Kehidupan adalah anugerah yang tiada tara, sebuah perjalanan penuh misteri dan makna. Dalam Islam, kajian mendalam tentang hakikat kehidupan tidak hanya sekadar refleksi filosofis, tetapi juga merupakan perintah ilahi untuk mengenal pencipta dan tujuan keberadaan kita di dunia ini. Memahami kehidupan dari perspektif Islam berarti menggali hikmah di balik setiap kejadian, merenungi tujuan diciptakannya manusia, serta bagaimana seharusnya kita menjalani setiap detik dengan penuh kesadaran.
Salah satu pondasi utama kajian Islam tentang kehidupan adalah memahami tujuan fundamental diciptakannya manusia. Al-Qur'an dengan jelas menyatakan bahwa manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Firman-Nya dalam Surah Adz-Dzariyat ayat 56 berbunyi, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." Pengabdian ini bukan hanya sebatas ritual formal seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan. Setiap tindakan, perkataan, dan niat yang diniatkan karena Allah dan sesuai dengan tuntunan-Nya adalah bentuk ibadah.
Ibadah dalam makna luas ini meliputi etos kerja yang baik, kejujuran dalam berbisnis, kasih sayang terhadap sesama, menjaga kelestarian alam, hingga menegakkan keadilan. Ketika setiap perbuatan diarahkan untuk ridha Allah, maka kehidupan duniawi akan menjadi sarana untuk meraih kebahagiaan di akhirat. Hal ini mengajarkan bahwa kehidupan bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah ladang amal untuk masa depan yang abadi.
Kajian Islam juga memandang kehidupan dunia sebagai sebuah ujian. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Mulk ayat 2, "Yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antaramu yang paling baik amalnya..." Ujian ini hadir dalam berbagai bentuk, baik berupa kemudahan maupun kesulitan. Kesenangan, kekayaan, kesehatan, dan keberhasilan seringkali diuji dengan rasa syukur dan kemampuan untuk berbagi. Sebaliknya, penderitaan, kemiskinan, penyakit, dan kegagalan diuji dengan kesabaran (sabar) dan keteguhan iman.
"Sungguh, manusia itu diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan, dia berkeluh kesah, dan apabila dia mendapat kebaikan, dia enggan (menolong)." (QS. Al-Ma'arij: 19-21)
Ayat ini mengingatkan kita untuk senantiasa menjaga keseimbangan dalam menghadapi berbagai kondisi. Selain sebagai ujian, kehidupan juga merupakan amanah dari Allah. Kita diberikan akal, fisik, harta, dan kesempatan untuk menggunakannya di jalan yang benar. Amanah ini menuntut pertanggungjawaban. Setiap nikmat yang diberikan harus disyukuri dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, bukan untuk kesombongan atau kemaksiatan.
Dalam hiruk pikuk kehidupan modern yang penuh dengan tekanan dan ketidakpastian, kajian Islam menawarkan solusi hakiki untuk menemukan ketenangan jiwa. Sumber ketenangan tersebut adalah dengan senantiasa mengingat Allah. Sebagaimana firman-Nya dalam Surah Ar-Ra'd ayat 28, "Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram."
Mengingat Allah dapat dilakukan melalui berbagai cara, termasuk membaca Al-Qur'an dengan tadabbur (perenungan), memperbanyak dzikir (menyebut nama Allah), shalat dengan khusyuk, berdoa, dan merenungi ciptaan-Nya. Ketika hati senantiasa terhubung dengan Sang Pencipta, maka segala kegelisahan, kecemasan, dan kesedihan akan terasa lebih ringan. Kehidupan yang dijalani akan diliputi oleh rasa aman, optimisme, dan keyakinan akan pertolongan Allah.
Kajian Islam tentang kehidupan tidak lepas dari penekanan pada etika dan akhlak mulia. Islam mengajarkan pentingnya hubungan yang baik dengan sesama, baik keluarga, tetangga, maupun masyarakat luas. Kejujuran, amanah, sabar, pemaaf, tawadhu' (rendah hati), dan kasih sayang adalah pilar-pilar akhlak yang harus dipegang teguh. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya."
Akhlak yang baik menjadi cerminan keimanan seseorang. Dengan berakhlak mulia, seorang Muslim tidak hanya membangun hubungan yang harmonis di dunia, tetapi juga akan mendapatkan balasan kebaikan di akhirat. Kehidupan yang dijalani dengan akhlakul karimah akan menjadi bukti nyata bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil 'alamin (membawa rahmat bagi seluruh alam).
Pada akhirnya, kajian Islam tentang kehidupan mengingatkan kita bahwa dunia ini hanyalah persinggahan sementara. Tujuan utama kita adalah meraih kebahagiaan abadi di akhirat. Dengan memahami tujuan penciptaan, menjalani kehidupan sebagai ujian dan amanah, mencari ketenangan melalui dzikrullah, serta berakhlak mulia, kita dapat mengarungi kehidupan ini dengan penuh makna, keberkahan, dan ridha Allah SWT.