhnya hati ini bisa berkarat sebagaimana besi berkarat ketika terkena air." Para sahabat bertanya, "Apa yang bisa membersihkannya?" Beliau bersabda, "Membaca Al-Qur'an, zuhud (tidak terlalu terikat dunia), dan dzikir kepada Allah serta bertobat kepada-Nya."

Kalimat bijak tersebut mengingatkan kita akan pentingnya merawat hati. Membaca Al-Qur'an dengan tadabbur (perenungan) akan menerangi jiwa. Mengamalkan zuhud (bukan berarti menolak dunia, tetapi tidak berlebihan dalam mencintainya) membantu kita fokus pada tujuan akhir yang lebih hakiki. Dzikir adalah cara untuk terus terhubung dengan Allah, menjaga hati tetap hidup dan sadar. Dan taubat adalah sarana membersihkan diri dari dosa dan kesalahan yang bisa mengotori fitrah.

Lebih lanjut, interaksi sosial yang sehat dalam kerangka ajaran Islam, seperti silaturahmi, saling menasihati dalam kebaikan, dan menjauhi lingkungan yang buruk, juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan fitrah. Lingkungan yang positif akan mendorong seseorang untuk terus berbuat baik dan menjauhi maksiat.

Islam, dengan segala tuntunannya, adalah kompas moral dan spiritual yang senantiasa mengarahkan manusia pada jati dirinya yang paling murni. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara sungguh-sungguh, setiap individu dapat menemukan kembali kedamaian batin, kebahagiaan sejati, dan ketenangan hidup dengan kembali pada fitrahnya yang luhur. Ini adalah perjalanan mulia yang menjanjikan kebaikan di dunia dan keselamatan di akhirat.

🏠 Homepage